Kembali Baik

2.6K 153 1
                                    

Assalamu'alaikum Readers!
Gimana puasanya 😄?

Author kembali hihi..

Oke , langsung aja . Selamat membaca 🌹

Gadis itu masih terbaring lemah di atas kasur , setelah di periksa oleh dokter yang kebetulan adalah teman Rasyid yang tinggal di Mesir . Sejak tadi tak henti - hentinya ia berdzikir dan memohon ampun pada Sang Pencipta karena telah melukai perasaan istrinya.

Kelopak mata gadis itu perlahan terbuka , pandangannya masih remang - remang , hingga wajah suaminya terlihat jelas di hadapannya.

"Alhamdulillah, kamu udah sadar " Rasyid begitu bersyukur karena Allah masih memberinya kesempatan untuk menatap wajah manis di hadapannya.

"Maaf"

Aida diam , ia tak mengerti dengan perasaanya. Kenapa ia tak bisa marah pada pria itu ? . Apalagi saat melihat wajahnya yang merasa bersalah atas perlakuannya kemarin, sungguh hatinya tak dapat marah.

Aida memalingkan wajahnya dari pria yang terus menggenggam erat tangannya dan melontarkan ucapan maaf padanya .

" Habibati.. Jangan seperti itu.." Ucapnya saat melihat Aida memalingkan wajahnya.

" Maaf telah membuat perasaanmu terluka , maaf telah membentakmu, maaf telah menyuruhmu tidur di kamar tamu. Maaf.."

Sungguh, Aida tak bisa marah padanya , ia pun tak mengerti dengan perasaanya.

" Habibati.., makan dulu ya.." bujuknya

Aida menggeleng lemah , " Aida nggak laper "

" Tapi harus tetap makan "

Aida menggeleng

" Nurut sama suami apa hukumnya?"

Gadis itu mengangguk pasrah , jika tidak dosa akan menghampirinya , dan ia tak mau itu.

Rasyid mengambil semangkuk bubur yang sudah ia siapkan di atas meja dekat kasur.

" Bismillah , Aaa.."

Aida diam , " Aida bisa makan sendiri kak.."

" Tidak menerima penolakan"

Gadis itu membuka mulutnya dengan malas , ia tak ingin di perlakukan layaknya anak kecil . Ah, sudahlah, Rasyid sudah menyuapinya .

Setelah bubur itu habis , ia mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya sebelum Maghrib datang , ia benar - benar lemas.

Rasyid membelai rambut Aida pelan karena ia tak ingin membuatnya terbangun . Ah , itu adalah rambut yang selalu ia cium , dan semalam ia tak menyapanya . Wajah itu , wajah yang selalu ia tatap setiap kali sang pemilik tidur , dan kali ini wajah itu tampak pucat.

Ia menghela nafasnya panjang , ia bingung. Bagaimana jika Aida tahu yang sebenarnya tentang dirinya? Tentang dirinya yang sepertinya tak akan bisa lama membahagiakannya . Sudahlah.

Rasyid membangunkan istrinya saat kumandang adzan Maghrib terdengar , walaupun sedikit tak tega tapi itu adalah cara agar mereka berdua meraih Jannah-Nya .

"Eunghh.." lenguhan gadis yang baru saja membuka kelopak matanya.

" Udah adzan , kita shalat yuk!" Ajak Rasyid

" Kak Rasyid nggak ke Masjid?" Tanya Aida dengan suara khas bangun tidur.

" Saya khawatir tentang keadaanmu"

Aida beranjak duduk , kemudian menggeleng tegas.

" Aida nggak apa - apa kok , kewajiban laki - laki kan shalat di Masjid . Emang mau peci sama sarungnya berubah jadi mukena ?"

Pertanyaan Aida sukses membuat Rasyid bungkam dan menggeleng cepat .

" Oke , saya ke Masjid . Kamu hati - hati "

Aida hanya mengangguk

" Assalamu'alaikum , habibati.."

"Wa'alaikumussalam" 

                          _________

Usai shalat dan mengadukan segalanya pada Sang Pencipta . Ia membuka Al Qur'an , lalu membacanya. Lantunan demi lantunan ia lantunkan , air matanya jatuh tepat saat membaca Surat Ar Rahman ayat 13 :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukazzibaan

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 13)

Ia sadar atas segala nikmat yang telah Allah berikan , bahkan sampai lupa untuk sekedar mensyukuri nikmat sehat . Bernafas saja gratis , belum lagi nikmat lainnya yang tak terhitung . Ia tergugu dalam tangisnya , rasanya ia benar - benar menjadi manusia yang penuh dosa  , dan itu bukan rasanya lagi tapi memang benar.

Ia teringat bahwa ia mendiamkan Rasyid bahkan sebelum tidur ia tak ingin menatap wajahnya , tentu saja hal itu bagian dari dosa. Tangisnya semakin menjadi saat mengingat semua dosanya.

Klek , pintu terbuka menampilkan sosok Rasyid yang panik melihat istrinya menangis. Ia segera menghampiri istrinya dan mendekap tubuhnya.

" Kamu kenapa? Ada yang sakit ? Aku telpon Rahma lagi ya " Tanya Rasyid yang terlihat sangat panik.

Aida menggeleng cepat , " Hiks..Nggak usah hiks.."

Rasyid jadi di buat bingung dengan keadaanya , " Terus kamu kenapa ? Jangan buat saya khawatir .."

Aida mendongak menatap manik mata suaminya , " Ma-afin  Aida hiks.. A-Aida salah "

Rasyid bernafas lega , ia kira istrinya sakit . " Maafin saya juga.. seharusnya saya nggak su'udzhan "

Aida mengangguk sambil menyeka air matanya .

" Kamu jelek "

Aida menatap tajam Rasyid , " Ish! Sebel ! "

Kemudian gadis itu beranjak meninggalkan Rasyid yang tertawa terbahak - bahak karena melihat wajah menggemaskan itu .

" Hahaha.."

" Nggak lucu ! Biarin Aida jelek tapi Aida nggak jomblo!"

" Emang ada yang mau nikah sama kamu ?" Goda Rasyid kembali membuat Aida mencebikkan bibirnya kesal.

" KAK RASYID !!"

                      ____________

* Jangan lupa vote dan coment ya !

Jangan lupa juga baca Al Qur'an

Wassalamu'alaikum

Subang , 1 Mei 2020_






Ketika Taqdir Yang MemilihWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu