Pergi

2.5K 168 0
                                    

Bismillah...
Selamat membaca.

                    ❤❤❤

Fajar kali  ini matahari mulai muncul menampakkan dirinya, hembusan angin pagi membuai wajah gadis berkhimar peach itu.

Aida tengah menyimak kajian shubuh di luar masjid bersama yang lain, kajian itu  di sampaikan ustadz Adam. Ya! Ustadz itu telah kembali.

"Kalian dapat salam dari Ustadz Rasyid, ia benar - benar minta maaf tidak bisa berpamitan dengan kalian, ia telah kembali ke Mesir untuk melanjutkan study-nya " Ucap ustadz Adam di akhir kajiannya

Entah kenapa, sebersit rasa sakit mengenai hati gadis itu. Aida tak mengerti dengan perasaanya, rasanya ia seperti kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupnya. Yang Aida bingungkan kenapa ia pergi tanpa pamit?. Itu yang menimbulkan sejuta pertanyaan di hatinya.

Kepergiannya membuat hati gadis itu sakit, apalagi pergi tanpa pamit. Aida hanya dapat menghela nafasnya, mungkin semua ini memang taqdir dari sang pencipta.

Di tambah lagi, sekarang dirinya dan juga teman - temannya yang lain akan menjalankan Ujian. Dia harus rajin menghafal mulai dari saat ini. Ustadz mengatakan Ujian akan di laksanakan bulan depan, dan Aida menghafal saat - saat ini, agar nanti dia tinggal mengulang yang sudah ia hafal.

                   🍃🍃🍃

Sore ini langit senja belum nampak, tergantikan oleh langit mendung. Dan di menit berikutnya hujan turun dengan deras. Lagi - lagi langit seperti sedang meratapi kesedihan gadis manis itu. Gadis yang sedang berdiri di teras asrama, tangannya tertarik untuk merasakan tetesan hujan. Tatapannya masih lurus memandang tetesan hujan yang terus terjatuh.

"اللهم صيبا نفعا "

Aida melantunkan kalam - kalam-Nya, di temani hujan yang turun dengan derasnya.

"Aida, masuk yuk!  Nanti kamu sakit " ajak Hafshah yang melihat Aida mematung dengan uluran tangan yang merasakan tetesan hujan.

Aida hanya menoleh dan tersenyum, ia turunkan tangannya. Lalu melangkah menghampiri Hafshah , tapi belum langkah itu sempurna, rasa pusing menerpanya. Kemudian dia merasakan kakinya yang tak dapat menopang tubuhnya, dan setelah itu gelap.

                     🌾🌾🌾

Hafshah terkejut ketika melihat tubuh Aida terjatuh, ia segera memanggil teman - temannya untuk membantu mengangkat tubuh Aida yang sudah terkujur lemas. 

Hafshah memberinya minyak kayu putih untuk menghangatkanya, juga selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.  Hafshah mendekatkan minyak kayu putih ke hidungnya, menit berikutnya kelopak mata Aida mulai membuka, ia masih mengerjapkanya.

"Alhamdulillah " ucapan syukur terlontar dari bibir teman - temannya.

Ia meraih kepalanya yang masih terasa pening.
"Masih pusing Da? " Tanya Hafshah

Aida hanya mengangguk

"Kamu habis nangis ya? "

Aida terkejut dengan pertanyaan yang Hafshah lontarkan

"Apa mataku sembab Shah? " tanya Aida

Hafshah mengangguk, ia memeluk Aida yang masih berbaring.

"لا تحزن ان الله معك " bisik Hafshah di telinga Aida

Kata yang Hafshah ucapkan, mengingatkanya kepada Rasyid, karna Rasyid pernah mengatakan itu padanya. 

'Oh.. Allah.. Maafkan Aida yang masih berlebihan dalam menangis, entah ya Rabb, rasa itu tiba - tiba hadir dan meninggalkan sebuah kekecewaan. Maafkan Aida ya Rabb,  Aida telah jatuh cinta '

                      🌿🌿🌿

Assalamu'alaikum Readers, author hadir kembali eaakk 😂. Gimana nih part ini?
Jazakillah khairan bagi yg sudah menunggu cerita ku dan membacanya. 

الى اللقاء 😊

Jangan lupa baca Al Qur'an

Wassalamu'alaikum





Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now