Ali

3.3K 222 4
                                    

Aida tengah membereskan bukunya setelah ia selesai mengajar. Hari ini ia begitu senang karna dapat kesempatan untuk berbagi ilmu kepada orang lain.

Ia berjalan keluar kelas, berniat untuk pergi ke kamarnya. Ia berusaha tak menghiraukan kata-kata yang Rasyid ucapkan, walaupun kadang terlintas di pikiranya, ia berusaha menepisnya.

Aida memegang keningnya yang terasa agak pusing. Karna saking semangatnya mengajar, ia sampai lupa makan siang , ditambah tadi terlalu capek mengajar.

"Brukk.. "Aida tak sengaja menabrak seseorang, ia mengambil bukunya yang jatuh berserakan. Kepalanya terasa pusing, ia mengangkat kepalanya setelah membereskan bukunya.

"Aida! " seorang pria terpekik kaget ketika melihat orang yang tak sengaja menabraknya.

"Ali" hanya satu kata yang Aida ucapkan.

"Ma'af ya.. Aku nggak sengaja" ucap Aida meminta ma'af

"Nggak pp kok da, kamu habis dari mana? "

"Dari ruang kelas madrasah diniyyah"

"Kamu.. Ngajar? "

Aida hanya mengangguk, dia memegang keningnya  yang terasa pusing.

"Kamu nggak pp da? " tanya Ali

"Nggak apa-apa, aku pergi dulu ya!  Assalamu'alaikum "  pamit Aida, lalu berjalan pergi

"Wa'alaikumussalam "

Tapi siapa sangka, ada sosok yang memperhatikan interaksi mereka berdua. Rasyid

              *         *        *
Aida tengah berbaring di atas kasurnya, kepalanya benar - benar terasa pusing hingga dia harus mencoba memejamkan matanya.

Syifa telah memberikanya obat dan makanan, semua itu telah Aida nikmati. Kini dia masih berbaring lemas di atas benda yang empuk.

Adzan maghrib tiba, seperti biasa semua santri sudah berada di masjid untuk melaksanakan shalat berjama'ah.

Hanya ada Aida dan Syifa di kamar khaulah (kamar Aida), kebetulan Syifa bertugas sebagai kesehatan disana.

Setelah maghrib seharusnya Aida mengikuti rapat eskul tahfidz, karna akan ada lomba antar pesantren minggu depan.

Aida meminta Syifa untuk memberitahu kepada Ali selaku ketua pemimpin rapat bahwa Aida sakit. Syifa pun meng-iyakannya.

                  *          *          *
"Assalamu'alaikum " salam Syifa yang datang agak telat

"Wa'alaikumussalam " jawab peserta rapat

"Kamu sendiri? " tanya Ali

"Iya. Em.. Aida nggak bisa ikut rapat karna dia lagi sakit"

"Sakit apa? "

"Badanya lemes sama kepalanya pusing "

"Syafahallah, bilangin sama dia"

Syifa mengangguk dan duduk.

Selama rapat semua tampak serius dengan mendengarkan argumen dari Ali. Dia tampak tenang juga berwibawa dalam menyampaikan pendapat.

Tak heran banyak santri akhwat yang mengaguminya sampai ada yang menikungnya di sepertiga malam. Tanpa di sadari Syifa termasuk salah satu yang menikungnya di sepertiga malam.

Syifa menyimpan perasaanya dengan baik, dia belum pernah menceritakanya pada Aida. Karna menurutnya menceritakan hal itu terlalu malu baginya.

Usai rapat, Syifa segera kembali ke kamarnya. Jantungnya tidak normal semenjak ia mengikuti rapat, maka dari itu dia ingin menormalkannya kembali.

"Syifa? " sapa seseorang

"Hah? Eh..  Iya kenapa? " tanya syifa gugup setelah menyadari siapa yang menyapanya.

"Kamu jangan melamun disini, bahaya " ucap Ali

Tak disangka ucapan Ali membuat pipi Syifa bersemu merah. Menurut Syifa ucapan Ali seperti bentuk perhatian untuknya.

Ali segera pamit setelah menyapa Syifa yang melamun di tangga masjid, sedangkan syifa berjalan pergi menuju kamarnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Assalamu'alaikum para pembaca.... Terimakasih telah membaca ceritaku.... Maaf kalau ada typo masih belajar hhehe

Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now