Menurutku ini bukan suatu kebetulan, Allah telah merancang segalanya.
_Rasyid An-Nasir_
Aida dan keluarganya tengah duduk di kursi kereta . Ya! Mereka akan ke Surabaya . Aida menatap ke arah luar jendela , pepohonan hijau sangat menggugah hatinya. Perjalanannya kali ini akan di mulainya selama kurang lebih 8 jam . Perjalanan yang panjang bukan?
Ia membuka buku yang di bawanya . Novel best seller yang sering ia baca berulang - ulang. Jika matanya tak kuat karena di serang kantuk ,ia memutuskan untuk tidur.
🥀🥀🥀
"Kamu dimana ,Al?" Tanya pria itu pada seseorang di balik teleponnya
"Aku di kamar 135 ,kak"
" Saya kesana sekarang "
Ya! Pria tampan itu Rasyid An- Nasir . Ia akan bertemu dengan Ali di rumah sakit di daerah Surabaya , sekalian menjenguk teman Ali dan bertemu dengan sahabatnya di sana.
Rasyid bergegas mencari ruangan tersebut . Hingga langkahnya terhenti tepat di depan kamar no 135.
"Assalamu'alaikum" ucapnya sambil memutar knop pintu
"Wa'alaikumussalam . Kak Rasyid " Jawab Ali ketika melihat pria itu berdiri di dekat pintu
Rasyid berjalan mendekati Ali dan beberapa temannya .
" Sehat kak? " Tanya Ali
" Alhamdulillah,kamu sendiri ?"
"Alhamdulillah"
" Kenalin kak . Ini Adnan , ini Shidbir dan ini Rama " Tunjuk Ali pada teman - temannya , termasuk pada Rama yang sedang sakit .
"Rasyid"
Mereka berbincang - bincang bersama sekaligus berbagi pengalaman.
🥀🥀🥀
" Alhamdulillah,Sampai juga " Ucap Aida setelah menatap bangunan Rumah sakit yang ia dan keluarganya tuju.
Mereka masuk dan segera mencari kamar 130 dimana Fikri di rawat. Setelah menemukannya , Aida mengucapkan salam dan masuk.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam , Aida?" Bunda Aisyah langsung menyahut dan memeluk Aida yang terdiam mematung .
Air matanya jatuh ketika melihat Fikri terkulai lemah di atas brankar dengan berbagai macam alat yang tertempel di tubuhnya .
Maaf
Suara hatinya masih terus meronta . Jahatkah ia ?
Umma dan yang lain bergantian masuk , karena perawat tak mengizinkan kami semua masuk , ya! Karena terlalu banyak.
Setelah semua selesai , Aida memberanikan masuk ke dalam. Pria itu yang dengan berani melamarnya . Aida memutar kembali memorinya saat ia bertemu Fikri di pesawat , sungguh sangat malu dirinya.
Fikri tengah koma , ia belum sadarkan diri sejak peristiwa itu terjadi.
" Assalamu'alaikum, Fikri. Maafin aku ... Aku belum bisa mencintaimu . Ku kira cinta akan datang secepatnya , tapi tidak sepertinya " Ucapnya pada Fikri yang masih terpejam
"Kamu kapan bangun?.." Suaranya parau
Dan air mata itu turun kembali , mengingat semuanya membuat ia menangis . Apalagi dengan kondisi Fikri yang seperti ini , ia benar - benar tak tega.
" Hiks...Maaf"
Di tempat lain , Rasyid akan menemui sahabatnya yang merupakan dokter disini . Walaupun umur mereka berbeda 2 tahun , Rasyid menganggapnya sahabat.
Tapi , tiba - tiba langkahnya terhenti ketika melihat Umma Zainab yang tengah duduk di depan kamar 130.
"Assalamu'alaikum,Umma"
"Wa'alaikumussalam. Loh Rasyid? Kenapa ada disini? " Tanya Ummu Zainab yang merupakan ibu dari Aida.
"Saya sedang mengunjungi Ali disini"
"Umma kok ada disini? Apa Aida sakit?" Sambungnya.
Diam , Umma Zainab benar - benar bingung harus menjawab apa.
"Umma..? Aida baik - baik aja kan?"
" Iya , dia baik"
"Lalu?"
" Calon suami Aida yang sakit"
Deg! Calon suami Aida. Dan itu bukan kau Rasyid.
Tenggorokan Rasyid tercekat , lidahnya kelu . Sungguh , apakah Aida telah benar - benar melupakannya?
"Apa Rasyid boleh bertemu?" Tanyanya karena dia ingin bertemu Aida untuk terakhir kalinya
Ummu Zainab diam.
" Rasyid tak akan merusak hubungan mereka, Umma" lanjutnya
Umma Zainab mengangguk ,ia menunjuk kamar no 130 .
Rasyid membuka knop pintu . Terlihat jelas gadis manis berkhimar peach yang tengah duduk di samping pria yang terkulai lemas tak berdaya.
Tubuhnya membeku kala melihat Aida menangis . Entah , tapi dia ikut merasakan sakit .
"Maaf..Hiks.."
Aida belum menyadari kedatangan Rasyid , ia masih tertuju pada Fikri .
Dan semua itu terekam jelas di hadapan Rasyid , pria itu benar - benar sakit hati.Rasyid hendak memutar knop pintu , namun urung saat suara lembut memanggil.
" Siapa di sana?"
Aida membalikkan badannya . Ia memekik kaget , Rasyid ada di hadapannya.
" Kak Rasyid?! Kenapa ada disini?"
" Saya dari tadi Aida. Saya kesini karena akan bertemu Ali sekaligus bertemu sahabat saya disini"
Aida mengangguk ,canggung menetap pada kedua insan itu.
"Maaf, Kak"
Rasyid mengerti alur ucapan Aida .
" Lupakan ,Da. Karena saya tahu bukan hanya saya yang merasakan, tapi juga kamu"
Aida mengangguk.
"Selamat ya! Saya pamit dulu. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
........................................................................
Assalamu'alaikum Readers!
Oke,akhirnya up lagi nihh...Kalo penasaran tunggu part berikutnya ya!
Jangan lupa baca Al Qur'an
Subang,31- 01-2020🍂
![](https://img.wattpad.com/cover/197236361-288-k430716.jpg)
YOU ARE READING
Ketika Taqdir Yang Memilih
Teen Fiction[Belum Revisi] Aida, gadis muslimah cantik yang ta'at akan Rabbnya. Harus memilih satu diantara 2 lelaki yang akan menjadi pelengkap imannya. Rasyid An-Nasir, pemuda tampan yang tengah menuntut ilmu di negara tempat fir'aun berasal. Ilmu agama yang...