Suami?

3.1K 172 2
                                    

"Eh?"

Aida makin salah tingkah di buatnya.
Jantung Aida berdebar kencang ketika Rasyid mendekatinya. Langkahnya semakin mundur ,dan akhirnya kakinya telah sampai di tepi dinding.

"Kak.."

Rasyid malah semakin mendekat hingga deru nafasnya terasa oleh Aida. Ah, bolehkah detik ini Aida pingsan?

"Kalau mau nyisir rambut , di selesain" Ucap Rasyid sembari meraih sisir yang masih menggantung di rambut Aida.

Aida bernafas lega , ia kira Rasyid akan melakukan hal macam - macam padanya. Rasyid tertawa kecil melihat ekspresi Aida.

"Kenapa? Kamu kira saya ak-" Belum sempat Rasyid melanjutkan ucapannya. Jari telunjuk Aida sudah berdiri tepat di depan bibirnya.

" Jangan di lanjutin kak"

Rasyid menjauhkan tangan Aida dari bibirnya, "kenapa?"

"Y-ya , nggak usah di lanjutin aja" Jawabnya gugup

"Maksud kamu gini?" Tanya Rasyid ,lalu mengecup pipi gadis itu secara tiba - tiba.

Mata Aida membulat sempurna, sungguh jantungnya tak bisa di kompromi saat ini.

"Kak Rasyid..." Rengek ya

Rasyid tertawa geli melihatnya, " kenapa? Halal ,Da"

Aida hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Aida mau ke dapur , kak Rasyid mau sesuatu?" Tawarnya

"Saya mau kamu"

"Aida nggak bisa di makan, Kak. Aida bukan makanan"

Rasyid terkekeh, "Emang saya bilang , saya mau makan kamu?"

Aida menggeleng , " Terus apa?"

"Temani saya disini " Jawab Rasyid sembari duduk di sofa

Aida mengangguk ,lalu menghampiri Rasyid yang tengah duduk sembari memegang sebuah buku.

Rasyid menerangkan hal yang ada di dalam buku itu , dan Aida memperhatikannya dengan serius.
Setelah 15 menit, gadis itu mulai mengantuk.

"Jadi maksud dari parag-" Ucapan Rasyid terpotong karena merasakan sesuatu bersandar di bahunya .

Benar, gadis itu tertidur di bahu Rasyid. Rasyid menoleh, memperhatikan wajah cantik istrinya.

"Maafkan saya ,Da. Saya egois"

Setelah mengatakan hal itu , Rasyid membawa tubuh Aida ke kasur dan membaringkannya.

                            ***

Kini mereka tengah mempersiapkan persiapan yang akan mereka bawa ke Mesir. Mereka juga telah membicarakannya kepada kedua orang tua mereka , dan jangan lupa kan keluarga besar yang telah bersatu.

Usai membereskan , Aida mendudukan dirinya di sofa ruang keluarga , menekan salah satu tombol yang berada di badan remote televisi itu. Tak lupa satu toples kue di samping tubuhnya.

Tiba - tiba saja tanpa permisi Rasyid meletakan kepalanya di pangkuan Aida. Hal itu tentu saja membuat Aida kaget , tapi ia memilih menetralkan degup jantungnya.

Rasyid memperhatikan wajah istrinya yang sibuk memperhatikan benda kotak dengan layar menyala di depannya .

Apa tv lebih menarik dari pada saya?

"Da"

"Hm" Jawabnya tanpa memalingkan wajahnya dari layar di depannya.

"Daa"

"Iyaa?"

Akhirnya wajah manis itu menatapnya sembari menautkan satu alisnya seolah - olah mengatakan 'apa?' .

"Dia lebih menarik dari saya?" Tanya Rasyid sengaja ingin menggoda istrinya.

Aida terlihat menautkan kedua alisnya , Dia? Siapa? .

Aida tersenyum manis , " Dia siapa?"

Sungguh, rasanya Rasyid ingin selalu melihat senyum itu.

"Ya, itu" Tunjuknya pada televisi di depannya.

Aida tertawa renyah , " Kalau iya, gimana dong ?"

Di luar dugaan Aida malah balik menggodanya.

"Aidaa"

Rasyid cepat menggelitik perut istrinya sebelum dia kabur dari hadapannya. Aida sendiri tak bisa berhenti tertawa karena rasa geli yang ia rasakan.

"Kak...Udah, ha-ha-ha geli.."

Rasyid malah tak menghentikannya ,  " Kamu harus minta maaf dulu dong"

"Ya-udah , ha-ha-ha Aida min-ta maaf"

Jelas terlihat wajah Aida benar- benar memerah di buatnya. Gadis itu bernafas lega setelah Rasyid menghentikannya.

Rasyid tertawa melihat wajah Aida memerah . Sedangkan gadis itu mencebikkan bibirnya kesal.

************************************
Assalamu'alaikum Readers!
Akhirnya bisa up juga , makasih ya udh mau nunggu.

Gimana nih sama mereka berdua?

Jangan iri ya , Mblo. Ups

(Author nggak ngaca, emg punya ?)

Oke , man teman tunggu part berikutnyaa..

Jangan lupa baca Al Quran

Wassalamu'alaikum

Bandung,28-02-2020

Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now