Kehadirannya

2.5K 172 1
                                    

Apakah engkau adalah Taqdirku?
_Aida Anzani Hifza_

                    🌹🌹🌹

Aida mengganti bajunya dengan gamis polos berwarna peach dan khimar dengan warna senada, di tambah bros berbentuk pita dengan warna maroon.

Entah kenapa, perasaanya jadi tak karuan. Jantungnya terasa lebih cepat berdetak dari biasanya.

Jantung, aku mohon berdetaklah secara normal. Batinnya

Dia berjalan menuju ruang tamu,menyalami ibu Rasyid  dan segera duduk di samping Ummanya.

"Umma sebenarnya ini ada apa? " Bisik Aida

"Nak Rasyid ingin menemuimu "

Deg

"M-menemui Aida? Untuk apa? "

"Kita lihat saja, nak Rasyid belum mengatakannya"

Ucapan Ummanya benar - benar membuatnya mengingat kembali pesan terakhir yang di kirim Rasyid 

Jika aku memiliki niat yang sama seperti Ali, apakah boleh?

"Jadi apa tujuan nak Rasyid datang kesini? " Tanya Abu

"Saya datang ke sini untuk melamar Aida "

Deg, melamar. Apa aku tak salah dengar?, Oh.. Allah.. Apakah ia benar adalah taqdirku?.

"Aida? " Tanya Abu

"Eh, iya Abu? "

"Bagaimana? Nak Rasyid menunggu jawabanmu"

Aida menatap Sesuatu yang di pegang  Rasyid, matanya membulat, itu.. Al Qur'an  yang ada dalam mimpinya.

"Apa Aida boleh bertanya? "

"Ya, silahkan"

"Hm.. Apa Al Qur'an yang di pegang kak Rasyid milik kakak? "

"Iya Da, ada apa? " Tanya Rasyid

Aida menggeleng, dan tersenyum

"Jadi.. Apa keputusanmu? " sekarang Rasyid yang bertanya

"Hm... In syaa Allah Aida menerimanya "

"Alhamdulillah "
Ucapan syukur terucap oleh semua yang hadir di ruang tamu itu. Terlihat senyum bahagia, juga lega dari sang pelamar.

                      🌹🌹🌹

Semuanya di urus oleh orang tua mereka. Dan Aida kini masih berkutat dengan laptop, ia masih mengetik naskah untuk lomba artikel.

"Tok.. Tok.. Aida"

Aida memutar kursinya, menatap pintu, lalu beranjak untuk membukanya.

"Eh, k-kak Rasyid ngapain disini?" Tanya Aida kaget, kenapa ustadznya ini ada disini?

"Aku di suruh kakakmu untuk memanggilmu "

"Memang,  A Aidan kemana? "

"Toilet "

"Ishh.. Sembarangan pilih orang, harusnya dia tahu adiknya ini kan perempuan " gerutunya dengan suara kecil

"Kenapa Da? Kamu tak suka saya yang manggil "

"B-bukan begitu, ta-"

"Saya tahu, karna itu saya memilihmu "

Aida membisu mendengar kalimat terakhir dari  Rasyid, sedangkan Rasyid telah berlalu pergi dari hadapannya.

Setelah Aida berbicara dengan umma, ia memutuskan duduk di taman belakang rumah.Ia teringat dengan Syifa, ia harus memberitahunya.

"Assalamu'alaikum " Ucap Aida dari ujung telpon

"Wa'alaikumussalam, bagaimana dengan lamaran Ali? "

"Aku menolaknya "

"Kenapa? Bukannya dia laki - laki yang baik? "

"Iya, Ali memang laki - laki yang baik. Tapi dia bukan taqdir untukku Syif"

"Maksudmu? "

"Dia bukan jawaban dari istikharah ku, tapi Allah sudah mendatangkan sosok itu, sosok yang sudah di taqdirkan-Nya untukku"

"Oh.. Lalu siapa yang sudah di taqdirkan-Nya untukmu?"

"Ustadz Rasyid"

Syifa melongo mendengar jawaban dari ujung telponnya.

"U-ustadz Rasyid? Dia.. Melamarmu? "

"Iya"

"Aida... Aku benar- benar tak menyangka dia melamarmu. Wah.. Kamu keren Da, mendapatkan yang model begitu "

Aida hanya terkekeh

                      🌾🌾🌾

Setelah Rasyid dan Umminya pergi, Aida memutuskan untuk pergi ke toko buku bersama sepupunya Ayla.

Mereka pergi menggunakan taxi.
Sesampainya disana, mereka langsung memilih buku. Toko buku disini lumayan ramai, kebanyakan adalah para mahasiswa dan mahasiswi yang tengah membeli buku untuk tugas skripsinya.

"Aida, aku ke belah sana ya" ucap Ayla
"Iya La"
Aida menatap buku yang ada di rak atas, ya! Buku tentang khadijah selalu menarik hatinya.
Aida berjinjit untuk mengambilnya, namun nihil ia tak mencapainya. Aida tak menyerah, ia mencoba lagi. Aida kaget ketika ada sebuah tangan yang mengambil buku yang ia maksud, Aida berbalik setelah si empunya telah menurunkan tangannya dengan buku yang di pegangnya.

Mata Aida membulat sempurna, kak Rasyid. Kenapa dia ada disini?  
"Nih, kamu menginginkan ini kan? Nanti latihlah tubuhmu agar jadi lebih tinggi" ucap Rasyid sembari menyodorkan buku yang ia ambil

"Menyebalkan"gerutunya dengan suara kecil setelah mengambil bukunya

"Saya dengar lho Da.. "

"E-eh maaf kak, kelepasan. Oh, ya! Jazakallah khairan bukunya" Ucap Aida, sejurus kemudian dia berlalu pergi. Namun belum selangkah ia pergi, ada yang memanggilnya

"Aida.. "

Aida berbalik, pria yang membantunya itu masih mematung menatapnya. 

"Iya, Kak Rasyid. Ada apa? "

"Hati - hati jika akan pulang. Dan...  Jagalah pula hatimu " Jawabnya, dan pada kalimat akhir suaranya benar - benar kecil. Tapi itu masih terdengar oleh gadis manis di depannya.

Aida hanya tersenyum membalasnya, lalu pamit.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Assalamu'alaikum Readers. Aduhh.. Maaf ya baru update hhehe. Nah, jadi gimana nih? Apakah Rasyid akan benar- benar menjadi pendamping Aida atau..... Stop! Nanti author spoiler 😅. Segitu dulu ya!

Jangan lupa baca Al Qur'an

الى اللقاء

Wassalamu'alaikum

Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now