Ustadz Pengganti

4.2K 271 5
                                    

Aida mulai memakai kembali sepatunya setelah acara selesai.

'Aku tak menyangka pria itu adalah ustadz ' pikir Aida

Aida segera menyelesaikan tali yang belum terikat pada sepatunya.

"Aida! "

Aida langsung menoleh ke arah suara, tiba - tiba dia menjadi gugup.

"Aida kan? " tanyanya lagi
Aida hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kesini naik apa? " tanyanya

"Em.. Angkutan umum" jawab Aida, dia sedikit gugup. Bagaimana tidak gugup, dia ditanya oleh ustadz yang menyampaikan tausiyah tadi.

"Mau pulang bareng saya? "

"Em.. Terimakasih, tapi Aida bisa naik angkutan umum saja"

"Ya sudah, saya duluan. Assalamu'alaikum "

"Wa'alaikumussalam "

Aida nampak terlihat shock dengan kehadiran Rasyid tadi, ia mengucap banyak - banyak istighfar. Jujur saja, jantungnya kini tengah berdegup kencang.

Bagaimana tidak, Rasyid adalah pria yang tampan, shaleh, ramah, baik, dan... Pintar. Maa syaa Allah .

              *            *        *           
   Sore harinya, Aida tengah duduk termenung di teras rumahnya. Tiba - tiba abunya datang dan duduk di samping Aida.

"Da, mau lanjut di universitas mana?"
tanya abu memulai pembicaraan

"Hmm.. Aida.. Kepingin di Mesir bu. Itu juga kalau Aida dapat beasiswa, tapi kalau di dalam negeri juga nggak apa-apa "

"Kamu berusaha dulu da, jangan patah semangat, abu mengikuti keinginan kamu. Asal kamu harus sungguh - sungguh "

"Iya Bu "

Aida teringat dengan pria tadi yang bertamu ke rumahnya.

"Abu, tamu waktu pagi siapa? "

"Itu temen pondok abu dulu, dan yang muda itu anaknya, namanya Rasyid "

Aida mengagguk paham, tiba - tiba terdengar suara seseorang mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum "

Aida mendongakkan kepalaku yang sedari tadi menunduk, dia langsung membulatkan matanya sedangkan abu segera menghampiri pria tersebut.

"Aa? Ini beneran aa? " tanya Aida menghampiri pria itu .

"Iya neng geulis "

Aida dan keluarganya memang berasal dari bandung, mereka berasal dari sunda. Tapi, semenjak menetap di jakarta mereka tak banyak menggunakan bahasa sunda.

"Salamnya dulu atuh dijawab" tegurnya. ya! pria yang berada di hadapanya ini adalah kakaknya Muhammad Aidan Al - Arsyi, dia sedang  melanjutkan study nya di jogjakarta.

"Muhunn.. Wa'alaikumussalam "

"Kamu mau pulang kenapa nggak bilang - bilang? , abu kan bisa jemput  " tanya abu

"Aidan nggak mau ngerepotin abu"

"Kebiasaan kamu, siapa juga yang ngerepotin"

Aidan hanya tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

              *            *         *
1 minggu Aida habiskan dengan keluarganya di Jakarta, ia belum sempat ke Bandung, yaa karna kesibukan abunya. Mungkin nanti

Hari ini Aida harus kembali ke pondok pesantren Darun Najah, Aidan juga ikut mengantarkannya.

Sesampainya disana, teman - temannya mengernyit heran, apalagi Syifa. Pasalnya Aidan kakaknya belum pernah mengunjungi pondok tempat Aida menimba ilmu. Pasti setelah ini banyak pertanyaan dari teman - temannya.

Aida mencium tangan ummanya ketika mereka akan kembali pulang, tak lupa juga mencium tangan abunya. Dan terakhir.. Kakaknya

"Belajar nu leures, nu rajin "
(Belajar yang benar, yang rajin)
Pesan Aidan.

"Muhun.. Aa.. Aida mah kan budak rajin" ( yaa.. Kakak.. Aida kan anak rajin)  jawabnya ke PeDean
Aidan hanya terkekeh geli mendengarnya.

Sesudah berpamitan, Aida langsung bergegas ke kamarnya.
Dann.. Benar saja kini Aida tengah di hujani banyak pertanyaan.

"Aida yang tadi siapa?  Ganteng banget, kayak ciri - ciri jodohku"
Tanya Salsha

"Iyaa Siapa sihh da? , dia keterlaluan tampannya" tanya Sinta

"Apa jangan - jangan dia calonmu da??  Ayoo ngaku! " tuduh Syifa

"Hishh.. Pertanyaan kalian nggak bermutu" jawab Aida

"Ya jawab dong daa, siapa dia?? " tanya salsha dengan paksa

"Dia.... Kakak aku" jawab Aida sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur miliknya

"Hah?! Kakak kamu? Kok kamu nggak pernah bilang punya kakak laki - laki, apalagi.. Yang modelnya dapat warisan dari ketampanan nabi yusuf " ucapnya panjang lebar, lebay bukan?

"Ihh.. Kok kamu lebay sih? Ya kan kalian nggak pernah nanya " jawab Aida asal

Begitulah situasi kamar Aida, jika ada suatu berita pasti langsung berisik. Apalagi yang berkaitan dengan laki - laki tampan, Astaghfirullah...
Karna memang hampir semua anggota kamar yang di tempati Aida ini penggemar k-pop, kecuali Aida, Syifa, dan Hafsah.

                  *             *         *
Pagi hari, semua santri telah bersiap untuk pergi ke kelas. Aida telah siap dengan beberapa buku, kitab, dan mushaf di tangannya.

Setelah sampai di kelas, mereka langsung duduk menunggu ustadz / ustadzah yang mengajar. Di karna kan hari ini hari rabu, jadi para santri tidak berbaris di lapangan.

Semua santri di kelas XII ipa 1 sudah memasuki kelasnya. Mereka semua tengah menunggu ustadz yang akan mengajar

"Sekarang kan jadwalnya ustadz Adam ya? " tanya Salsha yang berada di belakangku

"Iya sha" jawab Syifa

Tiba - tiba terdengar suara langkah kaki. Dan...

"Assalamu'alaikum "

Mereka semua menoleh ke arah suara sambil menjawab

"Wa'alaikumussalam "

"Maa syaa Allah Ganteng bangeett" ucap Sinta

"Ustadz, dirimu terlalu Maa syaa Allah  untuk diriku yang Astaghfirullah " ucap Salsha

Apa kabar dengan Aida?

Dia malah membulatkan matanya dengan tangan yang menutupi mulutnya.

'Oh Allah.. Apa ini? '

Aida menunduk, ketika ustadz muda itu menangkap sosoknya.
Rasyid, ya! Ustadz Pengganti itu dia. Sekarang Aida benar - benar gugup, dia tak henti - hentinya berdo'a semoga dia bisa melewatinya dengan baik.

Sedangkan Rasyid, tersenyum manis ketika netranya tak sengaja menangkap sosok Aida.

'Inikah Taqdir? '

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Assalamu'alaikum  para Readers sekalian.. Terima kasih bagi yang telah membaca cerita saya, mohpn maaf apabila ceritanya kurang bagus..

Jangan lupa vote yaa


Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now