Hari Bersejarah

2.8K 191 2
                                    

Skenario Allah indah bukan? , Sampai kita pun lupa akan perihnya perjuangan .

_ketika taqdir yang memilih_

Aida menunda keberangkatanya ke Mesir . Ia juga memberitahu Qila soal Fikri dan Rasyid.

Dan empat hari yang lalu Aidan melamar Icha , gadis itu pun menerima pinangan Aidan.

Pernikahan Aidan dan Aida di laksanakan secara bersamaan. Mereka memilih pernikahan dengan tema modern , nuansa abu - abu adalah pilihannya.

Setelah Aida selesai memoles wajahnya dengan make up yang tidak terlalu tebal . Sengaja ia tak menyewa seseorang untuk mendandaninya karena ia takut hasilnya malah menimbulkan tabarruj.

Ia memandang pantulan dirinya di cermin . Ia masih tak menyangka dirinya akan menikah di usia semuda ini , sembilan belas tahun . Jika mengingat kembali memori itu , perjuangan yang telah ia lakukan dulu . Dan Allah menyatukan mereka sekarang , karena Allah tahu yang terbaik untuk mereka.

Acara akan segera di mulai , ijab qabul sebentar lagi akan di mulai. Aida menggenggam erat tangan Umma , dan Syifa terus mengusap punggungnya.

Syifa tersenyum melihat Aida , jika di pikirkan kemarin dirinya di posisi Aida , dan Aida ada di posisinya sekarang. Kini, malah terbalik.

Surat Al- Fath telah melantun dari bibir Rasyid . Kemudian ijab qabul pun di mulai.

"Qabiltu nikahaha watazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi. Wallahu waliyyu Taufiq" Rasyid mengucapkannya dengan lantang.

Air mata Aida tak berhenti keluar , ia sangat bersyukur pada Sang Maha Kuasa.

"Da, Umma sama Syifa ke belakang dulu ya!" Pamit Umma sembari menarik lengan Syifa

"Ummaa..Jangan tinggalin Aida"

Umma Zainab hanya terkekeh dan pergi . Dan Aida kini gelisah tak karuan , apa yang harus di lakukannya jika Rasyid datang.

"Tok..tok"

Benar saja, pintu di ketuk . Dan Aida dengan ragu melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. Hatinya benar - benar tak karuan , bolehkah ia pingsan sekarang?

"Klek"

Aida menunduk tak berani menatap wajah yang ada di hadapannya.

"Kenapa nunduk bidadari ku?"

Aida benar - benar terbius oleh kata - katanya.  Dan Rasyid malah terus memandanginya . Aida mendongak , memberanikan diri menatap wajah pria itu.

"Kak, jangan gitu ngeliatinya " Ucap Aida yang melihat Rasyid menatapnya tanpa berkedip

"Kamu cantik "

Aida menunduk , ia benar - benar ingin terbang rasanya.

Rasyid menggandeng tangan Aida dan  pergi ke bawah . Semua orang menatap kagum terhadap mereka , dua insan yang saling menjaga cintanya.

                           🌹🌹🌹

Mereka sibuk menyalami tamu yang tak henti - henti datang . Setelah makan, Aida pergi ke kamar . Sedangkan Rasyid tengah berbincang - bincang dengan Abu .

Aida segera mandi dan mengganti bajunya dengan piyama tidur , juga khimar berwarna peach.

Ia duduk di sofa yang ada di kamarnya . Menatap langit - langit kamar , kini kamar ini bukan hanya miliknya .

"Tok..tok.."

Aida melangkah mendekati pintu dan membukanya . Benar saja , pria itu ada di hadapannya.

"Kak Rasyid mau mandi? Biar Aida yang siapin " ucapnya setelah Rasyid masuk ke dalam kamar

Rasyid memandang Aida dan tersenyum . " Terimakasih , dan..Maaf"

Aida mengernyit ,apa yang harus di maafkan?

Aida hanya mengangguk , kemudian menyiapkan baju untuk Rasyid . Sedangkan pria itu beranjak untuk mandi.

Jam sudah menunjukan pukul 09.20 . Namun, gadis itu masih sibuk dengan bukunya . Dan pria yang di sampingnya tengah sibuk dengan laptopnya. Lebih tepatnya , keduanya berusaha menyibukkan diri karena canggung yang hinggap.

"Kalau ngantuk tidur aja ,Da" Ucap Rasyid setelah melihat Aida beberapa kali menguap.

Gadis itu mengangguk , kemudian dengan ragu membaringkan tubuhnya. Dan Rasyid pun menyimpan laptopnya , lalu ikut berbaring di samping gadis itu.

Sudah sepuluh menit , namun Aida tak kunjung dapat terpejam.

"Kenapa ,Da?" Tanya Rasyid yang juga belum terlelap.

Aida menoleh, " Aida nggak bisa tidur"

Rasyid bangun hendak beranjak , namun sebuah tangan menahannya.

"Mau kemana kak?"

"Saya akan tidur di sofa , kamu disini"

Aida menggeleng , " Kakak mau Aida dosa?"

Rasyid hanya tersenyum melihat kepolosan istrinya itu.

"Terus biar kamu tidur gimana?" Tanya Rasyid

" Hm.. Biasanya Aida denger Murattal"

"Ya udah sini"

Aida hanya mematuhi perintah suaminya itu untuk mendekat.
Pria itu mendekap tubuh gadis di depannya, dan berikutnya Qur'an surat Maryam terdengar dari bibir pria itu. Aida diam saat tubuhnya di bawa pada dekapan hangat Rasyid, hatinya kembali tenang saat mendengar lantunan ayat- ayat-Nya.

                          ***

Assalamu'alaikum Readers! Ciee baper.. maaf ya jadi bikin baper anak orang.hhee

Udah dulu ya gaess

Jangan lupa baca Al Quran

Wassalamu'alaikum

Bandung,14-02-2020



Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now