Maaf

3.5K 163 6
                                    

Assalamu'alaikum Readers!

Taqabbalallahu minnaa wa minkum , selamat hari raya idul Fitri 1441 H🎉🙏🏻.

Oh,ya! Mantemann maapin author yang telat update yaa hhehe.

Jangan lupa klik ⭐ dan berikan coment. Maaf yaa kalau banyak typo dan kesalahan dalam menulis 🙏🏻.

Oke langsung aja!

                        🥀🥀🥀

Maafkan aku karena egois selalu bersamamu , aku hanya ingin di sisa hidupku , ku habiskan denganmu untuk meraih ridha-Nya.

_Rasyid An-Nasir_

                         _________

Ratna--Ummi Rasyid dan Azifah telah memberitahu semuanya. Tentang leukimia yang Rasyid sembunyikan selama ini. Aida merutuki dirinya yang benar-benar bodoh, harusnya ia sudah menyadari sejak keadaan Rasyid yang selalu mimisan .

Ia duduk di samping brankar Rasyid yang masih terbaring lemah , ia rindu semua dari pria itu. Sungguh, ia benar-benar bukan istri yang baik . Isak tangis sedari tadi belum terhenti, lantunan do'a pun terus terucap , ia ingin melihat senyum itu sekarang.

Tangannya terulur menggenggam erat tangan yang sudah lama tak menggandengnya. Ah, ia rindu itu semua.

"Hiks..Kak Rasyid bangun...Aida butuh Kak Rasyid sekarang..Hiks.."

"Kenapa Kak Rasyid nggak bilang kalau lagi sakit? Hiks.."

"Ma'afin Aida yang salah paham..Hiks.. Kak Rasyid bangun.."

Ratna yang melihat itu hanya mampu terdiam, ia tahu bahwa keduanya saling mencintai. Ia juga baru tahu bahwa Aida kini tengah mengandung anak dari Rasyid yang akan menjadi cucunya.

Namun kini Rasyid , masih terkulai lemah . Ratna mengusap punggung menantunya itu , lalu memeluknya untuk memberi kekuatan padanya, dan memberitahu bahwa ia pun sama terlukanya. Azifah pun sedari tadi tak berhenti menangis , karena menurutnya  Rasyid adalah kakak terbaik baginya.

                        _________

Kelopaknya beberapa kali mengerjap, menyesuaikan pencahayaan disini. Netranya tertuju pada gadis yang tertidur di sisi ranjangnya dengan tangan yang memegang tangannya erat. Tanpa di minta air matanya lolos seketika, ia sadar ia telah salah menyembunyikannya sampai saat ini karena itu akan membuat Aida tetap kecewa.

Ibu jarinya mengusap punggung tangan sang gadis , ia benar-benar rindu padanya. Ia bersyukur karena Allah telah memberikan dia untuknya , walaupun tak lama.

Aida mengerjapkan matanya kala merasakan usapan lembut di tangannya. Ia mendongak mencoba menatap sang pemilik rindu , matanya membulat di sertai ucapan syukur dari bibirnya. Allah sangat baik padanya.

" Kak Rasyid mau minum?" Tanyanya.

Rasyid hanya mengulum senyum sembari mengangguk. Dengan sigap Aida mengambil minum dan membantu Rasyid meneguk minumnya. Usai itu ia menyimpan kembali gelas berisi air putih tadi.

Aida menunduk tak berani menatap Rasyid yang sedari tadi menatapnya . Sampai ucapan maaf terdengar lirih di telinga Aida , ia mendongak menatap manik mata yang telah lama ia rindukan.

" Aida yang minta maaf ,harusnya Aida dengerin penjelasan Kak Rasyid" Ucapnya parau.

" Kenapa Kak Rasyid nggak kasih tahu Aida kalau mengidap leukimia?"

Rasyid menggenggam tangan Aida, ini saatnya ia jujur.

" Saya hanya tidak ingin membuatmu khawatir . Maaf saya egois karena menikahimu , saya hanya ingin di sisa hidup saya melakukan ibadah paling mulia bersamamu"

Jawaban Rasyid sukses membuat derai air mata Aida kian berjatuhan,
"Jangan bilang gitu , Kak Rasyid pasti sembuh" Ucapnya di sela Isak tangis.

Tangan Rasyid terulur untuk menyeka air mata di pipi gadis itu , ia tak ingin membuat bidadarinya menangis.

"Hey...Jangan menangis, saya baik-baik aja.."

Aida semakin tergugu , bagaimana bisa Rasyid mengatakan demikian padahal yang terjadi sebaliknya?

"Saya nggak mau liat bidadari saya menangis, nanti cantiknya ilang gimana?" Ucapnya menggoda.

" Ish...Kenapa masih sempat bercanda? Hiks.."

" Kak Rasyid harus berjuang, karena yang nunggu kak Rasyid bukan Aida sama semua keluarga doang. Tapi ada satu nyawa yang akan sangat bahagia jika Kak Rasyid berjuang" Sambungnya setelah menarik nafas yang cukup panjang.

Rasyid terkejut, namun setelah itu ia mengulum senyum mengerti dengan ucapan Aida.

"Kam-kamu hamil?"

Aida mengangguk sembari tersenyum manis. Ah, itu senyuman yang ia rindukan.

"Maa Syaa Allah.., Alhamdulillah.."

Rasyid mengusap perut Aida yang masih datar, manik matanya menunjukan harapan besar pada nyawa yang masih di dalam perut istrinya itu.

"Assalamu'alaikum...Kamu sehat terus yaa, jangan nakal kayak Abu sampe buat umma nangis. Abu sayang kamu... Semoga Allah mentakdirkan kamu lahir di dunia yaa"

Aida menitikkan air matanya lagi, ia benar-benar bersyukur pada Sang Pencipta yang telah memberikan segala kenikmatan padanya , juga telah mempercayainya untuk menjaga amanah seorang anak untuk ia dan Rasyid.

"Ma'afin Abu ya kalau sekiranya kamu lahir Abu nggak ada di sisimu, Abu nggak bisa nemenin kamu.."

Aida semakin terisak , ucapan tadi bukan salam perpisahan 'kan?.

"Jangan bicara seperti itu Kak...In syaa Allah kak Rasyid pasti sembuh , berdoa sama Allah dan kak Rasyid harus terus berjuang!" Ucap Aida disertai senyum yang mengembang walau air matanya terus turun.

Rasyid tersenyum, ia bersyukur karena Allah memberikan pasangan yang baik baginya, seseorang yang sabar melayaninya , selalu mendukungnya. Ah, ia sangat bersyukur untuk semuanya.

"Anaa hunaa min ajlik ( aku disini untukmu) " ucap Aida dengan senyum tulus sembari menggenggam tangan Rasyid yang sudah lama ia rindukan.

Air mata yang Rasyid tahan, akhirnya lolos juga. Ia tahu ia laki-laki, tapi laki-laki juga manusia bukan?, Ia membalas genggaman tangan Aida erat . Sungguh ia sangat bersyukur.

Waa sa'aa qaatilu min ajlik ( Dan aku akan berjuang untukmu). Untuk hasil dari semuanya saya percaya Allah adalah sebaik-baik penulis skenario" Balas Rasyid.

Aida mengangguk dengan senyum manisnya, semoga Allah menghendaki  , batinnya.

Ia sangat cemas kala Rasyid menutup matanya , bahkan tangannya yang ia genggam terkulai lemas.

"Kak...denger Aida 'kan? Hiks.."

Ia segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan suaminya.

Waa sa'aa qaatilu min ajlik

Kata-kata itu terngiang di telinga Aida, bangun! Jangan tinggalkan aku.

                   ______________

Oh,ya! Btw in syaa Allah satu part lg tamat gaess..

Jangan lupa baca Al Qur'an

Wassalamu'alaikum

Subang,24-Mei- 2020🎉

Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now