Apakah ini bagian skenario-Nya?

2.4K 162 1
                                    

Aida terlihat lebih baik dari hari kemarin, ia sudah mulai lapang menerima semuanya. Namun, dirinya menjadi trauma akan sebuah pernikahan.

"Umma, Aida harus kembali ke Mesir" Ucapnya ketika mereka tengah duduk di gazebo taman belakang.

"Kamu yakin? Keadaan kamu masih gini ,Da.." Timpal Umma dengan wajah cemas.

" Umma, Aida nggak pp kok" Jawabnya dengan senyum manisnya yang tercetak di bibirnya.

"Umma nggak izinin ,Da. Kamu disini dulu ya..1 Minggu "

Aida tersenyum , lalu mengangguk. Ia takut jika tidak menaati perintah Ummanya ia akan dosa.

Siang ini Aida akan bertemu Syifa, Syifa bilang dia ada di rumah sejak kemarin. Setelah meminta izin, Aida pergi ke rumah Syifa yang terletak di dalam Pesantren Darin Najah , ya! Tepatnya pesantrennya dulu. Pesantren yang mempertemukannya dengan Rasyid , pria tampan dengan Al Qur'an coklatnya.

Taksi berhenti tepat di depan gerbang Pesantren . Ia turun setelah membayar ongkosnya, gadis dengan khimar coklat tengah melambaikan tangan pada Aida , ya! Syifa .

Syifa membuka gerbang , mempersilahkan Aida untuk masuk.
Ia memeluk sahabatnya erat , mereka benar - benar saling merindu.

"Ah,Aida... Akhirnya pulang juga" Ucap Syifa

"Ya pulanglah... "

" Kirain nyantol sama orang sana"

" Ishh..nggak lah"

Mereka hanya tertawa . Syifa mengajak Aida untuk bertemu Ummi dan Abahnya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, Aida.. Maa Syaa Allah" Sambut Ummi Lathifah yang merupakan Ibu dari Syifa.

Aida segera mencium punggung tangan Umma Lathifah. Mereka berbincang - bincang bersama .

Tak terasa satu jam telah mereka lewati , Umma Lathifah memutuskan untuk pergi mengajar . Dan tinggalah mereka berdua di ruang tamu.

"Aida.. Aku mau bicara"

Aida mengerutkan alisnya ," ya? Silahkan "

"Aku...akan menikah"

"M-menikah?"

Syifa mengangguk lemah .

"Kamu serius?" Tanya Aida tak percaya

"Iya, aku di jodohkan Abah dengan anak dari sahabat Abah dulu"

Aida bingung , ini semua seperti tak nyata baginya.

"Kapan kamu menikah?" Tanya Aida

" Satu Minggu lagi , Da. Pernikahan akan di mulai"

"Hah?!" Pekik Aida

Satu Minggu bukanlah hal yang lama , dan Syifa di jodohkan ? Semoga mereka benar - benar bisa bersatu.

"Siapa laki - laki itu?"

"Namanya Akhtar Farzan . Seorang hafidz , lulusan terbaik Turki . Usianya empat tahun lebih tua dariku"

"Jika dia baik , kenapa harus ragu ,Syif? "

Dia hanya tersenyum dan mengangguk . Dan kini , Aida yang menceritakan masalahnya pada Syifa tentang Fikri , juga pertemuannya dengan Rasyid . Syifa benar - benar terkejut dengan yang di ceritakan Aida .

" Percayalah ! Allah sebaik - baik penulis Skenario"

Aida tersenyum , dan mengangguk.

"Assalamu'alaikum"

Suara salam dari arah pintu , membuat dua gadis itu menoleh .

Tatapan mereka beradu , apakah ini bagian dari skenario Sang Pencipta?

"Wa'alaikumussalam" Syifa menjawab salam dari pria itu . Sedangkan Aida , dia menunduk .

"Aida , sejak kapan kamu disini ?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari Rasyid.

"Sejak satu jam yang lalu"

Terlihat dari sorot mata Rasyid , pria itu benar - benar rindu dengan gadis di hadapannya. Tapi ia sadar , Aida bukanlah untuknya. Dan Aida , gadis itu memang masih menyimpan nama Rasyid di hatinya . Namun ia juga sadar , Rasyid bukanlah pelengkap imannya.

🥀🥀🥀

Assalamu'alaikum Readers! Gimana nih sama part yg ini?

Oke , segini aja ya.. Tunggu part berikutnya .

Jangan lupa baca Qur'an

Wassalamu'alaikum

Bandung,06-02-2020🌹



Ketika Taqdir Yang MemilihOù les histoires vivent. Découvrez maintenant