Resah

2.4K 166 1
                                    

Assalamu'alaikum pembaca setia KTYM ! Semoga Allah limpahkan kesehatan pada kita semua . Selamat membaca ☺️.

                      🌹🌹🌹

Allah itu Maha pencemburu , jika kamu berharap pada selain Allah. Maka Allah akan timpakan kepadamu pedihnya sebuah pengharapan agar kamu kembali berharap pada-Nya.

_Imam Syafi'i_

Rasyid duduk di kursi yang terletak di samping brankar Fikri, sedangkan Aida dan Bunda Aisyah tengah pergi ke kantin rumah sakit.

"Puas lo?" Ucapan itu keluar dari bibir Fikri , seakan bibirnya gatal ingin memaki pria di sampingnya itu.

"Untuk?"

" Lo udah berhasil ngambil hati Aida"

"Saya lebih mengenalnya sebelum kamu bertemu dengannya"

Fikri menatap tajam lawan bicaranya seakan menyiratkan kebencian yang mendalam.

"Gue nggak percaya !"

"Terserah , lagi pula saya tak butuh kepercayaan anda" Jawab Rasyid datar

Rasanya Fikri ingin memukul pria ini , tapi apa daya keadaan dirinya pun belum sembuh total.

" Gue akan ambil yang seharusnya milik gue"

Ucapan Fikri membuat hati Rasyid cemas , bagaimana kalau ia mengambil Aida dari sisinya? . Pikirannya sudah tak dapat di kompromi.

"Saya tak akan membuat hal itu terjadi "

Fikri hanya tersenyum kecut , dirinya benar - benar terobsesi pada sosok Aida.

"Assalamu'alaikum"

Rasyid menoleh , ternyata istrinya dan Bunda Aisyah. Lantas Rasyid juga Fikri menjawab salam yang di ucapkan mereka.

" Kak , makan dulu " ucap Aida pada Rasyid

Rasyid tersenyum manis seraya mengangguk. Lalu menghampiri Aida di sofa yang ada di ruangan ini. Sedangkan Bunda Aisyah menghampiri Fikri dengan semangkuk bubur.

"Nih" Aida menyodorkan makanan makanan yang telah ia beli.

"Suapin"

"Nggak boleh manja disini" ucap Aida lirih agar tak terdengar Fikri dan Bunda Aisyah.

Rasyid mengangguk pasrah , kemudian memakannya. Niatnya ia ingin memamerkan kemesraannya pada Fikri , agar pria itu tak mengambil Aida dari sisinya.

                       *****

Kini mereka sudah kembali ke Mesir , karena niat awal mereka untuk menjenguk Fikri. Memang sempat terbersit untuk mengunjungi kedua orang tua , namun perjalanan Surabaya - Jakarta bukanlah perjalanan yang sebentar. Di tambah lagi Aida yang harus mempelajari pelajaran yang tertinggal selama ia di Indonesia saat itu.

Aida tengah serius dengan masakannya , hari ini ia memasak masakan Indonesia. Tumis kangkung dan ikan goreng.

Tubuhnya menegang saat sebuah tangan melingkar di perutnya . Sudah dapat di tebak siapa pelakunya , ya! Tentu saja Rasyid. Pria itu malah mengeratkan pelukannya , kemudian kepalanya ia biarkan bertumpu di pundak Aida.

" Kak , Aida lagi masak lho.."

"Saya tahu kok"

Aida mengerucutkan bibirnya kesal,
" Lepasin dulu ya.. Nanti Aida susah masaknya"

" Nggak , kamu masih bisa tuh ngebalikin ikan"

Aida menghembuskan nafasnya pelan  , beginilah jika mempunyai suami manja. Bahkan Rasyid sesekali mengecup pipi Aida yang masih sibuk menggoreng ikan.

"Kak Rasyid..."

"Iya Habibati?"

"Masakannya udah selesai , lepasin ya.." pinta gadis itu

"Oke , saya bantu " Jawab Rasyid seraya melepaskan pelukannya , dan beranjak membantu Aida mengambil tumis kangkung.

Mereka tengah memakan makanan yang di buat Aida . Sedari tadi Rasyid terus membuat pipi Aida merona . Lihat saja , dirinya malah terus menatap wanita di hadapannya.

"Nggak enak ya?" Tanya gadis itu karena melihat Rasyid yang terus menatapnya.

"Enak, kok. Karena kan yang masak bidadari"

"Gombal!"

"Serius, kok malah di bilang gombal"

Aida tak menanggapinya , jantungnya benar - benar berdetak lebih dari batas normal. Lagi, pria itu masih tetap menatapnya.

"Kak Rasyid kenapa?"

" Kamu cantik "

Blush

Pipi Aida memanas , bisa - bisanya Rasyid membuatnya seperti ini hanya dengan menyebutkan dua kata . Aida memalingkan wajahnya menyembunyikan semburat merah di pipinya.

"Apalagi pas lagi merona gitu "

" Kak Rasyid!!"

Rasyid  tertawa geli melihat Aida seperti itu.

Terus bahagia , habibati. Saya menyayangimu , semoga Fikri tak benar akan melakukannya. Saya tak ingin kehilanganmu kecuali maut yang memisahkan .

                          ***

Segitu dulu ya!

Jangan lupa baca Al Qur'an

*Jangan lupa vote & coment 😄

Subang, 3 April 2020


Ketika Taqdir Yang MemilihDonde viven las historias. Descúbrelo ahora