Jawaban dari penantian

2.5K 171 6
                                    

"Jadi..Kamu masih ragu?" Tanya pria itu , Aida mengangguk sambil terus memainkan jari Thalita , keponakannya yang ada di pangkuannya.

"Aida bingung, Kak. Umma bilang Aida udah siap dalam hal ini. Tapi..Ah,Aida juga nggak ngerti sama diri Aida sendiri"

"Istikharahlah ,Da. Karena saya pun tak tahu , saya pelengkap imanmu atau bukan "

Aida mengangguk. Benar, Allah lah penentu segala sesuatu .

"Kak Rasyid..."  Suara teriakan itu membuat Aida menoleh . Aida mematung ketika melihat Rasyid di peluk seorang gadis cantik dengan khimar putih . Ada rasa sesak di dalam dadanya menatap kejadian itu.

"Kak Rasyid, lupa ya? " Tanya gadis itu

"Nggak ,Zi"

"Kak Rasyid nggak bohong?"

"Nggak , Azifah"

Rasyid menoleh pada Aida yang sedari tadi hanya menunduk .

"Hm.. Aida . Kenalin ini adik saya, Azifah"  Ucap Rasyid pada Aida

"Hai Kak! Aku Azifah . Ini kak Aida ?" Ucap Azifah

Seketika Aida malu pada dirinya , pantaskah ia cemburu pada Azifah ?

"Hai Azifah ! Iya, aku Aida" Jawab Aida dengan senyum manisnya

"Waa..Cantik! Kak Aida sering di ceritain lho sama Kak Rasyid . Katanya kak Aida itu adalah gadis manis berakhlak cantik . Tapi Zi masih bingung , kenapa Kak Aida mau nikah sama dia? Dia itu manja , di luarnya aja so cool . Tap-" Belum sempat Azifah melanjutkan ucapannya , Rasyid sudah membekap mulutnya agar adiknya itu tak melanjutkan ucapannya .

Manja?

"Pftt.." Aida berusaha menahan tawanya

"Kenapa?" Tanya Rasyid

Aida hanya menggeleng.

"Terus ya Kak , dia itu phobia sam-" Lagi - lagi ucapan Azifah terpotong oleh tangan Rasyid

Aida menatap Rasyid yang sedang membisikan sesuatu pada Azifah , dan terlihat Azifah menganggukkan kepalanya.

"Ya udah ,Da. Kita pulang dulu ya, Assalamu'alaikum" pamit Rasyid , Azifah hanya melambaikan tangannya karena mulutnya masih tertutup tangan Rasyid.

"Wa'alaikumussalam, hati - hati kak"

Rasyid hanya tersenyum, dan pergi.

                            ***

Ribuan do'a telah Aida panjatkan pada Sang pencipta . Mengadukan segala permasalahan hidupnya.

Usai Shalat  tahajud dan istikharah , ia memuraja'ah hafalannya. Ini adalah hari terakhir ia memutuskan jawaban atas lamaran Rasyid.

Ia membereskan alat shalatnya setelah selesai, kemudian ia pergi ke dapur untuk membantu Ummanya.

"Kamu ke Mesir besok,Da?" Tanya Umma sembari mengiris bawang

"In syaa Allah, Umma. Do'ain Aida ya Umma" Jawab Aida sambil terus mencuci piring

"Tanpa kamu minta pun Umma selalu do'akan"

Aida tersenyum.

"Lalu dengan lamaran nak Rasyid ?"

"Hmm.. Aida masih bingung , Umma"

Umma Zainab mematikan kompor , menatap anak perempuan satu - satunya.

"Kamu masih ragu ,Da?" Tanya Umma  Zainab dengan lembut .

Aida diam menunduk.

"Da, niatkan menikah karena Allah. Jangan karena kesenangan semata . Toh , nak Rasyid juga baik agamanya . Apa yang di ragukan?"

"Umma nggak maksa kamu buat nikah, Da. Itu terserah kamu, karena kamu yang menjalankan" lanjutnya

Aida mengangguk .

"Pikirkan dengan baik , jangan sampai menyesali keputusannya"

                          ***

Mobil hitam masuk ke dalam pekarangan rumah Aida. Dua orang pria turun dari sana , di susul dua orang wanita. Ya! Mereka adalah Rasyid dan keluarganya .

Di dalam kamar di lantai dua , seorang gadis tengah berdiri menatap cermin . Dia sudah memilih keputusan yang akan dia ambil .

"Aida..turun nak, keluarga nak Rasyid sudah sampai " Ucap Umma dari balik pintu .

Aida membuka pintu kamarnya , terlihat Umma Zainab yang tersenyum memandang putrinya.

"Umma.." Aida menghampiri Umma Zainab dan memeluknya.

"Bismillah.. Da, Umma dukung apa pun keputusan kamu" Bisik Umma

Aida mengangguk dan melepas pelukannya .

"Jangan nangis dong, udah cantik gini"  Goda Umma ketika melihat mata Aida berbinar . Malam hari ini Aida menggunakan gamis pastel senada dengan khimarnya.

"Yuk! Udah di tunggu"

Aida mengangguk , mereka turun ke ruang tamu. Semua mata tertuju padanya, tak terkecuali Rasyid. Pria itu hanya tersenyum melihatnya kemudian menunduk .

Aida menyalami tangan Ummi Maryam yang merupakan ibu dari Rasyid. "Mas Syaa Allah, cantik"

Aida tersenyum,"Terimakasih ,Ummi"

"Kak Aida.." panggil Azifah , kemudian menghampirinya.

Aida tersenyum membalas sapaan gadis 16 tahun itu.

Aida duduk di samping Ummanya, jantungnya berdetak lebih cepat .

" Kedatangan kami kesini adalah meminang Aida untuk Rasyid"

" Kami hanya dapat menyerahkan pada Aida . Gimana Da?" Ucap Abu pada Aida

"Bismillah..Aida menerima"

Ucapan Syukur terdengar bersahutan , Rasyid sangat bersyukur karena penantiannya selama ini tak sia - sia. Dan skenario Allah adalah sebaik - baik skenario.

                         ***

Assalamu'alaikum Readers! Author kembali .... Gimana dengan part ini?

Tunggu terus part berikutnya ya..

Jangan lupa Follow, vote dan comentnya gaess..... Makasih buat semuanya ada

Jangan lupa baca Al-qur'an

Wassalamu'alaikum

Bandung,13-02-2020🌹.

Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now