Kembali Hadir

2.5K 156 5
                                    

Terhitung sudah pernikahan mereka selama 2 bulan . Dan kini, keduanya tengah menyaksikan televisi . Rasyid duduk di samping Aida dengan kepala yang di sandarkan di bahu istrinya . 

"Habibati"

"Hm"

"Mau minum kamu "

Aida menoleh ," Bukannya yang kak Rasyid ada"

"Habis" Jawabnya asal

Aida memberikan segelas air putih miliknya , Aida lebih senang meminum air putih biasa dari pada minuman lain. Kecualia jika dirinya sedang ingin.

"Manis" ucap Rasyid setelah meminum beberapa teguk air yang di berikan Aida.

Aida menoleh , satu alisnya terangkat seolah mengatakan apa yang manis?.

"Apanya yang manis, kak? Padahal kan itu air putih biasa . Aida nggak tambahin gula lho" Jelas gadis itu

"Bibir kamu"

Jawaban Rasyid sukses membuat pipi Aida memanas , ia segera memalingkan wajahnya agar Rasyid tak melihatnya.

Rasyid mempraktekkan salah satu Sunnah Rasulullah, yaitu meminum di bekas bibir sang istri.

Rasyid tertawa kecil melihat tingkah Aida , " Kenapa muka kamu merah?"

Aida memalingkan wajahnya ," Nggak kok"

Rasyid terkekeh melihat wajah istrinya yang berubah seketika , itu sangat gemas menurutnya.

Pria itu malah memeluk Aida dari samping , tentu membuat sang empunya terkejut.

"K-kak.."

"Aida , saya mencintaimu" ucapnya , lalu mengecup pipi sang istri.

Jantung Aida berdetak di atas normal sepertinya setelah mendapat perlakuan manis dari Rasyid.

"Da, maafkan saya" ucapnya lirih

Aida membalikan badan , kedua manik matanya menatap kedua iris mata di depannya.

"Apa yang harus Aida maafkan?" Tanya gadis itu , pasalnya saat - saat ini Rasyid sering meminta maaf yang Aida tidak tahu sebabnya.

"Keegoisan saya"

"Dengarkan Aida , kak Rasyid belum pernah bertindak egois pada Aida. Malah Aida berterima kasih sama kak Rasyid karena selalu ngerti posisi Aida. Jadi, berhentilah berucap maaf ya" ucap gadis itu sembari mengusap telapak tangan sang suami.

Rasyid mengangguk , tanpa permisi ia membawa Aida dalam dekapannya.

"Terimakasih" bisiknya

                          🌹🌹🌹

Aida tengah menatap senja di peraduannya, manik mata gadis itu sangat bersinar. Ia sangat bersyukur pada Allah atas segala skenario indah-Nya .

Tiba - tiba saja sebuah tangan melilit di pinggangnya . Aida sudah dapat menebaknya , Rasyid lah pelakunya.
Pria itu memeluk Aida dari belakang, dan menumpukan wajahnya di pundak sang istri.

"Manja" ucapan itu lolos dari bibir Aida

"Biarin selagi sama istri sendiri "

"Baru pulang?" Tanya Aida

Rasyid menjawab dengan anggukan, ya! Rasyid bekerja sebagai guru agama di Mesir. Setelah ia lulus S2 nya ia akan mencoba melamar menjadi dosen.

"Aida siapin minum dulu ya.." ucap gadis itu sembari mencoba melepas tangan Rasyid yang melingkar di pinggangnya .

Rasyid melepaskan tangannya dan membiarkan Aida pergi membawakankan minum untuknya.

"Ini, kak" ucap Aida sembari meletakkan secangkir air putih .

"Terimakasih"

Aida mengangguk

"Drt...Drt.."

Aida mengambil ponselnya yang bergetar di atas meja. Wajahnya mengernyit kala nama 'Bunda Aisyah' tertera di layar.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, Aida?"

"Iya, Bunda?"

"Fik-Fikri bangun dari komanya"

Deg!

Hampir saja ponselnya lolos dari tangannya, ia benar - benar terkejut. Lalu apa yang akan di katakanya jika Fikri bertanya tentang hubungannya?

                            *******

Assalamu'alaikum Readers!

Yeeyy update lebih awal Yaaa, Alhamdulillah.

Makasih sama penantian kalian sampe part yg ke 41 ini...☺️

Jangan lupa vote & coment yaa

Jangan lupa baca Al Qur'an

Wassalamu'alaikum

Subang,19-03-2020

Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now