Pergi

2.5K 168 1
                                    

Ingat! Allah tak akan pernah salah menggariskan taqdir-Nya.
~ketika taqdir yang memilih~

                      ••••••••••

Hujan kali ini turun bersamaan dengan turunnya air mata dari gadis itu. Kini, Aida tengah menatap hujan dari balik jendela.

"اللهم صيبا نافعا"

Tangannya meraih sapu tangan, lalu di usapkan ke pipinya. Ah, dia tak sadar sapu tangan itu milik siapa. Ya! Sapu tangan dari ustadznya itu.

"Tok.. Tok.. Aidaa" suara ketukan pintu dan seseorang yang memanggil membuat Aida menoleh.

Ia berdiri, lalu membuka knop pintu. Saat terbuka, seseorang langsung memeluknya. Ah, ternyata Syifa.

"Aidaa.. Kamu nangis ya" tebak Syifa

"Masuk dulu Syif"

Mereka masuk, Aida masih setia menatap hujan. Sedangkan Syifa bingung bagaimana cara membuat sahabatnya itu tersenyum kembali.

"Aida.. "

Aida menoleh, "kenapa? "

"لا تحزن ان الله معنا"

Oh.. Allah.. Maafkan aku.. Seharusnya aku bisa berlapang dada menerima taqdir-Mu

"Makasih Syif"

Syifa memeluk sahabatnya itu, ia harap Aida bisa kembali seperti semula. Ia tak ingin sahabatnya tersakiti lagi.

Sedangkan Rasyid, pria itu tengah duduk di tepian ranjang menatap hujan yang belum kunjung reda.
Hatinya hari ini sungguh tak baik, ia harus mengikhlaskan seseorang yang tengah mengisi hatinya.

"Astaghfirullah.. Rasyid, ikhlas.. "

Ia beralih mengambil flash dist di laci meja. Kemudian memasukkannya ke laptop, ia hanya ingin sekedar melihat foto - foto yang di abadikannya untuk memperbaiki hatinya.

Tapi bukannya membaik, dia malah memburuk. Ia melihat foto Aida yang tak sengaja terabadikan di kameranya.

"Hhh.. Astaghfirullah.. "

Tangannya berusaha untuk menghapus foto  itu, namun sebelum ia melakukannya. Ponselnya berdering, dengan cepat ia angkat telpon tersebut.

"Wa'alaikumussalam "

"...... "

"I-iya.. Abi, Rasyid dan Aida membatalkan pernikahan"

"..... "

"Nanti Rasyid ceritakan"

"...... "

"Wa'alaikumussalam "

Rasyid menghela nafas, satu tetes air matanya turun. Sakit rasanya ketika harus mengikhlaskan orang yang di cintai.

"Rasyid.. " panggilan dari balik pintu menyadarkannya. Ia segera menghapus air matanya, bagaimana pun dia manusia yang pasti bisa menangis, walau kebanyakan pria tak mudah untuk menangis.

                     🌹🌹🌹

Kedua belah pihak telah tahu alasan Rasyid dan Aida membatalkan pernikahan. Ada rasa sedih, kecewa, bingung. Ah, semuanya bercampur menjadi satu.

Dan gadis manis itu kini tengah mem-packing barang - barangnya untuk pergi ke Mesir. Syifa pun masih setia membantunya sampai sekarang.

"Aida, pokoknya kamu jangan lupain aku. Titik! "

"Iya, iyaa Syifa. Masa sih aku lupain sahabatku yang.. " Aida sengaja menggantungkan ucapannya

"Yang apa? Yang apa hayoo Da? Yang cantik jelita nan tidak sombong ini kan? "

Ketika Taqdir Yang MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang