Ujian Sekolah

2.4K 165 3
                                    

Aida tengah berkutat dengan kertas yang mengandung berbagai macam soal. Jari jemarinya masih sibuk bergerak dengan lincah mengisi soal.

Hari ini mereka harus melewati berbagai macam soal  dengan variasi berbeda - beda. Dari mulai semua soal dengan bahasa arab, angka yang begitu terlihat rumit, dan yang lainnya.

Hari - hari mereka lewati dengan menghafal, menghafal dan menghafal. Mungkin lelah telah melanda, tapi tak ada kata putus asa untuk terus mencoba.

Dann.. Bagaimana dengan Syifa?

Syifa masih tak ingin bertemu dengan Aida. Hal itu membuat Aida masih muram, matanya pernah suatu kali kembali sembab. Hhh... Bagaimana nasib persahabatan mereka? 

                     🌿🌿🌿

Di sepertiga malam Aida beranjak dari tempat tidurnya. Mengambil wudhu, lalu shalat tahajud. Entah, pikirannya berkecamuk.
Ia adukan segalanya pada sang Pencipta, merayu-Nya dengan do'a - do'a.

Butiran air mata telah jatuh tanpa permisi dari pelupuknya. Hatinya begitu bimbang dengan semua yang terjadi . Dia masih memikirkan masalahnya dengan Syifa, dan... Yang paling mengganggu dalam otaknya adalah kerinduanya pada sosok yang telah pergi tanpa pamit dalam hidupnya.

Dear Allah..
Aku merindukannya
Merindukan sosok yg pernah hadir dalam hidupku.
Tapi aku takut,takut kerinduan ini akan menghalangiku mendekati-Mu.
Maafkan aku ya Rabb
Aku telah lancang mencintai makhluk-Mu
Ampuni aku ya Rabb..

                      🍃🍃🍃

Hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan ujian. Dengan mantap Aida langkahkan kakinya menuju ruangannya. Semuanya telah siap dengan pensil dan kertas, juga tak lupa kertas yang berisi variasi soal telah tiba di hadapan mereka.

Semua ujian telah mereka lewati, hati mereka benar - benar senang. Karna beban mereka berkurang.
Dan di tambah mereka boleh pulang ke rumah selama 7 hari, itu benar - benar surga bagi mereka.

Aida dan yang lain telah siap dengan tas yang akan mereka bawa pulang. Aida bernafas lega, karna semuanya telah ia lewati. Tapi... Dengan Syifa? Ia tak tahu harus bagaimana.

"Aida, pulang sekarang? " Tanya Hafshah

Aida mengangguk dengan mantap

"Bareng yuk!  Sekalian aku juga nunggu jemputan di depan "

"Oke, yuk! "

Mereka berdiri di depan gerbang asrama, Aida pun tengah menunggu Abunya menjemput.

" Assalamu'alaikum "

Aida dan Hafshah menoleh bersamaan . Ternyata pria itu, ia benar - benar tak ingin bertemu dengannya.

"Wa'alaikumussalam, kenapa? " Ucap Hafshah,  ia seperti sudah menyadari gelagat wajah Aida

"Aku ingin bicara dengan Aida "

Sontak Aida terkejut, mengapa dirinya?

"Ada apa li? " Tanya Aida

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu "

"Iya, katakan saja "

"Aku.. Akan melamarmu seminggu setelah kelulusan "

Deg

Melamar? Jadi yang di katakan Syifa benar?

Tubuh Aida mendadak lemas, lidahnya kelu.

Tiitt... Suara klakson mobil menyadarkan Aida. Ia segera menoleh, kakaknya.

"Hafshah, aku duluan ya. Assalamu'alaikum "

Ia segera berjalan menghampiri kakanya. Hatinya benar - benar kacau. Sedangkan Ali dan Hafshah menatap sendu kepergian Aida.

"Kenapa Da? " Tanya Aidan setelah Aida duduk di sampingnya

"Aida.. Di lamar A"

Aidan membulatkan matanya, di lamar? Ia saja belum melamar Icha.

"D-di lamar? " Tanya Aidan

Aida mengangguk lemah

"Tapi Aida nggak mau A " lanjutnya

Aidan hanya menatap adiknya yang masih menunduk, sepertinya air mata telah lolos kembali.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Assalamu'alaikum  Readers.
Gimana nih Aida? 
Tunggu terus kelanjutanya ya

الى اللقاء

Wassalamu'alaikum

Ketika Taqdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now