🌼Asyhila🌼03

37.2K 2.3K 59
                                    

                           Happy reading✨

Tetap tersenyum walaupun hatimu sedang menangis. Tunjukan pada mereka bahwa kau baik-baik saja.
.
.

-Asyhila-


Pagi ini Syhila dikejutkan dengan kehadiran Diana yang tiba-tiba sudah ada didapur bersama Bi Arum.

"Bundaa." girang Syhila lalu memeluknya erat.

"Bunda kapan pulang? kok Syhila gak tau." ucap Syhila mengurai pelukannya.

Diana tersenyum lalu berpikir "Umm.. Tengah malam kayanya, bunda juga lupa hehe."

Syhila hanya tertawa kecil "Bunda jaga kesehatan, ya. Syhila gak mau bunda sakit." ucap gadis itu khawatir.

Diana terharu lalu mengecup puncak kepala Syhila lembut "Iya, bunda janji."

Arum yang melihat kedua interaksi anak dan ibu itu hanya tersenyum bahagia. Walaupun dalam hatinya ingin sekali melaporkan kejahatan yang selama ini Tasya perbuat. Tetapi nyali wanita paruh baya itu sangat kecil akibat ancaman Tasya.

"Yaudah, yuk kita sarapan." ajak Diana lalu menuntun Syhila ke meja makan.

Mereka pun sarapan dengan santainya sambil bercanda kecil yang membuat kedua lupa bahwa ada orang yang sedari tadi menatap mereka dengan sorot kebencian. Oh, bukan lebih tepatnya hanya kepada Syhila.

"Pagi, Ma." sapa Tasya lalu mencium pipi Diana sekilas.

Diana tersenyum lalu membalas mengecup pipi Tasya lembut "Kok baru bangun, sayang?" tanya Diana.

Tasya menoleh "Habis ngerjain pr banyak banget, Ma. Jadi kesiangan." ujar Tasya berbohong. Tasya memang memanggil Diana dengan sebutan 'Mama' berbeda dengan Syhila yang sudah terbiasa dengan sebutan 'Bunda'.

"Yaudah, Tasya berangkat ya." ucap Tasya bersiap pergi tetapi diurungkan karena suara Diana.

"Syhila gak kamu ajak? Ayok, Syhila berangkat sama Tasya." ucap Diana yang hanya melihat Syhila yang sedari tadi diam.

"Eh, Syhila pake sepeda aja, bun. Lebih sehat." alibi gadis itu padahal sebenarnya ia tidak mau Tasya mengamuk padanya karna ia ikut dengannya.

"No, kan bunda udah bilang kamu bakalan berangkat sama kakak kamu setiap harinya." putus Diana kekeuh.

Tasya menggerutu dalam hati tetapi masih menampilkan senyumnya "Yaudah, Syhil buruan entar telat." ajak Tasya seramah mungkin lalu melenggang pergi terlebih dahulu.

Syhila termenung kembali. Baru kali ini Tasya memanggilnya dengan sebutan namanya.

"Sayang, buruan gih." suara Diana lantas membuyar lamunan Syhila.

Syhila berdiri lalu menyalimi sang bunda "Syhila pamit, bun. Assalamualaikum." pamit Syhila lalu melangkah pelan.

Gadis itu membuka pintu depan mobil dan duduk dengan hati-hati.

"Lama." semprot Tasya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Syhila hanya berpegangan erat sambil menutup matanya rapat. Sampai gadis itu membuka matanya pelan akibat mobil berhenti secara tiba-tiba.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang