🌼Asyhila🌼56

20.6K 1.3K 67
                                    

Happy reading✨

Lebih sakit mana, tidak dianggap sama sekali? Atau sebaliknya, dianggap tapi hanya sebagai bayangan dari masalalu seseorang?

.
.
Asyhila.


Gadis itu menggerutu sepanjang jalan yang mereka telusuri. Bagaimana tidak, ia seperti orang buta saja. Matanya ditutupi kain hitam dan ada seorang laki-laki yang menuntunnya. Sedangkan laki-laki itu hanya tersenyum sesekali terkekeh melihat gadisnya yang menggerutu itu.

"Kak, kita mau kemana?" tanya gadis itu yang tak lain adalah, Syhila. Syhila hanya bisa mendengus kala matanya yang ditutup oleh Azka selama diperjalanan tadi.

"Bentar lagi nyampe." kata Azka setia menuntun gadisnya itu berjalan.

Azka tersenyum senang. Kemudian mengajak gadisnya untuk berjalan terus.

"Ini dimana? Kok rame banget?" tanya Syhila yang banyak sekali mendengar suara-suara orang.

Mereka pun berhenti, Azka melepaskan sepatu yang Syhila pakai dan seketika gadis itu dapat merasakan dimana ia berpijak. Dari teksturnya saja gadis itu sudah bisa menebak dimana ia sekarang berada.

Azka tersenyum ketika melihat gadisnya yang melebarkan senyumnya. Dan, dengan cepat Azka melepaskan kain hitam yang sedari tadi menutup mata gadisnya.

"Pantai!" pekik Syhila senang. Demi apapun ia sudah sangat lama ingin ke pantai. Namun, tidak pernah ke tercapai karna ia tidak berani jika sendirian. Ia pun langsung menatap Azka binar memeluk laki-laki itu singkat.

Syhila langsung menatap pasir lembut yang ia pijak dan air yang mengenai kakinya lembut.

"Suka?" tanya Azka menatap Syhila.

Gadis itu mengangguk semangat. "Suka banget! Makasihh....Aaa aku mau main air!" girang gadis mungil itu nampak senang.

"Sama aku, nanti kamu hanyut lagi." kekeh Azka menarik gadisnya lembut. Menuntun Syhila untuk berjalan menuju air yang mencapai lutut mereka.

"Jangan ke tengah ya." pinta Syhila takut-takut, sambil menatap Azka. Memegang ujung kaos milik Azka.

Azka terkekeh pelan. "Katanya mau main air?" tanya Azka merengkuh pinggang gadisnya posesif. Kedua kaki mereka berayun menelusuri air yang dalamnya mencapai hingga lutut.

Syhila lantas melotot, menatap sekeliling orang yang ternyata menatap mereka bedua.

"Kak Azka! Lepas ih.. Malu diliatin orang." ujar Syhila tidak nyaman.

Azka malah tertawa, kemudian mengecup bibir gadisnya sekilas membuat Syhila melotot tajam.

"Biarin aja, toh kita juga gak berbuat yang aneh-aneh, kan?" kata Azka tidak mau ambil pusing.

Syhila hanya mendengus pelan. Menatap Azka yang kini malah tersenyum.

"Syhi,"

"Ap--Kak Azka! Ihh jadi basahkan!" omel Syhila kala Azka yang sengaja mencipratkan air kepadanya saat ia menoleh.

"Nih, rasain!" kata Azka semakin mencipratkan air kepada Syhila yang sudah basah.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang