🌼Asyhila🌼60

23.1K 1.4K 140
                                    

Happy reading✨

Pergilah, sebelum rasa ini benar-benar tidak bisa dihilangkan oleh pemilik hatimu.
.
.
Asyhila.

Sakit sekali rasanya mendengar seseorang yang sudah kita anggap lebih berarti dari diri kita sendiri malah melontarkan perkataan yang sama sekali tidak diduga olehnya.

Sakit kah jika kita mengetahui pasangan kita masih mencintai orang lain?

Hatinya remuk seketika, niat awalnya ia urungkan seketika kala mendengar semua kata-kata menyakitkan itu.

Sebegitu rendahnya kah dirinya? Sampai-sampai ia saja tidak tahu bahwa saat ini hanya hanya dijadikan bayangan dari masalalu seseorang? Dan, lebih parahnya lagi orang itu adalah seseorang yang masih dicintai kekasihnya sendiri.

Air mata itu mengalir tak kunjung henti, ia juga tidak tau kenapa ia bisa mengatakan hal barusan.

Azka mengumpat sekasar-kasarnya didalam hati. Laki-laki itu mengerutuki dirinya sendiri yang bodoh karna sudah mengatakan hal barusan.

"Gak! Kamu salah paham, Syhi." ujar Azka menggeleng tegas. Azka mencoba mendekat, namun Syhila sudah terlebih dahulu mundur. Gadis itu menggeleng dengan senyum yang sangat ia paksakan.

Tangannya terkepal erat, mencoba mendongak. Syhila menatap Azka lirih.

"Makasih. Kita putus,"

Setelahnya, gadis itu berlari kencang meninggalkan apa saja yang ia bawa tadi. Ia tidak peduli lagi, kenapa semuanya sangat menyakitkan? Apa salah dirinya, sampai-sampai ia dipertemukan dengan seseorang yang sama sekali tidak akan pernah melupakan masa lalunya.

Harusnya ia sadar, ia tidak boleh mencintai laki-laki itu.

"Syhila! Syhila!" teriak Azka mengejar gadis itu. Azka sama sekali tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Kalau ia tahu, ia akan tarik kata-katanya lagi.

"Syhi! Tunggu!" teriak Azka berlari ke luar, namun sayangnya gadis itu sudah masuk ke dalam taksi.

Azka mengacak rambutnya kasar. Sekali lagi ia telah berbuat kesalahan yang sangat fatal.

"Tik, bilang ke Mama gue pergi." ujar Azka terburu-buru, laki-laki mengambil kunci mobil dan langsung bersiap pergi.

"Ka, lo mau kemana?" ujar Tika mencegah, memegang lengan laki-laki itu.

"Ini penting, Tik. Gue udah buat dia kecewa," kata Azka tidak tenang.

"Ka, katanya dia cuma pelam--

"Itu dulu! Gue belum selesai ngomong dan dia udah keburu ambil kesimpulan, gue bakal jelasin ke dia." ujar Azka bersiap pergi.

"Tapi, Qila. Kita harus ke maka--

"Dia lebih penting, Tik! Tolong ngertiin gue!" ujar Azka membentak, emosi laki-laki itu benar-benar tersulut saat ini.

Tika kicep, merasakan bahwa laki-laki didepannya ini benar-benar esmosi.

"Jadi, Qila bukan prioritas lo lagi?" entah maksud apa Tika mengatakan hal itu, yang pasti itu membuat Azka ingin meledak sekarang juga.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang