🌼Asyhila🌼78

25.3K 1.5K 137
                                    

Happy reading✨

Selamat tinggal dunia, dan aku membenci dirinya.
.
.
Asyhila.


Tok. Tok. Tok.

"Syhila, bangun sayang." ujar sang ibu sambil mengetok-ngetok pintu didepannya.

"Syhila, buka pintunya!" kata Diana sedikit lebih keras. Wanita paruh baya itu nampak panik kala gadis itu menyahut-nyahut.

"Syhila!"

"Iya, bunda!"

Wanita paruh baya itu lantas menghela nafas lega. Tak lama kemudian muncullah gadis yang tengah memakai seragamnya.

"Kamu ngapain aja didalem? Bunda khawatir," ujar Diana menerobos masuk. Saat ia masuk ia sempat melirik tempat sampah yang berada disamping kasur gadis itu. Obat yang kemarin ia lihat kini sudah tidak ada lagi ditempat.

"Syhila kan lagi mandi tadi," ujar gadis itu membela diri.

Gadis manis itu duduk didepan cermin kemudian mengambil sisir untuk menyisir rambutnya.

Sebelum gadis itu sempat menyisir rambutnya. Sisir itu sudah terlebih dahulu berpindah tangan.

"Udah lama bunda gak perhatiin kamu. Makin cantik aja anak bunda." ujar Diana memulai menyisir rambut itu.

Syhila lantas terkekeh pelan. Ia menatap wajahnya dicermin, nampak pucat seperti sebelum-sebelumnya.

Gerakan tangan Diana lantas terhenti, ia menatap banyak rambut yang berguguran.

Syhila hanya tersenyum miris. "Rontok ya, bun?"

Diana mengangguk singkat. "Tumben rontok gini, nanti kita ke salon ya." ujar Diana kembali menyisir rambut gadis itu pelan.

Gadis itu tidak menyahut. Ia menatap rambutnya yang kian menipis ini. Apakah nantinya ia akan sampai botak?

"Bunda," panggil gadis itu lembut. Kemudian berbalik, menghadap sang ibu.

Diana pun menunduk, guna bisa melihat dengan leluasa sang anak. "Hm?" gumam Diana melanjutkan menyisir rambut gadis itu.

"Bunda sedih, gak nanti kalau Syhila pergi?" tanya gadis itu memegang lengan sang ibu supaya berhenti menyisir rambutnya.

Diana mengerutkan keningnya bingung. "Emang kamu mau kemana? Kok bunda gak diajak." sungut Diana nampak cemberut.

Syhila lantas tertawa kecil. Kemudian ia memeluk sang ibu, dan menenggalamkan wajahnya diperut sang ibu. "Kan Syhila cuma nanya, bunda sedih gak?" ulang gadis itu.

"Tergantung, kalau kamu perginya lama bunda bakalan sedih." ujar Diana asik menyisir rambut gadis itu.

Ingin rasanya gadis itu menangis. Memberitahu sang bunda apa yang dideritanya selama ini. Namun, ia tidak punya keberanian untuk mengungkap semuanya.

"Kalau lama?"

Diana semakin dibuat bingung oleh sang anak."Bunda bakal susulin kamu,"

"Dan, sayangnya nanti bunda gak bakal bisa nyusul Syhila." gumam pedih gadis itu dalam hati.

***

Waktu terus saja berputar. Kini tak terasa, sudah hampir terbilang dua minggu laki-laki itu dibuat kebingungan. Entahlah, ia merasa mempunyai ketakutan yang amat besar selama beberapa hari ini.

Selama hampir itu juga ia tidak melihat gadis itu. Gadis yang dulu biasanya akan menyapanya walau hanya sekedar sapaan kecil. Mungkin hanya ia yang tidak melihatnya, apakah gadis itu masih menghindarinya?

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang