🌼Asyhila🌼74

19.1K 1.2K 68
                                    

Happy reading✨

Terimakasih karna telah mengajarkan aku arti memperjuangkan lalu mengikhlaskan.
.
.
Asyhila


Laki-laki itu memarkirkan mobilnya seperti ditempat biasa. Laki-laki itu memilih berangkat lebih pagi dari biasanya, agar tidak menjadi perhatian semua orang kalau ia datang terlambat.

Sejak ia selalu sendiri, banyak sekali yang terang-terangan mendekatinya. Bahkan Febby yang dahulu hilang tak ada kabar kini sudah balik lagi, membuat laki-laki itu tidak tenang.

Kelas adalah pilihannya. Jika ia biasanya akan menghabiskan waktu diruang osis. Kali ini sepertinya tidak, karna ada tugas yang harus ia kerjakan sekarang juga.

Mata elang itu kian memincing kala melihat kotak bekal berwarna biru itu yang terpampang jelas diatas mejanya.

Azka, laki-laki itu mendekat kemudian membaca note yang terletak diatas bekal itu.

Aku buatin sandwich buat kamu.

Jangan lupa dimakan ya, aku buatnya khusus buat kamu.

Note: jangan dibuang lagi ya:)

SyhilanyaAzka.

Kata terakhir itu membuat Azka mematung seketika. Apakah gadis itu masih menganggapnya sebagai seorang kekasih?

Tanpa mau ambil pusing. Azka langsung mengambil kotak bekal itu dan segera beranjak pergi. Tujuannya adalah gadis yang sudah memberinya bekal ini.

Azka terpaku sebentar kala melihat gadis yang tengah duduk dibangkunya dengan tenang sambil membaca sebuah novel.

Tanpa menghiraukan debaran yang ada, Azka langsung menghampiri gadis itu.

"Loh, kenapa dibalikin? Gak enak ya?" tanya gadis itu tetap lembut seperti biasanya.

"Gue gak butuh!" ketus dan dingin. Gadis itu tidak lagi mempermasalahkan nada biacara laki-laki itu.

"Makan, dikit aja. Aku buatnya susah payah tau," ujar gadis itu berdiri dari duduknya kemudian mengambil bekal yang sudah Azka letakan diatas mejanya.

"Gue udah makan." kata Azka kemudian berbalik, berniat ingin beranjak dari sini.

Namun, Syhila dengan cepat berdiri didepan Azka dengan senyum lebarnya. "Buat nanti istirahat, aku gak maksa kamu buat makan sekarang kok." kata Syhila menarik tangan besar Azka dan langsung meletakan bekal itu.

Tanpa mau mengatakan apapun, laki-laki itu langsung berlalu pergi, dan tak lupa juga membawa bekal ditangannya.

Senyum Syhila lantas semakin mengembang. Dengan Azka mau menerimanya bekal itu saja gadis itu sudah senang. Apalagi sampai memakannya.

***


Jika waktu istirahat digunakan untuk istirahat. Lain hal dengan laki-laki yang masih berkutat dengan laptopnya ini.

Laki-laki itu sama sekali tidak berniat untuk beranjak keluar dari kelas. Baginya, ia lebih memilih menyibukan diri dengan tugas-tugas didepannya dari pada harus ke luar kelas dan akhirmya bertemu dengan seseorang yang selalu ia hindari.

Melirik kotak bekal biru itu sekilas, laki-laki itu tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia sedang lapar saat ini. Apalagi ia tidak makan apapun sejak pagi.

Apakah ia harus memakannya?

Persetan dengan apa yang akan dikatakan gadis itu nantinya, yang pasti laki-laki itu harus mengisi perutnya sekarang juga.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang