🌼Asyhila🌼52

22.7K 1.4K 60
                                    

  Happy reading✨

Harus dengan kata apa aku mengungkapkannya. Bahwa hadirmu, buatku terasa lebih sempurna.
.
.
Asyhila.


Selama ini tidak ada kata nyenyak saat tidur dimalam hari. Selalu saja dihantui rasa bersalah karena kejadian dulu. Mimpi yang selalu saja membuat laki-laki itu hilang kendali dan bahkan tak tentu arah.

Selama dua tahun ia tidak pernah merasakan tidur nyenyak seperti kebanyakan orang. Kalau pun tertidur itupun cuma sebentar saja. Namun kini, baru kali ini laki-laki itu kembali merasakan bagaimana rasanya tidur nyenyak kembali tanpa adanya gangguan apapun. Rasanya seperti orang yang tidak pernah tidur sama sekali.

Pagi sudah menjemput. Syhila terbangun tepat jam 5 pagi dini hari. Gadis itu menatap Azka yang masih nampak terlelap puas ditempat tidur.

Wajah laki-laki itu sangatlah damai ketika tidur.

Syhila suka memandangi wajah laki-laki itu. Dengkuran halus itu membuat Syhila terkekeh pelan. Azka benar-benar tertidur pulas sekali.

"Ganteng, tapi kalau bangun nyebelin." gadis itu menggerutu pelan.

Memilih membersihkan diri. Syhila ingin pulang kerumahnya pagi ini. Ia tidak ingin terus-menerus merepotkan Azka.

Sampai Syhila selesai mandi dan membuat sarapan buat Azka. Laki-laki itu ternyata belum bangun juga.

Syhila mengambil kertas kecil kemudian menaruhnya disamping sandwich yang ia buat.

"Dasar kebo," ujar gadis itu terkikik sendiri.

Gadis itu mulai beranjak keluar apartemen. Meninggalkan laki-laki yang masih tertidur pulas disana.

***

Laki-laki itu lantas terbangun kala mendapati seseorang yang malam tadi menemaninya tidur sudah tidak ada.

"Syhila!" teriak Azka masih duduk ditempat tidur. Laki-laki itu masih mengantuk, padahal sudah jam 6 pagi.

Azka panik kala tidak mendapati gadis itu diseluruh apartemen.

"Syhi, jangan main petak umpet dong." teriak Azka masih menggema.

Kemudian laki-laki itu beranjak ke dapur. Namun, nihil gadis itu juga tidak ada. Baru saja ingin kembali mencari matanya menangkap sepiring sandwich dengan sebuah note disampingnya.

Aku pamit pulang duluan, Kak. Maaf gak bangunin.

Oh, ya. Aku udah buatin sandwich buat Kakak. Jangan lupa dimakan.

Asyhila.

Rasa khawatir itu seketika lenyap begitu saja kala membaca kertas itu. Senyum Azka merekah. Kemudian bergegas ke kamar mandi agar bisa berangkat bersama gadisnya.

***

Syhila menatap rumahnya yang sudah dua hari ia tinggalkan. Rasanya sangat rindu sekali dengan rumah ini dan juga orang-orang didalamnya.

"Lho, kenapa gak dimakan?" tanya Bi Arum yang membawakan segelas susu untuk Syhila.

Syhila yang sedari tadi hanya menatap makanannya pun menoleh. "Syhila gak nafsu, aku kangen Bunda, Bi." adu gadis mungil itu nampak sedih.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang