🌼Asyhila🌼11

26.2K 1.9K 39
                                    

Happy reading✨

Keanehan apalagi ini? Saat aku menatapnya tajam bayangan itu tiba-tiba saja muncul. Tetapi, saat aku menatapnya lembut bayangan itu seolah tidak pernah ada disana.
.
.
Azka


Gadis itu berjalan santai menuju dapur milik Elin. Saking santainya ia tidak menyadari bahwa ia tak sendiri didapur itu.

Baru saja ingin mengambil sebuah cangkir yang sudah bertengger rapi ditempatnya, sebuah lengan kekar terlebih dahulu menggapainya.

Tangan mereka saling menempel lalu terdiam.

Kedua remaja itu saling menatap sekilas lalu sama-sama mengalihkan pandangannya.

Azka, laki-laki terlebih dahulu menjauh dari situ dan beralih ke pojok paling sana. Laki-laki itu juga terkejut ketika mendapati Syhila yang kini juga didapur. Memilih sibuk dengan membuat minumannya laki-laki tidak ingin berniat melirik. Rasanya masih canggung akibat kejadian tadi siang.

Sama halnya dengan Syhila, gadis itu lebih memilih mengambil cangkir itu dan meletakannya dinampan kecil. Mata bulat itu melirik kesana kemari mencari sesuatu.

Menyapu bersih indra penglihatannya gadis itu tak kunjung mendapatkan apa yang ia cari.

"Gulanya, mana ya?" gumam Syhila kebingungan. Gadis itu mulai melirik Azka yang juga sibuk membuat minuman dipojok sana.

Ragu. Ya, gadis itu ragu untuk bertanya kepada Azka. Mengingat kejadian tadi siang yang membuatnya menjadi takut-takut jika berada didekat laki-laki itu.

Memilih mencari sendiri, gadis itu mulai berjalan-jalan meneliti setiap lemari yang ada. Senyum manis milik gadis itu terbit tak kala melihat toples yang ia yakini itu adalah gula.

Tetapi sayangnya toples itu berada jauh diatas lemari sana. Sedangkan badannya yang mungil tidak bisa mengambil toples gula itu.

Tidak menyerah, gadis itu mulai melompat-lompat kecil sambil mengadahkan tangannya ke atas guna menggapai toples kecil itu.

"Huh." kata Syhila mengambil nafas sejenak lalu kembali mencoba menggapai toples itu.

Baru ingin melompat kembali, tangan seseorang sudah terlebih dahulu mengambil toples itu dan menyodorkannya dihadapannya

Azka, sang pelaku memegang toples itu dan menyodorkannya tepat dihadapan Syhila. Raut wajah laki-laki seperti biasa tanpa eskpresi apapun.

Syhila dengan ragunya lalu mengambil toples itu.

"Makasih, Kak." ujar Syhila lalu bergegas menyingkir dari hadapan laki-laki itu.

Azka bergidik acuh, lalu lebih memilih pergi. Tapi sebelum laki-laki itu pergi suara lembut milik gadis mungil itu sudah terlebih dahulu menghentikannya.

"Aku minta maaf, Kak." cicit Syhila pelan. Bahkan gadis itu kini tengah menunduk tak berani melihat laki-laki itu. Bukan apa-apa Syhila minta maaf, mengingat kembali kejadian siang itu ia merasa bersalah dan harus meminta maaf.

Seolah terpaku, wajah laki-laki itu seolah kebingungan ketika Syhila mengatakan maaf, memilih acuh lalu membalasnya dengan sekedar gumaman. "Hmm." gumam Azka tanpa mau berbalik melihat gadis itu.

Baru Syhila ingin membuka mulut kembali suara lain sudah terlebih dahulu mengintrupsi gadis itu.

"Syhilaaa! Lo, dimana? Kok lama banget?" teriak Elin yang terlihat tergesa-gesa menuruni anak tangga.

"Azkaa! Woy,.. Lo masih hidup,kan?" itu suara Satria.

"Azkaa, yuhuu." disusul suara lebay Ari yang berada dibelakang Satria.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang