🌼Asyhila🌼35

22.9K 1.5K 51
                                    

Happy reading✨

Nyatanya kegagalan itu datang lagi, aku kembali membuat orang yang berarti dalam hidupku terluka.
.
.
Azka


"Arghh! Lo, bodoh! Ka, bodoh! Ngapain pake nyebut nama dia segala." sejak kembali dari belakang tadi. Laki-laki itu bak orang kesetanan. Berkali-kali ia memukul kepalanya sendiri sampai laki-laki itu merasakan sakit dikepalanya.

"Gara-gara mimpi itu, gue jadi kek gini." gumam Azka ketika mengingat mimpi pada saat itu.

"Tunggu, kenapa juga gue harus takut? Argh! Sialan." rutuk Azka lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sepertinya otaknya harus terkena air dingin supaya tidak panas lagi.

Syhila menoleh ketika mendapati ponsel milik Azka yang tengah berdering. Gadis itu nampak acuh, karna tak berani mengangkatnya sembarangan. Takut dibilang tidak menghargai privasi orang lain.

Namun, ponsel itu berbunyi terus-menerus membuat Syhila terpaksa harus mengangkatnya.

"H--

"Azka, temenin gue ya? Ke tempat temen gue, soalnya mau ambil barang. Mau kan?"

Suara gadis disebrang sana langsung mengurungkan niat Syhila untuk menyapa.

"In--

"Gue tau lo gak bakal nolak ajakan, gue. So, sebentar lagi gue otw. See you."

Sambungan langsung terputus dari sebrang sana. Bahkan Syhila sedari tadi belum sempat mengatakan apa-apa karna gadis disebrang sana terus mencerocos.

From: Tika

Gue tunggu, jangan ngaret. Bentar lagi gue berangkat.

Syhila tak sengaja membaca pesan itu dari luar. Gadis itu meletakan ponsel milik Azka dan membereskan buku serta yang lain.

Syhila berniat ingin pulang saja, toh sebentar lagi Azka juga akan pergi. Pastinya laki-laki itu akan mengusirnya lagi, mungkin. Pikir Syhila seperti itu, mengingat dulu Azka pernah mengusirnya secara halus.

Mengambil bukunya kembali, gadis itu mencarik kertasnya. Gadis itu nampak menuliskan sesuatu disana.

Kak Azka, aku pamit pulang. Maaf gak izin langsung sama Kakak.

Asyhila.

Setelah menulis itu gadis itu meletakan kertas itu diatas buku Azka lalu menindihinya dengan bolpoin supaya tidak terbang.

Setelahnya gadis itu langsung memasuki rumah besar itu, matanya melirik ke sana kemari, mencari orang untuk berpamitan. Namun, sayangnya tidak ada orang sama sekali diruang tamu itu.

"Apa aku pulang aja ya?" gumam Syhila menatap rumah ini yang nampak sepi.

Gadis itu mengeratkan jaketnya, lalu melangkah pergi. Mungkin bisa jadi nanti Azka mengatainya tamu tidak sopan, karna pulang tak berpamitan. Namun, sudahlah Syhila juga tidak ingin ia kembali diusir, pikir gadis itu tiba-tiba saja sebal.

"Ngapain juga aku harus kesel." gerutu Syhila lalu keluar dari pekarangan rumah besar itu.

Sore kini hampir menjelang malam. Matahari pun mulai menggelamkan diri, namun tidak ada satupun taksi yang lewat kali ini.

"Aku jalan aja kali ya, siapa tau ada." monolog gadis itu mulai mengayunkan kakinya.

***

Laki-laki itu menuruni tangganya cepat, merasa bodoh karna sudah meninggalkan seseorang dibelakang halaman rumahnya.

Dari pintu saja, sudah terlihat siapa-siapa. Laki-laki itu kembali masuk dan tepat sekali berpapasan dengan sang ibu.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang