🌼Asyhila🌼77

22.2K 1.3K 136
                                    

Happy reading✨

I hate be life
.
.
Azka.

"Erlan kenapa kasar sama cewek, Qila gak pernah suka sifat kasar Erlan." kata seorang gadis tiba-tiba menangis, gadis itu berdiri bersama gumpalan awan putih yang sangat indah.

"Qila benci Erlan!"

"Qil," laki-laki hendak menjaungkau bayangan putih bersih itu, namun gadis itu sudah terlebih menjauh.

Gadis itu menatap Erlan dengan air mata yang mengalir. Ia menatap laki-laki didepannya dengan sorot kekecewaan.

"Qila harap Erlan gak ngelakuin hal yang sama lagi, Qila kecewa sama Erlan," isak gadis mungil itu seraya berlari kencang.

"Qila!" laki-laki terus mengejar sang gadis. Namun, gadis itu sudah hilang bersamaan dengan gumpalan awan putih disana.

"Q-il." lirih seorang laki-laki tiba-tiba membuka matanya cepat. Dadanya turun naik tak beraturan. Nafasnya begitu tersendat-sendat akibat mimpi yang datang secara tiba-tiba itu

Apa maksud mimpi itu. Kenapa mimpi itu begitu terasa nyata dan ada. Kenapa gadis didalam mimpi itu mengatakan bahwa ia membenci dirinya. Apa salahnya.

"Kamu kenapa, Qil?" gumam laki-laki lantas bangkit. Ini, baru pertama kali ia kembali bermimpi tentang Qila lagi. Terlebih mimpi itu sangat jauh dari perkiraannya.

Tapi kenapa mimpi ini begitu sangat nyata dan menyakitkan baginya. Dibenci sama seseorang yang bahkan sudah tidak ada.

Apa salah dirinya?

Laki-laki itu mengacak rambutnya kasar. Melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukan pukul 1 pagi. Ia pun mulai melangkahkan kakinya keluar kamar.

Langkahnya lantas terhenti kala menatap seseorang bertubuh tegap sedang berjalan mengendap-endap.

"Ngapain, bang?"

"Eh, anying. Kutu kupret! Anjir, lo ngangetin banget sih!" rutuk laki-laki itu yang tak lain adalah Alvaro, abangnya Azka.

Azka yang niatnya hendak mengambil minum pun tidak jadi. Ia memilih menghampiri Varo yang masih berada didepan pintu.

"Bang, lo--"

"Shutt.. Diem, diluar aja." ajak Varo menarik lengan sang adik untuk mengikutinya.

Kini kedua kakak-beradik itu duduk berselesehan diatas tundakan semen yang ada didepan rumah mereka.

"Sejal kapan clubbing, bang?" tanya Azka datar. Ia sama sekali tidak menyangka jika abangnya ini ke tempat laknat itu.

Varo menghela nafas kasar. "Cuma beberapa kali, itupun gue khilaf, nyet." ujar Varo mencoba bercanda.

"Kalau Mama sama Papa-"

"Anjir! Janganlah, lo mau abang terganteng sejagat jakarta ini babak belur hah?" ujar Varo panik. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi kedua orang tuanya. Terlebih Vino, sang papa.

"Makanya jangan lagi," ujar Azka mendengus. Niatnya ingin menenangkan pikiran, malah semakin menambah pikirannya.

"Iya-iya." jawab Varo asal.

Keduanya hening. Pikiran mereka sama-sama berkelana kemana-mana. Sampai suara Varo memecah keheningan mereka.

"Gue ketemu, Tika waktu diclub." kata Varo melirik sang adik.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang