🌼Asyhila🌼48

20.5K 1.3K 44
                                    

Happy reading✨

Keadilan yang ku rasa kini adalah, saat penderitaan penuh gelap menghampiri, kamu datang sebagai cahaya diantaranya.
.
.
Asyhila.


Waktu sangat cepat berlalu. Kini malam sudah menghampiri. Persiapan pesta sudah sepenuhnya sempurna. Rumah modern ini sangatlah terlihat mewah dengan balutan serta hiasan yang indah.

Gadis yang tengah mengenakan dress merah yang membalut tubuh langsingnya itu tersenyum puas melihat semuanya.

Kini sudah menunjukan pukul 8 tepat. Para undangan datang berganti dan tak lupa juga memberi ucapan selamat ulang tahun kepada gadis pirang itu beserta kado.

Semua orang yang datang tercengang kala melihat bangunan mewah ini nampak sangat elegan dan berkelas.

"Happy brithday, Sya." kata salah satu teman Tasya sambil menyodorkan sebuah kado.

Tasya tersenyum ramah. "Thanks. Oh, ya. Lo, sama siapa?" tanya Tasya basa-basi.

"Pacar gue, tuh disana." tunjuk gadis berambut pendek itu pada laki-laki yang tengah asik mengobrol.

"Oh, have fun ya." ujar Tasya. Setelahnya gadis itu pergi. Tak lama kemudian Kintan dan Febby pun datang. Kedua nampak cantik dengan balutan busana masing-masing.

"Lo, cantik banget Tas." puji Kintan yang kini tengah mengenakan dress tanpa lengan sampai paha.

"Perfect, lo keliatan beda." timbrung Febby dengan rambut yang kini disanggul ke atas.

Tasya tersenyum bangga. "Tentu dong." jawab Tasya bangga.

Elin, Satria dan Ari yang baru saja sampai langsung masuk ke dalam. Dan, ternyata didal sudah banyak sekali yang datang.

"Gila, keluar duit berapa juta nih orang." kata Ari melongo bak orang bego.

"Cih, biasa aja." sahut Elin agak sewot.

Ngomong-ngomong tentang Elin. Malam ini gadis preman itu tengah mengenakan drees agak panjang namun sedikit terbuka dibagian punggung serta kakinya. Dan, itu semua lantas jadi bulan-bulanan Ari dan Satria saat masih dirumah.

"Jangan bikin ulah, lo." peringat Satria menatap sang adik.

Elin mendengus pelan. "Lo kira gue perusuh?" ketus Elin.

"Bukan, perusak iye." sahut Ari kemudian mengacir terlebih dahulu sebelum kena semprot oleh gadis itu.

Baru saja Elin ingin mengeluarkan suara membahananya. Satria dengan sigap membekap mulut gadis itu.

"Gue bilang apa? Mau gue anter pulang?" kata Satria kewalahan menghadapi adiknya ini.

"Iya! Iya!" ketus Elin kemudian berlalu masuk. Namun, Satria malah menariknya supaya menemui Tasya cs terlebih dahulu.

"Azka mana?" tanya Febby langsung saat melihat Satria, Ari dan Elin mendekat.

"Wihh, lumayan. Gue kira gak bisa dandan." cibir Febby seketika.

Mata Elin melotot tajam. Jika tidak mengingat dimana ia sekarang. Sudah Elin pastikan rambut sanggul itu akan terlepas sekarang juga.

"Makasih. Gue tahu gue cantik, gak usah ngiri! By. Gue mau ke kamar Syhila aja. Males dikumpulan ulat cabe." cerocos Elin panjang lebar kemudian melenggang pergi.

"Heh! Kurang aja banget tuh, orang." sahut Kintan kesal akan adik kelasnya itu.

"Udahlah. Biarin aja." kata Tasya tidak mau ambil pusing.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang