🌼Asyhila🌼38

23.1K 1.5K 73
                                    

Happy reading✨

Tidak seharusnya kamu membenci bagian dari masalalu mu, siapa tau bagian itu nantinya yang akan merubahmu.
.
.
Asyhila

Dibalik sifat dan perilaku seseorang pasti tersimpan berjuta alasan yang mereka miliki. Baik itu dari hati maupun dari niat orang itu sendiri.

Bagaimana jika perilaku itu tiba-tiba berubah hanya karna sebuah masa lalu? Hanya karna sebuah mimpi yang kepastiannya tidak tentu arah.

Atau hanya karna keinginan semata?

Mungkin jika bagi orang lain mudah mengenali perasaan sendiri, namun tidak dengan laki-laki itu ini.

Sudah hampir satu jam ia melamunkan diri. Meyakinkan bahwa apa yang ia lakukan selama ini berasal dari hati bukan dari simpati. Berasal dari dirinya sendiri bukan atas dasar orang lain.

Berpegang teguh bahwa tidak akan jatuh hati lagi, untuk yang kedua kali.

"Argh! Kenapa jadi gini sih?" kesal laki-laki itu mengusap wajahnya kasar. Mungkin sebentar lagi kepalanya akan mengeluarkan asap saking kesalnya.

Disinilah laki-laki itu melamun, balkon kamarnya. Tempat yang selalu ia jadikan lamunan ketika suntuk maupun pusing-pusing seperti ini.

"Azka." panggilan lembut dari arah pintu lantas membuat laki-laki bernama Azka itu menoleh dan mendapati Alya sang ibu yang kini tengah berjalan menuju ke arahnya.

"Kenapa, Ma?" tanya Azka memilih beranjak untuk menghampiri sang ibu.

"Astaga, badan kamu dingin. Pasti kelamaan dibalkon kamar." Alya berdecak kesal memegang tubuh anak laki-lakinya yang nampak dingin. Pasti gara-gara udara yang dingin diluar, ditambah cuaca mulai gerimis.

Azka pun menyadari bahwa ia mulai kedinginan, namun laki-laki itu terlalu acuh. "Gak papa, Ma. Mama tumben ke sini? Kenapa?" tanya Azka menatap Alya.

"Ada Tika dibawah, dia cariin kamu. Tumben banget malam-malam gini, biasanya gak pernah." ujar Alya sedikit heran.

"Mama aja yang temenin, Azka males." ceplos Azka, laki-laki itu memang pengen sendiri saat itu. Terlebih pikirannya kini tengah kemana-mana, membuatnya sedikit pusing dan butuh waktu sendiri.

Alya menatap Azka bingung. "Kasian dia, kamu temuin dulu. Kalian ada masalah?" tanya Alya ingin tahu. Tidak biasanya Azka menolak kehadiran Tika seperti sekarang.

Azka menggeleng pelan. "Lagi, pengen sendiri aja, Ma." ujar Azka tersenyum.

Alya menghela nafas gusar. "Kamu kalau ada masalah cerita ke Mama, jangan dipendem sendiri." nasehat ibu anak dua itu.

Azka hanya mengangguk singkat, ingin sekali ia bercerita dengan sang ibu. Namun, ia rasa tidak untuk sekarang.

"Yaudah, sekarang turun temuin Tika dibawah." suruh Alya tersenyum.

Setelahnya wanita paruh baya itu bersiap ingin keluar, namun tiba-tiba tertahan ketika melihat seorang gadis berjaket merah yang tengah berdiri didepannya.

"Hehhee, maaf sampe nyusulin ke sini. Habisnya Tika takut sendirian dibawah." kata gadis bernama Tika itu tersenyum lebar.

"Gak papa, tuh Azkanya didalem. Masuk aja." suruh Alya kemudian berlalu pergi.

Baru saja ingin masuk, suara dingin milik Azka sudah terlebih dahulu mengintrupsinya.

"Diem di situ."

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang