🌼Asyhila🌼80

28.2K 1.4K 179
                                    

Happy reading✨




"Ma, ini kenapa semuanya kumpul disini?" tanya Azka yang datang terpogoh-pogoh. Wajah laki-laki itu penuh keringat akibat ngebut-ngebutan untuk segera sampai kerumah sakit.

"Kenapa gak ada yang masuk?" tanya Azka lagi.

Hening.

Tidak ada yang menjawab satupun. Yang terdengar hanya tangis yang bersahut-sahutan. Terlebih lagi tangisan tante Diana yang sangat kencang.

Azka bisa menebak. Ada yang tidak beres saat ini. Semuanya tidak baik-baik saja. Pikir laki-laki itu kacau.

"Bang ini kenapa bang?" tanya Azka beralih pada Varo.

Varo bungkam. Sama sekali tidak berniat menjawab. Tatapan laki-laki itu bertubuh tegap itu tidak dapat diartikan sama sekali.

"Bang!"

"Maaf, jenazah pasien akan segera kami bawa."

Sederet kalimat itu lantas membuat tangis semua orang kian pecah. Terlebih Diana yang kembali meraung.

"Gak! Anak saya masih hidup. Syhila!" jerit Diana berusaha menjangkau tubuh kurus dan dingin itu.

"Anak saya masih hidup! Syhila, ini Bunda sayang. Bangun!"

"Ma, ikhlasin. Biarin Syhila tenang." ujar Tasya yang berada disamping Diana. Gadis pirang itu juga menangis disamping sang ibu.

Deg!

Azka seketika bergetar hebat. Tubuhnya menegang ditempat. Tidak! Ini hanya mimpi buruk. Gadisnya tidak mungkin pergi secepat ini. Tidak mungkin.

"Gak! Ini gak mungkin kan. Bang ini, gak mungkin kan?!" cecar Azka mengguncang-guncang hebat tubuh Varo.

"Nak, ikhlasin. Biarin dia tenang, sayang." isak Alya bersuara. Wanita paruh baya itu menggeleng lirih seraya menatap sang putra.

Azka tidak menghiraukan sang ibu. Laki-laki itu berlari mengejar beberapa suster yang mendorong jenazah itu.

"Berhenti! Syhila masih hidup! Balikin! Balikin ke kamar sekarang juga!" bentak Azka pada beberapa perawat itu.

"Maaf, saudara Syhila sudah dinyatakan mening--"

"BOHONG! DASAR GAK BECUS! SYHILA MASIH HIDUP!" teriak Azka kalang kabut sendiri.

Laki-laki itu lantas membuka kain putih yang menutupi seluruh tubuh gadisnya itu. Dilihatnya wajah yang sering menampilkan raut cerianya itu kini sama sekali tidak berekspresi.

"Syhi, bangun! Bangun! Buktiin ke mereka kalau kamu cuma tidur! Asyhila Ersya Arabell, aku bilang bangun!" teriak Azka mengguncang-guncang tubuh kurus dan dingin itu.

Air mata laki-laki itu seketika mengalir. Ia tidak peduli akan tatapan dari orang-orang. Yang ia mau saat ini hanya gadisnya.

"Syhila aku bilang bangun sekarang! Bangun!"

"ASYHILA AKU BILANG BANGUN!" teriak Azka benar-benar seperti orang kesetanan. Azka mengguncang-guncang tubuh mungil itu dengan kerasnya.

"Sayang! Bangun, aku mohon bangun!!" teriak Azka dihadapan wajah yang sudah tenang itu.

"Azka udah! Ikhlasin," kata Alya menghampiri sang putra yang saat ini seperti orang kesetanan.

"Minggir, Ma! Syhila masih hidup! Azka yakin itu. Syhila!" jerit Azka memeluk tubuh yang sudah tak berdaya lagi.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang