🌼Asyhila🌼67

19K 1.2K 88
                                    

Happy reading✨

Apapun masalahnya, jika bersamamu. Itu tidak masalah bagiku.
.
.
Azka.

Kedua anak remaja itu berlari kencang sembari tertawa kecil. Guru yang tengah memergoki mereka pasca digudang tadi masih mengejarnya sambil meneriaki nama mereka.

Tangan mereka masih setia bertautan, saling menggenggam. Sedangkan kedua kaki mereka berlari cepat dengan tawa kecil yang menghiasi perjalanan mereka.

Sumpah, gadis itu baru pertam kali merasakan seperti ini. Ia merasa jadi murid yang sangatlah nakal.

"Sini, sayang." Azka langsung menarik gadisnya untuk bersembunyi dibalik tembok dibawah tangga rooftop. Tembok itu sangatlah sempit, dan terpaksa mereka harus berdempetan untuk bersembunyi.

Guru bertubuh gempal yang tengah mengejar mereka itu nampak tersenggal-senggal.

"Hmpff.." Syhila maupun Azka bersusah payah agar tidak mengeluarkan suara.

"Kemana dua anak itu?" monolog guru bertubuh gempal itu.

Syhila dan Azka semakin merapat, kala guru tersebut berjalan menelusuri beberapa tempat kecil disekitar mereka.

"Kak, ini gimana?" bisik Syhila kecil, wajahnya kini sudah tenggelam didada bidang laki-laki itu sedangkan kedua tangan laki-laki memeluk tubuhnya.

"Kamu tenang aja," bisik Azka tak kalah pelan. Azka tidak masalah kalau ketahuan dan diberi hukuman, namun ia tidak rela jika gadisnya juga ikut terkena hukuman.

Saat tak terdengar suara derap kaki lagi. Kedua remaja itu saling menjauhkan diri dan kemudian keluar dari tembok sempit itu.

Tak berselang kemudian tawa keduanya pecah seketika.

"Kamu sih," ujar Syhila memukul lengan Azka sedikit keras. Mereka berdua seperti maling saja yang ketahuan mencuri saja.

"Capek ya, sampe keringatan gini." kekeh Azka mengusap dahi Syhila yang nampak berkeringat.

Syhila hanya menggeleng pelan. "Bandel banget ya, moga aja kita gak dipanggil nanti." ujar Syhila takut-takut.

Azka lantas tertawa kecil. "Kamu tenang aja, selagi ada aku, kamu bakalan aman." kata Azka menggenggam tangan gadisnya.

Keduanya baru sadar bahwa ini sudah masuk jam istirahat. Pantas saja koridor nampak ramai saat ini.

Banyak pasang mata yang menatap mereka iri. Terlebih melihat tautan tangan itu.

Bugh!

"Aww.." ringis Syhila kala kepalanya terkena bola basket dengan kerasnya.

Sontak Azka kaget. "Syhi, kamu gak papa. Mana yang sakit?" tanya Azka panik, meraba bagian samping kepala gadisnya yang terkena bola tadi. Sedangkan Syhila hanya menggeleng pelan seraya menunduk.

"Siapa yang lempar nih bola?!" teriak Azka marah. Jelas ia marah, jika yang kena dirinya ia tidak masalah. Namun, ini adalah gadisnya.

Semua yang berada dilapangan diam. Bahkan beberapa dari mereka langsung bubar dari pada kena masalah

Terlihat salah satu laki-laki menyeringai kepada Azka, tanpa aba-aba Azka langsung menuju lapangan dan menghampiri laki-laki itu.

Bugh!

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang