🌼Asyhila🌼43

22.6K 1.6K 158
                                    

Happy reading✨

Bersamamu, berdua denganmu, dan hanya denganmu. Semuanya jauh lebih terasa sempurna. You are mine.
.
.
Azka


"Sedang apa kalian?!" suara menggelegar milik seorang guru lantas membuat kedua anak manusia yang tengah berpelukan itu tersentak kaget.

Syhila terlebih dahulu mendorong tubuh Azka. Sumpah demi apapun, gadis itu tengah tegang sekarang. Terlebih kedapatan tengah berpelukan diperpustakaan oleh guru lagi.

"Bapak ganggu." kata Azka berceletuk santai. Laki-laki itu sama sekali tidak merasa takut.

"Kamu!" tunjuk bapak itu horor. Ia menggeleng tak percaya sambil menatap Azka. Sang ketua osis disekolahan ini. "Kalian berdua! Bapak hukum. Lari keliling lapangan 10 kali putaran." titah guru berbadan gempal itu.

"Kenapa gak disuruh bersihin, perpus aja sih." ujar Azka menawar. Kan lumayan tidak panas.

Si bapak melotot. "Kamu ya, masih bisa nawar. Dasar anak mudah jaman sekarang," ujar si bapak menggeleng-gelengkan kepalanya pusing. Pusing akan tingkah laku anak muridnya ini.

Syhila meremas kedua tangannya gugup. "Kak ini gimana?" bisik Syhila ketakutan.

"Udah santai aja." ujar Azka mengusap puncak kepala Syhila pelan.

"Masih bisa mesra-mesraan ya, kalian. Mau bapak bawa ke ruang BK?" ancam bapak itu garang.

Tanpa aba-aba keduanya langsung mengacir keluar. Sebelum si bapak berbadan gempal itu mengamuk.

Beruntung kali ini lapangan sudah sepi. Mungkin acara pertandingan bakset sudah selesai. Mengingat ini sudah hampir siang.

"KENAPA MALAH DIEM! LARI!"

Suara menggelegar milik si bapak bertubuh gempal itu sangat terdengar jelas dari atas.

"Iya pak!" sahut Azka berteriak.

Syhila pun mulai berlari terlebih dahulu, meninggalkan Azka yang masih berada dipinggir lapangan.

Azka terkekeh pelan. Gadis itu mau-mau saja menuruti perintah itu, sedangkan dirinya santai saja.

"Ngapain sih? Capek tau." Azka langsung menarik gadis itu untuk berteduh dipinggir lapangan.

Syhila langsung saja tersentak kaget. "Kak Azka ihh.. Kita lagi dihukum tau." ujar Syhila berkacak pinggang. Menatap laki-laki yang menyebabkan dirinya terkena hukuman.

"Udah santai aja, lagian pak Toni-nya udah gak ada." ujar Azka santai.

Syhila menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Ketua osis macam apa ini? Pikir gadis itu. Bukannya mengajarkan yang baik, ini malah sebaliknya.

"Gak mau. Gara-gara Kakak sih asal main peluk aja, kan jadinya kita dihukum." omel gadis mungil itu menatap Azka garang.

Azka terkekeh pelan, ia kira gadis ini akan lupa ingin mengomelinya. Ternyata masih ingat.

"Tapi suka kan?" sejak kapan sifat jahil Azka keluar? Sangat menyebalkan sekali.

"Tau ah, intinya sekarang kita harus selesain hukuman ini." kata Syhila bersiap ingin berlari kembali.

Namun, si Azka yang jahil malah menariknya sehingga gadis itu terduduk dibangku panjang pinggir lapangan itu.

Syhila melotot ketika Azka yang sudah berlari ketengah lapangan. "Dasar curang!" teriak gadis itu kemudian berlari kelapangan. Menyusul Azka yang sudah 2 kali berkeliling.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang