🌼Asyhila🌼15

27.2K 1.8K 35
                                    

                         Happy reading✨

His smile warms me but know that smile is not for me, but for others
.
.
Asyhila


Tidak ada yang mengetahui apa yang kita kadang tunjukan dengan apa yang kita lakukan. Kadang seseorang bisa melakukan sesuai hati maupun pikirannya.

Namun, apa jadinya kalau kita melakukan sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan pikiran kita. Tapi, sejalan dengan hati kita?

Setelah kejadian yang menimpa tadi pagi. Syhila dan Azka seolah menjadi canggung kembali ketika bertemu. Karna kejadian tadi pagi, Azka seolah menjadi agak pendiam dan sangat lebih irit bicara. Walau kenyataan memang seperti itu, tetapi bagi Syhila ini sedikit berbeda. Aneh!

Sejauh Syhila menjalani tugasnya menjadi wakil ketua osis, gadis itu tak banyak mengetahui hal-hal aneh yang ia sendiri pun baru tahu.

Jam istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Jika semua orang setelahnya pergi ke kantin dengan mengisi perutnya lain halnya dengan para semua anggota osis tengah berkumpul dengan membentuk melingkar.

"Semuanya udah jelaskan? Temanya tentang kegiatan pramuka sama demokrasi Indonesia." jelas Siska, gadis bertubuh ramping dengan kacamata yang setia melekat digadis itu.

"Dan kedua tema tersebut harus ada sangkut pautnya." sambung Siska kembali.

Kali ini semua anggota osis disuruh membuat papan mading dengan tema yang sudah disebutkan tadi. Waktu mereka hanya 3 hari untuk membuat itu, pasalnya setelah selesai mading itu akan dibawa dan dipresentasikan oleh salah satu anggota osis nantinya dilomba acara mading terbaik antar sekolah.

Semua orang mendengarkan dengan rinci dan detail apa yang sang ketua rencanakan sebelum mading dibuat.

Fandi, cowok berkulit hitam manis itu langsung mengambil alih ketika masuk ke pembagian tugas permasing-masing antar osis.

"Agil, Wina, sama Siska bagian ambil foto. " ujar Fandi menatap ketiga orang itu.

Yang disebut hanya mengangguk patuh lalu menyingkir dan membuat kelompok masing-masing.

"Oh ya, bagian tulis menulis Sarah sama Anya aja." ujar Fandi menatap kedua gadis dihadapannya.

"Tulisnya tangan atau ketik aja, Fan?" tanya Sarah.

Fandi menatap Azka sang ketua yang sedari tadi hanya diam. "Menurut, lo gimana Ka?"

"Ketik."singkat Azka dan diangguki keduanya.

"Kelompok bahan dan buat nata, ada sekitar 5 orang. Siapa yang bersedia?" tanya Fandi menatap anggota yang kini tinggal sedikit.

Tak butuh waktu lama, tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan langsung mengangkat tangannya bersedia.

Kelompok-kelompok lain pun mulai terbentuk dan mengerjakan tugasnya masing-masing. Sedangkan Syhila tidak mendapatkan apa-apa, Azka pun demikian.

"Oh, ya. Buat Pak ketos sama Buk ketos gak ngapa-ngapain gitu?" Ari berceletuk sambil memandang Syhila dan Azka bergantian.

Fandi yang tengah fokus dengan laptopnya pun lantas menoleh."Syhila nanti bagian revisi, nah Azka nanti yang bantu." jelas Fandi menatap Azka dan Syhila.

Azka dan Syhila saling pandang kemudian memalingkan wajahnya cepat.

"Ka, istirahat dulu ya. Laper nih." ujar Ari dengan wajah memelasnya.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang