🌼Asyhila🌼18

24.8K 1.7K 55
                                    

Happy reading✨

Kadang seseorang jika sudah terbawa emosi, ia hanya mengandalkan kekuatan tanpa mengandalkan otak sama sekali.
.
.
Azka

Kadang pikiran dan hati tidak selalu sama dalam menanggapi semua masalah.

Apa yang pikiran kita utarakan tidak sama dengan apa yang hati kita ingin ungkapkan.

Berita yang sejak pagi menghebohkan para siswa maupun siswi masih berlanjut hingga ke jam istirahat.

Jika kadang jam istirhat digunakan untuk mengisi perut, kini kebanyakannya para siswi gadis malah asik menggosip tentang kejadian tadi pagi.

Sebagian tidak menyangka bahwa kedua gadis yang sangat berbeda sifat serta wajah itu memiliki ikatan darah.

Kebanyakannya mereka hanya tahu cara menggosip bukan cara bagaimana berita itu sebenarnya benar atau tidak.

Azka, laki-laki tak sengaja mendengar obrolan para gadis dibelakangnya. Karna jarak meja mereka hanya dua baris dari meja Azka.

"Gue rasa tuh, ya mereka gak beneran sodara deh." cetus gadis dengan make up yang lumayan tebal.

"Masa sih? Banyak yang bilang mereka beneran sodaraan tau." timbrung gadis disebelahnya.

"Syhila anak IPA itu kan? Gak mirip banget." timpal yang didepan.

Dan masih banyak bisik-bisik yang lainnya yang para gadis itu lakukan.

"Gosip teros, sekolah tuh buat belajar bukan buat gosip." itu suara Ari, laki-laki itu sengaja menyindir para gadis dibelakangnya itu dengan menaikan nada suaranya supaya para gadis dibelakang mereka mendengarnya.

Keempat gadis itu pun langsung kicep dan memilih memakan makanannya saat itu juga.

"Heran gue, kerjaan cewek tuh gosip mulu. Kek emak gue aja." Cerocos Ari memakan makanannya kembali.

Azka diam tidak berniat menjawab cerocosan temannya itu.

"Ka, dari tadi kok gue gak lihat si Syhila ya?" tanya Ari celingak-celinguk bak anak ayam kehilangan induknya.

Azka bergidik acuh, untuk apa juga ia harus tahu tentang dimana gadis mungil itu, pikir Azka acuh.

"Gue nanya, yarold. Jawab elah." gemas Ari menatap Azka sebal. Temannya itu tidak bisukan? sehingga untuk menjawab pertanyaannya saja sangat susah.

"Gak peduli." ujar Azka tiba-tiba, membuat Ari menatapnya heran. Ari nanya apa, malah jawab apa.

"Gue tanya tau apa enggak, eh malah jawab gak peduli." kata Ari terheran-heran.

Azka mengumpat dalam hati. Mengerutuki mulutnya yang tiba-tiba melontarkan kalimat itu.  Sebenarnya Azka sempat kepikiran dengan gadis itu jadi tak sengaja melontarkan kalimat barusan.

Otaknya yang berpikir malah pikiran dalam hatinya yang menjawab. Sialan rutuk Azka malu.

Ari memincing jahil, cowok blasteran indo-amrik itu menatap Azka yang tiba-tiba terdiam.

"Jangan-jangan lo, lagi mikirin si waketos ya?" celetuk Ari cengengesan.

Tatapan tajam pun langsung mengarah kepada cowok yang tengah cengengesan ditempatnya. "Gue cabut." ujar Azka datar lalu melangkah pergi.

Ari ternganga, ia pikir si es akan marah kepadanya. "Lah, ngambek lo es? Woyy gue sendirian, njirr!" teriak Ari yang tidak digubris sama sekali oleh sang empu.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang