🌼X-tra Part🌼

40.3K 1.7K 135
                                    

Happy reading✨

Sumber kekuatanku adalah kamu, sumber bahagia ku adalah kamu. Dan sumber hidupku adalah kamu. Dan, jika kamu bertanya ada yang lebih baik darimu, jawabannya tentu tidak ada.
.
.
Azka.


"Kak," suara lembut milik Syhila lantas menghentikan pekerjaan seorang gadis yang kini tengah berkelut dengan berkas-berkas didepannya.

"Iya dek, sini." sahut Tasya, yang tak lain adalah wanita itu. Tasya kini tengah sibuk mengerjakan sebuah berkas yang diberikam bosnya.

"Kak Tasya lagi ngapain?" tanya Syhila duduk tepat dihadapan Tasya.

Tasya tersenyum senang, "Lagi ngerjain ini nih, susah banget tau. Mentang-mentang bos, asal suruh aja." sungut Tasya merasa sebal.

Syhila malah justru tertawa kecil. "Mau aku bantuin?"

Kini giliran Tasya yang tertawa. "Aku tau kamu pinter, tapi kalau urusan begini mending gak usah deh. Bikin sakit kepala aja." canda Tasya terkekeh.

Syhila pun juga terkekeh pelan. Tidak pernah ia bayangkan selama ini akan datang kebahagianya yang berlipat ganda dihidupnya.

Keluarganya yang kembali utuh, kini ia sudah hidup sehat seperti kebanyakan orang. Dan, tak tertinggal kisah cintanya yang berakhir begitu manis.

Seketika pipi Syhila bersemu merah kala mengingat insedin waktu dikamar Azka. Sangatlah memalukan sekali, rutuk gadis itu.

"Nah senyam-senyum sendiri, mikir apaan?" kata Tasya menyentil dahi Syhila pelan.

"Ga--eh, itu koper siapa?" tanya Syhila langsung. Ia baru sadar bahwa ada dua buah koper yang sudah tersusun rapi disamping lemari.

"Aku mau pindah, ma--

"Loh, kamu mau kemana sayang?" suara sang ibu lantas menghentikan obrolan keduanya.

Diana, wanita paruh baya itu mendekat sambil membawa dua buah cangkir susu ditangannya.

"Ma, ada yang mau Tasya omongin." ujar Tasya langsung. Menatap sang ibu dengan raut sedihnya.

"Kak Tasya mau kemana?" tanya Syhila. Baru saja keluarganya berkumpul lengkap, kini Tasya malah mau pergi.

"Aku mau pindah, ke apartemen. Soalnya gak jauh juga dari kantor. Kalau dari sini, capek harus bolak balik." kata Tasya memberanikan diri.

"Loh, bukannya kantor kamu deket ya?" tanya Diana.

Tasya menggeleng lemah. "Tasya pindah kantor, Ma. Cuma beberap bulan aja, nanti setelahnya bakalan balik kok."

"Kak, kenapa gak disini aja. Kasian aku sama bunda cuma berdua." kata Syhila mendadak lesu.

Tasya menyunggingkan senyum tipisnya. "Aku udah terlalu banyak ngerepotin kalian berdua, aku sa--"

"Kak,"

"Sayang,"

Diana dan Syhila sama-sama bersuara. Menghentikan kalimat yang akan membuat mereka sama-sama sedih nantinya.

Tasya tersenyum haru kemudian memeluk Syhila dan Diana dengan kedua tangannya.

"Tasya sayang kalian berdua, maafin Tasya kelakukan Tasya yang selama ini bikin kalian sedih." ujar Tasya menitikan air matanya.

Diana maupun Syhila sama-sama mengangguk. "Syhila udah maafin, Kak."

"Bunda juga,"

Ketiganya kemudian sama-sama tertawa kecil. Kini keluarga kecil mereka akan utuh selamanya.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang