52

4.7K 631 49
                                    

Jangan lupa vote sama comment.



































Hari ini adalah hari pertunangan gue sama Eunwoo. Pertunangan yang kesannya keliatan buru-buru karena dilaksanakan seminggu setelah kepulangan gue dari Belanda. Semuanya tetap berjalan lancar karena EO yang dipake orangtua Eunwoo emang yang terbaik. Eunwoo adalah anak tunggal di keluarganya dan tentu aja pasti orangtuanya gak main-main buat siapin pertunangan putera sematawayang mereka.

Yang diundang gak banyak karena gue dan Eunwoo juga maunya ini menjadi hal yang privasi. Cuma keluarga, kolega dan beberapa temen deket kita doang yang diundang. Temen geng SMA Eunwoo gak ada yang diundang kecuali bang Mingyu karena katanya gak enak ke Jaehyun kalau mereka diundang tapi Jaehyun enggak. Gue cuma nurut aja karena gue percayain semuanya ke ke Eunwoo dan kedua orangtua kita.

Gue masih di kamar hotel gue setelah gue selesai dirias dan rambut gue udah ditata. Yang mengiginkan pertunangan ini gue tapi gatau kenapa gue ngerasa gak nyaman dengan keputusan gue ini. Otak gue terbayang akan sosok Jaehyun. Tiba-tiba aja gue keinget dia. Jaehyun sekarang ngapain ya? Apa dia udah bahagia sama keluarganya? Apa dia lagi gendong anaknya yang lagi nangis? Apa dia sama mbak Chaeyeon lagi cuddling? Sial, otak gue kenapa sih. Kenapa gue harus mikirin Jaehyun di hari pertunangan gue sama Eunwoo.




Tok....tok..........





Gue ngelap air mata gue yang berkaca-kaca biar gak keliatan kalau gue lagi ancur banget saat ini. Gue paksain senyuman dulu sebelum gue buka pintu kamar gue. Ternyata mas Doyoung. Dia kakak sepupu gue dari pihak bunda. Dia anaknya bu de Taeyeon. Sekarang dia kerja jadi dosen di universitas gue dulu. 

"Mas Doy. Kenapa? Gue dicariin bunda?"

"Boleh gue masuk? Gue mau ngomong sama lo." Gue pun mengiyakan dan ngebiarin mas Doyoung masuk. Dia ngajak gue duduk di balkon kamar sembari menikmati semilir angin dan pemandangan kota Surabaya yang lagi padat merayap. Acaranya masih dimulai 30 menit lagi.

"Tumben lo ngajakin ngobrol berdua." Mas Doyoung emang bukan orang yang banyak bicara sebenernya. Apalagi dia S1 di Amerika dan S2 di Jerman, jadi gue jarang ketemu dia, tapi pas kecil kita cukup deket kok. Orangtua mas Doyoung tinggal di Surabaya dulu sebelum akhirnya memilih menetap di Swedia. Hari ini mereka dateng kok ke acara pertunangan gue.

"Gue tau kita gak sedeket lo sama abang lo Mingyu tapi gue masih paham kok lo itu gimana."

"Maksudnya mas?"

"I know that you're not okay right now. Gue tau lo gak bahagia sama pilihan lo sekarang." Mas Doyoung dan Jeno. Cuma mereka yang tau gue gimana saat ini.

"Lo lagi gak berniat ngehasut gue buat kabur di acara pertunangan gue kan?" Mas Doyoung ketawa. Kalau dia ketawa gini mukanya bakal mirip kelinci dan kesan jutek yang selalu disandangnya bakal lenyap.

"Gak, gue gak menyarankan hal itu, tapi kalau lo milih itu maka ingatlah berapa banyak duit yang dikeluarin orangtua Eunwoo dan orangtua lo buat nyiapin pertunangan ini. Setidaknya lo harus tau diri lah." Gue gak tau dimana sisi lucu dari ucapan mas Doyoung, tapi gue bisa ketawa karenanya.

"Dosa gak sih gue mikirin cowok lain di hari pertunangan gue?"

"Jaehyun?"

"Tau darimana lo tentang Jaehyun?"

"Lebaran tahun kemaren lo masih bisa bahagia haha hihi di taman belakang rumah eyang sama dia. Kemudian saat lo mendadak pergi ke Belanda dan bawa Eunwoo di acara kumpul keluarga di Selangor, gue udah berpikir kalau lo dan Jaehyun putus dengan cara yang tidak baik." Tembakan yang bener. Mas Doyoung mempergunakan ilmu psikologinya dengan baik.

Kena Tilang || JJH (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang