|SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT. FOLLOW DULU AKUNNYA BARU BISA BACA|
SUDAH DIBUKUKAN DAN TIDAK ADA DI TOKO BUKU OFFLINE.
NURAGA SERIES 1
Sifat hangat dan cerianya hilang begitu saja, ketika gadis manis yang notabennya adalah sahabat sekaligus pacarnya...
"Bagaimana aku bisa berhenti kalau kamu justru menarikku untuk berlari"
°Kayraniia°
💙💙
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Anda sedang membaca Nuraga Series : Ada 2 Hati.
Biasakan vote dan komen.
💙💙
25. RENCANA KE BANDUNG.
Setelah memakaikan helm di kepala Kayra, Defan lantas naik ke motornya. Hari ini Defan memang tidak membawa mobil, karena tadi pagi ia bangun kesiangan. Agar lebih cepat sampai ke sekolah, ia memutuskan untuk memakai motor.
Defan melihat kebelakang karena Kayra belum juga naik ke motornya. Ya! Karena taktik Defan tadi, akhirnya Kayra pulang bersamanya.
Cara orang cerdas.
"Kenapa belum naik?" tanya Defan pada Kayra yang masih mematung.
"Gue belum pernah naik motor, Kak, seumur hidup. Gue takut. Gue balik sama Kak Erlangga aja, ya." Kayra memohon. Memang wajah Kayra nampak pucat saking takutnya.
Defan menatap tajam kearah jok belakang. Menatap rok Kayra tepatnya. Kadang Defan heran, kenapa perempuan itu suka sekali pakai rok terlalu pendek? Supaya apa coba?
Defan lantas membuka jaketnya dan memberikannya pada Kayra. "Tutupin kakinya," ujarnya lalu memakai helm.
Jaket itu di terima baik oleh Kayra. Sudah Kayra bilang 'kan, Defan itu pacar-able. Kelihatannya saja jutek, aslinya sangat perhatian.
Motor itu melaju perlahan. Sesuai yang Defan katakan tadi, ia tidak ngebut sama sekali. Ini juga demi kenyamanan Kayra.
Defan memperhatikan Kayra dari kaca spion. Kemudian tersenyum tipis. Senyum itu ... senyum itu, Defan menyukainya.
Motor Defan berhenti ketika akan melewati perlintasan kereta api. Kebetulan ada kereta api yang hendak melintas.
Kayra terus saja memandang kereta api itu. Kemudian Kayra tersenyum hangat. Dan itu dapat dilihat jelas oleh Defan melalui spionnya.
Jangan-jangan nih anak belum pernah naik kereta api juga, batin Defan. Kemudian Defan melajukan motornya karena kereta api sudah lewat. Dan sampailah mereka di rumah Kayra.