51. GELAP💙💙

9.2K 953 508
                                    

"Gue pernah denger, lebih baik terlambat dari pada nggak datang sama sekali. Gue harap, itu juga berlaku buat gue"

°Defankka°

💙💙

Terimakasih untuk spam komen di chapter sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terimakasih untuk spam komen di chapter sebelumnya. Sesuai janji, aku double updated!

Anda sedang membaca Nuraga Series : Ada 2 Hati.

Happy reading!

51. GELAP

"Defankka Anza Vronva."

Dewa menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya ia membayangkan Defan di saat seperti ini. Ia berdoa kembali, lalu mengajak Erlangga segera pergi dari pemakaman.

💙💙


Erlangga sedang bersandar di sebuah sebuah sofa. Kedua kakinya dilipatnya, dan ia memejamkan matanya. Di kedua kupingnya, bertengger earphones yang tersambung dengan ponselnya.

"Nunkkochi ... tteoreojyeoyo ... to jogeumsshik ... meoreojyeoyo. Bogo shipda ... bogo shipda ... bogo shipda... bogo shipda..." Erlangga bersenandung ria.

Kalian tau Erlangga sedang mendengarkan lagu apa? Spring Day dari BTS. Bersahabat dengan Kayra, membuat Erlangga teracuni dengan hal yang berbau K-Pop. Karena setiap Kayra menumpang di mobil Erlangga, Kayra selalu menyetel lagu Korea.

Erlangga sudah sangat bosan, lalu ia menarik kasar earphones yang ada di telinganya dan melemparnya sembarangan. Nggak apa kalau rusak atau hilang, besok Erlangga beli lagi.

"Nih bocah, kenapa nggak bangun-bangun sih?" keluh Erlangga.

Erlangga sungguh kesal, pasalnya manusia satu ini sudah dua hari berbaring di ranjang ini. Dan belum menunjukkan tanda-tanda bahwa manusia ini akan bangun.

Erlangga mengambil gitar di sebelah Satria, dan mendekati brankar manusia itu.

"Jreng ... jreng..." Erlangga memainkan gitar ditangannya.

Satria melirik Erlangga malas. "Jangan macem-macem, Lang! Ini rumah sakit." Satria memperingati.

"Ayang Beb, gantengku, lo mau ngapain sih?" tanya Alvin pula.

Erlangga mendengus kasar melirik sinis Satria. "Ini rumah sakit punya Alvin, Ayang Beb gue. Dan Bunda gue, kepala rumah sakit disini. Jadi nggak akan ada yang berani marahin gue."

"Perasaan dulu lo nggak se bar-bar ini, Lang," ketus Satria. Tanpa menunggu jawaban dari Erlangga, Satria kembali memainkan ponselnya. Tidak penting menghadapi orang sinting.

Nuraga's : Defankka + Defankka Vronva ( ✔️)  Where stories live. Discover now