|SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT. FOLLOW DULU AKUNNYA BARU BISA BACA|
SUDAH DIBUKUKAN DAN TIDAK ADA DI TOKO BUKU OFFLINE.
NURAGA SERIES 1
Sifat hangat dan cerianya hilang begitu saja, ketika gadis manis yang notabennya adalah sahabat sekaligus pacarnya...
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Anda sedang membaca Nuraga Series : Ada 2 Hati
Happy reading!
💙💙
3
6. CEMBURU
Defan memarkirkan Ferrari 812 Superfast miliknya di parkiran utama sekolah. Di sebelahnya ada Satria yang berangkat bersama karena Satria menginap dirumahnya. Tak ketinggalan Alvin yang sudah menunggu mereka sambil meyenderkan raganya di Audi A8 miliknya.
Dan ternyata Erlangga juga baru saja datang dan memarkirkan BMW i8 miliknya disebelah mobil Alvin.
"Lho, Kay? Kenapa bareng Erlangga?" tanya Satria. Semua retina menatap Kayra yang turun dari mobil Erlangga.
"Tadi gue nemuin ni anak lagi ngemis di minimarket depan sekolah. "Yang menjawab adalah Erlangga, membuat Satria mengernyit bingung.
Plakkk!
Bahu Erlangga harus menderita karena mendapat bogeman mentah dari Kayra, hingga Erlangga meringis merasakan perih. Tidak lebay. Pukulan Kayra memang sesakit itu.
"Tadi gue berangkat bareng Kak Kharell. Gue ke minimarket dulu bentar. Terus ketemu nih cowok bucin. Jadi gue nebeng."
"Kayak lo nggak bucin aja," cibir Erlangga.
"Diem lo!" bentak Kayra. Erlangga tertawa keras seraya mengacak rambut Kayra. Cowok bucin itu sengaja ingin memanasi Defan. Erlangga bukannya ingin jahat pada Zaiyfa. Cuma, ntahlah! Erlangga bahkan tak tahu kenapa ia begini. Mungkin hanya Erlangga saja manusia di dunia ini yang mendukung seseorang untuk jadi pelakor.
Mereka berjalan beriringan di koridor sekolah. Tentu saja ini adalah pandangan yang menyegarkan mata.
"Gue mesti nyari dukun dimana biar bisa pacaran sama salah satu dari mereka."
"Defankka ganteng gila badai halilintar uiii."
"Sumpah, ya, semenjak pulang dari Inggris, kadar ketampanannya Erlangga meningkat."
"Kalo belum ada Andaraa, uda gue pacarin tuh Satria."
"Uhm, Alvin, gingsulnya itu manis banget."
Begitulah bisik-bisik siswi yang melihat mereka berjalan beriringan. Dan itu sangat memuakkan bagi Kayra. Kupingnya rasanya panas dan gatal. Mereka semua butuh di ruqiah, pikir Kayra.
