|SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVAT. FOLLOW DULU AKUNNYA BARU BISA BACA|
SUDAH DIBUKUKAN DAN TIDAK ADA DI TOKO BUKU OFFLINE.
NURAGA SERIES 1
Sifat hangat dan cerianya hilang begitu saja, ketika gadis manis yang notabennya adalah sahabat sekaligus pacarnya...
"Untuk alasan apapun, yang salah tetap salah. Dan salah akan kalah"
°Dewa°
💙💙
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anda sedang membaca Nuraga Series : Ada 2 Hati
Jangan spoiler dan Happy reading!
💙💙
50. KEPUTUSAN DEWA
Langkah kaki Dewa terus berjalan menelusuri lorong yang gelap nan sepi ini. Matanya terus saja mengelilingi ruangan-ruangan di sepanjang lorong ini. Terkadang orang yang berada di dalam jerusi besi disana, memandangnya dengan tatapan sinis. Di sinilah dia, di sinilah tempat gadisnya sekarang berada.
Dewa terus melangkah sampai kakinya berhenti di ruang tunggu. Ia duduk di bangku besi itu menunggu seseorang. Kotor, gelap, lusuh, bau anyir dan sangat tidak layak. Rasanya baru sebentar Dewa disini, tapi ia sungguh sangat tidak betah.
Dewa menoleh ketika ada langkah yang mendekatinya. Mereka saling tatap, di mata mereka tercetak jelas semua masalah yang mereka hadapi. Sungguh, Dewa sangat sedih melihat keadaan gadis itu sekarang. Air mata Dewa, lolos begitu saja dari mata hijaunya.
Gadis itu ... gadis yang sangat Dewa sayangi.
Dewa menghela napas. "Duduk!" perintahnya.
Gadis itu mengikuti perintah Dewa, dan duduk di hadapan Dewa. Tapi tidak sama sekali mengeluarkan suaranya. Gadis itu hanya memandang Dewa penuh rasa bersalah. Sungguh, gadis itu sangat menyesal.
Gadis itu menunduk, memainkan jari-jarinya. "Maaf," lirihnya.
"Tatap mata aku!" perintah Dewa. Tapi sang gadis sama sekali tidak melaksanakan perintahnya.
"Kamu masih ingat ,'kan? Kalau aku sedang berbicara itu, tatap mata aku," ujar Dewa sekali lagi, "udah lari-larinya? Udah salah pahamnya?"
Gadis itu akhirnya mendongakkan kepalanya." Maaf," lirihnya sekali lagi.
Dewa tetap menatapnya tajam. "Untuk?"
Gadis itu memandang dengan mata sayunya. "Demi Tuhan! Aku lakuin ini semua demi kamu, Wa."
Dewa memejamkan matanya. Dadanya benar-benar sesak sekarang. "Demi aku, Zaiyfa? Kamu mau bunuh Kayra itu demi aku? Sejak kapan kamu bisa jahat kayak gini?"
