Bagian 2 : Setangkai bunga

204K 19.5K 3.7K
                                    

Halo semua💓 jangan lupa spam komen yaaa biar aku up lebih cepat lagi💓💓

....

Jessie menatap sekitar sekolahnya, sudah waktunya pulang sekolah, hanya saja Jessie sedang menunggu seseorang. Ya kalian tahulah siapa, Avior Erlando. Jessie terus memperhatikan parkiran, sampai pada saatnya seseorang lewat menghalangi pandangannya. Dia Danu.

"Bangsat ngapain lo lewat depan muka gue?!" amuk Jessie, lagi enak-enak memandangi parkiran, eh pandangannya dihalangi oleh babon.

"Danu kampret!"

"Apa sih?!" Balas Danu sewot, untuk informasi saja jika kalian lupa, Danu adalah teman sekelas Jessie yang keduanya memang tidak terlihat akur, ya contohnya saja seperti sekarang.

"Eh ngegas lagi?!" Jessie melotot membuat Danu menghela napasnya.

"Ya lagian lo, kenapa sih?" Jessie menarik napasnya dalam-dalam lalu mulai mengeluarkan segala sumpah serapahnya.

"Elo ya udah badan gede gatau diri, lo tuh ngalangin pandangan gue, omaygat gangerti lagi deh gue, beneran nih lo tuh ngeselin banget tauk gak?! Kan jalan lega masih ada—hmppp! Bangsat Danu!" mulut Jessie dijejalkan kertas membuatnya tambah naik pitam.

"Gue kutuk lo jadi babon!"

"Kenapa sih?" suara seseorang tiba-tiba, dan dia Geladis dengan menggendong tas dipunggungnya.

"Gatau ah, gue emosi sama Danu. Sialan banget, mulut gue di jejal kertas!" ujar Jessie berapi-api. Namun saat matanya mendapati seseorang yang ditunggu-tunggunya hati Jessie yang panas karna Danu langsung seketika dingin.

"Udah marahnya?" Jessie menampilkan wajah kagum tanpa menjawab pertanyaan Geladis. Avi tengah memakai helmnya dengan hati-hati, astaga tampan sekali. Jessie mengatur napasnya berusaha untuk biasa saja namun tidak bisa, sampai pada saatnya mata Jessie bertubrukan langsung dengan Avi. Saat itu juga Jessie sepertinya akan pingsan.

Mau mengelak susah, tapi di lihat terus deg-degan. Gimana dong?

Tak lama Avi yang memutuskan kontak matanya lalu naik ke atas motornya dan pergi begitu saja. Jessie sedikit sedih, namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Demen amat," ujar Geladis cuek.

"Iyalah, ganteng anjir."

"Orangnya tertutup gitu," seketika Jessie menoleh.

"Ya tinggal buka, ribet." Geladis malas memperpanjang lalu melangkah menuju luar gerbang. Jessie berlari mengejar Geladis.

"Eh bareng dong, gue males minta jemput."

"Ya emangnya gue bawa kendaraan. Gue juga minta jemput supir," balas Geladis. Jessie tertawa.

"Iya, Geladis. Bareng pokoknya!"

"Serah, Jess."

***

Jessie menatap sekitar kamarnya, lalu ia berpikir keras bagaimana caranya Avi itu menatapnya dan melihat keberadaannya. Lelaki itu seakan-akan tidak menganggapnya ada membuat Jessie sedikit sedih, sedihnya dikit aja karna kalau banyak nanti nangis.

"Ahhh, ganteng banget sih," Jessie menatap foto yang didapatinya sangat langka itu. Disaat instagram Avi masih ada satu postingan, namun entah mengapa lelaki itu mengarsip habis fotonya membuat Jessie kecewa sebagai followers.

"Gimana ya cara deketin lo, Kak?" tanya Jessie pada foto di ponselnya. Jessie sudah cetak fotonya sekitar 20, untuk di tempel di belakang lemarinya. Haha, tidak seperti maniak bukan?

Jessie (SELESAI)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum