Bagian 26 : kecelakaan

92.3K 13.2K 5.2K
                                    

Jessie menelan salivanya seraya menatap sekitaran kamarnya, demi apapun bulu kuduknya meremang, ia merasa ada orang yang sedang menatapnya meski tidak terlihat. Jessie mencoba untuk membalas pesan peneror itu tapi jari lentiknya sudah tidak kuat untuk membalas.

Ia segera mematikan ponselnya dan langsung memejamkan matanya untuk menstabilkan rasa keterkejutannya, setelah membaca pesan terakhir sang peneror, Jessie jadi merasa tidak tenang, apakah orang itu menaruh sesuatu di kamarnya?

Keesokan harinya Jessie bangun seperti biasa, dan kebetulan sekarang hari libur jadinya Jessie tidak perlu pergi ke sekolah, dan di pagi hari ini tumben sekali Jessie bangun karna Jessie merasa tidak enak saja tidur terlalu lama, Jessie mengecek pesannya, terutama pesan dari Avi, tiba-tiba saja Jessie teringat kejadian kemarin bahwa dirinya dan Avi sedang dalam hubungan tidak baik.

Saat menuruni tangga tiba-tiba Jessie tersandung membuat Asya yang hendak lewat refleks menangkap tubuh Jessie.

"Astagfirullah, kamu hati-hati dong!" Omel Asya panik.

"Hm maaf, Ma," ucap Jessie menyesal, Asya mengelus dadanya.

"Mama takut kamu kenapa-kenapa, kalo mama nggak nangkep pasti kamu sekarang kakinya terkilir." Jessie menunduk lalu tersenyum merasa bersalah.

"Maafin Jessie, Ma."

"Kamu lagi mikirin apa, Sayang?" Tanya Asya namun saat di teliti lagi, Asya baru menyadari apa yang Jessie alami.

"Hidung kamu kenapa?"

"Ke tonjok."

"Kenapa nggak cerita sama Mama? Siapa yang berani nonjok kamu?"

"Enggak, Ma. Ke tonjok, bukan di tonjok, jadi Jessie misahin orang berantem eh Jessienya malah kena tonjok," jelasnya, Asya menggeleng heran dengan Jessie.

"Mau ke dokter?"

"Engga usah, Ma. Ya udah yuk makan!" Ajak Jessie saat Asya hendak bersuara lagi, saat di meja makan hanya ada Jessie dan Asya, Fano sedang berada di luar kota dan berakhir Jessie hanya makan bersama Asya saja.

Seusai makan, Jessie menatap Asya, rasanya ia ingin menanyakan sesuatu pada ibunya, namun entah mengapa hatinya was-was, namun dengan cepat ia memanggil ibunya.

"Ma," panggil Jessie.

"Kenapa? Mau nambah makannya?"

"Eh enggak, Ma. Jessie mau nanya sama Mama," ucap Jessie membuat Asya tersenyum tipis.

"Nanya apa?" Tanya Asya baik sekali, Jessie menelan salivanya dan berusaha untuk tidak terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.

"Wajar nggak sih dalam hidup kita, kita itu punya rahasia?" Asya terdiam, ia menatap mata anaknya lekat-lekat sampai akhirnya Asya menjawab.

"Wajar."

"Alasannya?"

"Karna dalam hidup ini kita nggak perlu beritahu apa yang sedang kita alami pada setiap orang, tapi, kalo untuk orang terdekat terlebih orangtua, alangkah baiknya kita berterus terang dan menceritakan segala keluh kesah kita. Mama berpengalaman," ucap Asya membuat jessie mengernyit.

"Mama pernah nyembunyiin rahasia?"

"Iya, dan berakhir menghancurkan hidup Mama, iya dulu Mama pikir awalnya akan hancur, tapi seseorang datang dan itu ternyata awal dari kebahagiaan Mama."

"Jessie nggak ngerti." Asya ingin sekali menceritakannya, namun dia takut teringat seseorang yang sangat di sayanginya, dua orang saksi hidupnya, Asya menelan salivanya dan masa lalunya kembali terngiang di memorinya.

Jessie (SELESAI)Where stories live. Discover now