Bagian 35 : Si baju hitam

76.3K 12.5K 13.4K
                                    

Hai gak lama kan? Wkwk

Semoga suka ya!

Bacanya di hayati woyy!!!

Ayo komen tiap paragraf🦋

••••

Jessie merasakan kepalanya sakit luar biasa, ia perlahan bangkit seraya memegang kepalanya.

"Sayang? Kamu nggak papa?" Tanya Asya dengan raut khawatir, Jessie menelan salivanya mencoba menyadarkan dirinya untuk mengumpulkan nyawanya. Ia menatap sekitar dan Jessie sudah terbaring di atas kasurnya.

"Ma, kenapa Jessie bisa di sini?" Tidak, Jessie tahu betul dan ingat kejadian sebelum ia pingsan, orang itu memukul kepalanya.

"Kamu kecapekan, terus jatuh," ucap Asya membuat Jessie menelan salivanya.

"Maksud Mama?"

"Kamu tadi tuh pingsan terus kepalanya ke bentur meja, ibu nemuin kamu di situ," ucap Asya membuat Jessie menghela napasnya, orang gila itu merekayasa semuanya, namun Jessie hanya menghela napasnya.

"Ibu kemana? Kok aku cari nggak ada tadi?"

"Kata ibu, dia beli bumbu nasi goreng, kamu minta nasi goreng kan?" Tanya Asya, Jessie mengangguk lalu ia tersadar akan sesuatu.

"Mama kok bisa di sini? Bukannya Mama pergi sama Papa?" Tanya Jessie, Asya menghela napasnya pelan.

"Mama nggak bisa ninggalin kamu dengan waktu yang lama, Jessie. Jadi Mama pulang duluan," ujar Asya membuat hati Jessie tersentuh.

"Ma, Jessie mau cerita sama Mama," ucap Jessie pelan, sudah saatnya ia menceritakan segalanya pada Asya, Asya terlihat khawatir sekaligus penasaran dengan raut yang Jessie perlihatkan.

"Kenapa? Cerita sama Mama? Kamu punya masalah?"

"Jessie—"

Seketika lampu padam membuat Jessie dan Asya terkejut bukan main, keduanya menelan saliva.

"It's ok, Mama bilang sama ibu dulu y—"

"Tunggu, Ma. Jangan tinggalin Jessie sendiri."

Apa ini ulah orang gila itu? Apa dia masih berada di sekitar sini dan denger percakapan gue sama Mama?

"Ya udah ikut."

"Ma, Jessie cuma mau bilang tadi, kalo Jessie lelah banget di sekolah, gurunya banyak banget ngasih tugasnya, Ma," ucap Jessie dan tak lama lampunya menyala membuat Jessie sudah mengira bahwa orang gila itu masih di sini.

"Ya udah kan namanya belajar," ucap Asya membuat Jessie menghela napasnya pelan. Tidak, bahkan pelajaran sekolah tidak membebaninya seperti orang gila itu yang terus menerus menerrornya.

Jessie menunduk lalu memeluk Asya.

"Shht, gapapa namanya anak sekolah. Jessie harus semangat ya?"

"Iya, Ma."

Iya, semangat Mama buat gue bangkit, gue gaboleh takut sama orang itu, dan gue harus tau apa maksud dan tujuan dia ngelakuin ini sama gue.

••••

Jessie berangkat sekolah di antar Liam, dan wajah Liam terlihat kurang tidur membuat Jessie refleks bertanya.

"Abang kurang tidur?" Tanya Jessie, Liam yang sedang menguap refleks langsung mengatup mulutnya.

"Enggak."

"Tapi mukanya kayak kecapean," ujar Jessie, Liam tidak bersuara lagi dan fokus menjalankan mobil. Sesampainya di sekolah Jessie segera melepas seatbeltnya.

Jessie (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang