Hai, maafin author yang nyebelin ini gak rajin up. Author lgi kena writers block dua cerita, Jessie dan cerita Lenader, mohon maklum yaaa.
Ini lagi Author berusaha buat kembali ke jalan lurus Jessie wkwk.
Doain lancar terus😘😘😘😘
Spam komen tiap paragraf buat lanjut ke part selanjutnya?
Typo tandai ya
Let's go!
Jessie menelan salivanya lalu mengangguk seraya tertawa canggung. Sesaat ketakutannya berganti tawa renyah.
"Iyalah, Jessie cuma milik kak Avi, hm boleh Jessie peluk kak Avi nggak?" tanya Jessie, bibir pucat Avi perlahan tertarik menjadi sebuah senyuman tulus untuk Jessie lalu membuka lebar tangannya sebagai tanda ia menyutujui keinginan Jessie.
Seraya tersenyum Jessie langsung memeluk Avi erat sekali, seperti tidak ingin lepas. Rasa cinta Jessie kepada Avi juga begitu besar di mana ia selalu ingin melihat Avi dan terus di sayangi oleh Avi seperti ini.
Meski sebenarnya ia tidak tahu betul siapa Avi, bagaimana orangnya, yang jelas Avi adalah orang baik yang selalu memberi kenyamanan kepadanya.
"Kak Avi, rambut Jessie bagus nggak?" tanya Jessie setelah melepaskan pelukannya. Avi mengangguk seraya mengelus rambut Jessie sayang.
"Oh ya, kak Avi mau makan apa? Jessie buatin."
"Apapun yang kamu buat, aku suka." Senyum Jessie perlahan memudar berganti senyum canggung lalu mengangguk dan berdiri.
"Jessie ke belakang dulu ya," pamitnya, Avi mengangguk saja lalu Jessie melangkahkan kakinya menuju dapur. Demi apapun ia tidak ingin memikirkan hal buruk tentang Avi, karna lelaki itu selalu ada untuknya dan akan selalu bersamanya.
Dan Jessie juga perlahan akan memberitahu kedua orangtuanya tentang Avi.
Sedang asik memotong sayuran, Jessie tertarik dengan baju berserakan milik Avi, tumben sekali Avi tidak membereskan bajunya, Jessie berjalan menuju keranjang yang berserakan tersebut.
Saat Jessie mengangkat pakaian hitam tersebut dan kembali meletakkannya ke dalam keranjang, noda merah menempel di tangannya. Demi apapun mata Jessie langsung membulat, namun ia masih rileks, tidak berteriak gegabah, Jessie memilih untuk mencuci tangannya. Dia belum sempat mencium bau noda tersebut.
Jessie sudah keburu ketakutan. Setelah mencuci tangannya ia mengambil napasnya dalam-dalam. Apa yang habis Avi lakukan sampai bajunya bernoda, terlebih nodanya warna merah?
Apakah di samping itu Avi seorang pelukis? Mungkin saja, itu sih positif thinking seorang Jessie Raule Gibadesta.
Jessie kembali melanjutkan masaknya.
***
"Jes, kak Avi udah sekolah hari ini, lo liat nggak mukanya kayak jutek banget?" tanya Geladis.
YOU ARE READING
Jessie (SELESAI)
Teen FictionSudah di terbitkan oleh penerbit Bukune (FOLLOW SEBELUM BACA!) untuk saat ini kamu bisa membeli bukunya di toko buku online (FOLLOW SEBELUM BACA!) Mistery - thriller Jessie Raule Gibadesta. anak perempuan satu-satunya dari keluarga Gibadesta, umurny...