Bagian 20 : soal perkara

113K 13.4K 5.4K
                                    

Jessie teringat lagu yang Avi nyanyikan tadi untuknya. Astaga, kalau tidak salah judulnya Parasite - lilspirit. Avi mempunyai suara yang lumayan bagus di tambah wajah lelaki itu yang tampan membuat Jessie semakin kagum saat Avi bermain gitar seraya bernyanyi.

Saat sedang asik mengkhayal, seseorang masuk ke dalam kamarnya dan dia ayahnya.

"Jessie," panggil Fano. Jessie tersenyum manis, perlahan Fano datang lalu duduk di samping Jessie.

"Gimana kabar kamu?" tanya Fano setelah duduk di samping Jessie lalu Fano mengelus puncak kepala anak kesayangannya dengan lembut. Entahlah ia merasa harus lebih merangkul Jessie lagi agar Jessie tidak merasa sendiri sebab dirinya yang terlalu sibuk pada pekerjaannya.

"Jejes baik-baik aja kok, Pa. Papa gimana? Harus baik soalnya anak Papa keadaannya baik banget," balas Jessie kukuh membuat senyum tercetak di bibir Fano.

"Kamu punya keinginan?" tanya Fano, Jessie menyerngit bingung.

"Maksud Papa?"

"Lagi mau apa gitu." Jessie menimang sejenak lalu senyumnya merekah.

"Lagi mau tidur, Pa." tawa Fano pecah lalu mengacak-acak rambut anaknya.

"Iya udah terserah kamu," Fano bangkit setelah mengajak ngobrol Jessie. Jessie berdecak sebal.

"Papa harus jaga kesehatan ya, jangan sampe lupa makan gara-gara sibuk sama kantor Papa," ujar Jessie agak jutek, senyum Fano melebar lalu mengangguk.

"Kamu juga," setelahnya Fano keluar kamar meninggalkan Jessie sendiri. Sedangkan Jessie tersenyum ke arah Fano dan akhirnya pintu tertutup. Jessie menghela napasnya panjang lalu akhirnya ia merebahkan tubuhnya merasakan lelah sekali hari ini.

Gue mau mimpiin kak Avi ah, batin Jessie lau memejamkan matanya.

***

Keesokan paginya seseorang menelpon Jessie pagi-pagi membuat Jessie mengernyitkan dahinya lalu perlahan membuka matanya di pagi hari buta membuat Jessie yang gemas dan kesal berdecak dan segera mengambil ponselnya.

Pacar Ganteng is calling...

Mata Jessie langsung membulat, ia mengubah posisinya menjadi duduk, ia berdeham dengan cepat, lalu berusaha untuk membuat suara tidak seperti orang yang baru bangun tidur.

Dan pertanyaannya saat ini adalah, tumben sekali Avi menelponnya terlebih di pagi hari buta seperti ini?

Merasa terlalu lama akhirnya Jessie memutuskan untuk menghilangkan pertanyaan tersebut dahulu lalu mengangkat telponnya, dan akhirnya tersambung.

"Hm...halo, Kak?"

"Pagi," sapa Avi membuat mata Jessie refleks melotot lalu berusaha untuk terlihat biasa saja tapi tetep saja ia tidak bisa, Jessie ingin berteriak sekencang mungkin rasanya.

"Jessie?"

"Ah...hm...pa-pagi juga, Kak Avi!"

"Ku kira kamu tidur lagi."

"Apa-apaan, enggak dong aku tuh bangun dari jam 4, beres-beres dulu." tipu daya itu tidak membuat Avi percaya, pasalnya lelaki itu tengah menatap Jessie saat ini, mulai dari Jessie bangun tidur dan tidur. Namun Avi tidak memperpanjang.

"Rajinnya..."

"Biasa aja kok. Hehe, oh iya tumben nelpon, Kak? Ada apa yah?"

Jessie (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang