Bagian 11 : Apartemen?

130K 15.9K 7.3K
                                    

Jessie merenggangkan tubuhnya lalu perlahan ia membuka matanya dan sinar matahari menyilaukan matanya membuat Jessie refleks mengernyit. Dengan cepat ia bergeser agar terhindar dari sinar matahari yang menembus kaca kamarnya. Jessie mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap sekitar.

Matanya menangkap jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi, Jessie tersenyum tipis lalu mulai menyalakan musik, seperti rutinitasnya jika melakukan aktivitas di pagi hari.

Kali ini lagu Lee hi - Breathe terputar. Saat ini Jessie sedang menyalakan shower di kamar mandinya, air mulai mengguyur kepalanya. Pikiran Jessie berkelana jauh, bagaimana jika perlahan hubungannya dengan Avi ketahuan? Apakah ayahnya akan membiarkan?

Seorang Fano? Melihat Jessie berpakaian minim saja kadang di komen, takut mengundang mata lelaki untuk melihatnya.

Jessie merasa nyamab berada di bawah shower dengan air hangat. Rasanya tenang, di tambah alunan musik yang merdu membuatnya tanpa sadar memejamkan matanya menikmati air yang mengguyur seluruh tubuhnya.

Hampir 15 menit berada di kamar mandi, akhirnya Jessie selesai dan sudah memakai baju santainya. Hari ini hari minggu, dan Jessie menanti hari ini. Hari santainya.

Dengan memakai dress pemberian Asya, Jessie mulai keluar rumah, ia menatap suasana luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dengan memakai dress pemberian Asya, Jessie mulai keluar rumah, ia menatap suasana luar. Di saat ini bahkan ia sedang sendiri, Jessie adalah tipikal seorang gadis yang tidak suka sendiri.

"Hm, ngapain ya enaknya?" tanya Jessie sendiri lalu ia membuka ponselnya dan Avi tidak mengirimkan pesan apa-apa padanya. Setidaknya mengucapkan selamat pagi saja sudah cukup.

"Ck," decaknya lalu ia mulai mengirimi Avi pesan. Parahnya Avi aktif 4 jam yang lalu membuat Jessie menghela napasnya pelan, dengan cepat Jessie keluar rumah.

Ibu menghampiri Jessie.

"Mau kemana, Non?" tanya Ibu, Jessie menyibakkan rambutnya.

"Jessie mau main, bilang sama Mama kalo nelpon Jessie ke rumah Geladis." Ibu mengangguk ragu.

"hm hati-hati ya, Non. Tadi ada berita seorang gadis ditemukan meninggal dengan mengenaskan," ujar ibu membuat Jessie terkejut.

"Eh? Di mana, Bu?"

"Daerah jakarta, Non Jessie. Udah dua aja, waktu itu dua minggu yang lalu, tapi nggak ada kejelasannya, Non. Kayak emang sengaja bunuh gitu, gak ada unsur lain semisal memperkosa atau mengambil barang si korban." Jessie menelan salivanya.

"Jadi...cuma bunuh gitu aja ya? Kayak psikopat."

"Iya, Non. Pembunuh berdarah dingin." Jessie mencoba santai.

"Udah ketemu kan pelakunya?"

"Nah itu dia, Non. Pelakunya belum diketahui," ujar Ibu.

"Gak apa-apa, Bu. Lagian juga Jessie keluar malem pas kemarin aja abid maen sama Geladis. Jessie pasti jaga diri kok," jelasnya membuat ibu sedikit tenang.

Jessie (SELESAI)Where stories live. Discover now