Bagian 31 : Dia bernyanyi

84.7K 12.4K 10.3K
                                    

Oke mulai skrg, bakal seru, jadi komen tiap paragraf ya🧚🏻 dan jangan lupa pasang lagu di atas, pas bgt sama part ini wkwk🌷

Let's go, inget pesanku, gausah nebak"an, yang harus kalian curigai itu aku, karna alurnya yg pegang aku😗💖

***

Sesampainya di rumah Fano menatap sekitar kamar Jessie begitupun dengan Jessie di sini.

"Liam mulai besok nganter kamu ke sekolah." Jessie mendongak.

"Bang Liam bukannya—"

"Udah sembuh, Papa bakal nyuruh dia ngawasin kamu, jadi kamu harap ngerti dan nurut sama apa yang Papa tegasin."

"Pah, Jessie itu udah gede, Pa."

"Justru semakin besar kamu bakal semakin berani buat melakukan hal yang dilarang." Mata Jessie membulat, ia tidak habis pikir dengan pikiran Fano. Jessie membuang mukanya.

"Papa lakuin ini—"

"Buat kepentingan kamu, biar kamu tuh nggak kenapa-kenapa," sela Jessie dengan nada mengejek, sebenarnya ia sudah muak menjadi Jessie penurut yang selalu di larang-larang, ia merasa sudah cukup dewasa untuk melakukan hal sesukanya.

Seperti saat ini, Jessie juga ingin di cintai oleh orang lain, tidak hanya orangtuanya, apa hal tersebut harus di larang juga?

"Jessie, pahami sifat ayahmu," ucap Fano dengan datar lalu segera keluar kamar Jessie dengan menahan kalutnya, tak lama Asya masuk ke dalam kamar lalu segera memeluk Jessie.

"Sayang," panggil Asya.

"Ma, Papa kenapa gitu banget sih, Ma? Jessie juga kan pengin ngerasain masa remaja, kenapa Jessie harus—"

"Shhtt, ada alasan kenapa Papa kamu overprotektif sama kamu, Sayang."

"Apa, Ma? Kenapa setiap Jessie keluar rumah sendiri gaboleh, apa-apa gaboleh, berteman sama si ini gak boleh terkecuali sama Geladis. Jessie juga mau bebas kayak anak yang lainnya."

"Untuk kali ini coba dengerin apa kata Papa kamu ya," dan Asya tidak mendukungnya sama sekali membuat Jessie membuang napasnya.

"Jessie mau sendiri, Ma," ucapnya pelan jelas mengusir Asya.

"Papa sama Mama sayang banget sama Jes—"

"Jessie mau sendiri, Ma. Please..." Asya terdiam lalu melangkahkan kakinya keluar kamar. Dan Jessie langsung mengunci kamarnya lalu segera membaringkan tubuhnya.

"Apa mereka nggak ngerti masa remaja? Masa di mana anak mau melakukan hal yang dia inginkan? Lagian Jessie juga gabakal jadi anak Nakal, gue cuma mau bebas sendiri tanpa harus di awasi, cukup itu aja." Jessie menatap langit-langit kamarnya.

Dan pikiran mengenai hubungannya dengan Avi terus memutar di otaknya, tentang bagaimana membuat Fano memperbolehkannya berhubungan dengan Avi, kakak kelasnya.

Kenapa Fano langsung mencap Avi jelek? Jessie masih berpikir Ayahnya memang selalu bernegatif thinking pada orang lain dan tidak melihat seluk beluk sifat Avi. Jessie segera duduk dan menatap jendela kamarnya, tiba-tiba saja ia teringat penerrornya. Jessie segera mencek jendela, dan ia melihat seseorang berdiri di dekat pagar rumahnya.

Jantung Jessie berdetak tidak karuan, dan dari jauh terlihat sangat mengerikan karna menggunakan topeng.

Ya Tuhan...

Jessie (SELESAI)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें