20. Queen Bar

1.3K 108 7
                                    

Sebuah mobil SUV hitam meluncur membelah kerumunan di malam yang baru mulai panas. Banyaknya pejalan kaki menikmati suasana malam di pusat Kota T, membuat jalanan lebih dipadati manusia ketimbang kendaraan. Mobil itu berhenti di depan sebuah bar bernama Queen. Petugas valet membukakan pintu mobil dan Ambrosio memijakkan kakinya ke trotoar. Ambrosio melirik ke kotak neon papan nama bar itu yang di pasang di atas pintu masuk. Penjaga pintu membungkuk hormat padanya dan mempersilakan masuk. Ambrosio melangkah ke dalam bar diiringi seorang ajudannya.

Begitu di dalam bar, suara hiruk pikuk di luar tidak terdengar lagi. Musik jazz lembut mengalun. Udara berbau wangi lembut bunga sakura. Bar tersebut bernuansa retro dengan sedikit elemen tradisional Jepang, terutama hiasan dinding  seperti lukisan antik dan kaligrafi kuno.  Beragam keramik cantik yang berjejer di rak-rak. Kursi bar dan meja berwarna gelap. Di bawah cahaya temaram, sedikit orang duduk sambil berbincang dan minum ditemani wanita atau pria pendamping. Ambrosio tidak suka berada di tempat demikian, tetapi undangan Hiro membuatnya datang ke bar itu.

Ia mendekati Hiro yang duduk seorang diri di meja bartender, bertopang dagu sambil menyesap segelas gin. "Sebaiknya informasi yang kau dapatkan berharga agar aku tidak membuang waktuku bertandang ke tempat ini," gumam Ambrosio dingin, "kau tahu ini seharusnya jam berlatih Tetsuya." Ambrosio duduk di sebelah Hiro.

"Ah, Oniisan, tak apalah sesekali kau keluar malam untuk bersantai, tidak mengurus bisnis melulu. Lagi pula Tetsuya pasti ingin melewati malam tanpa tekanan berlatih bersamamu. Ia masih terlalu kecil, kau jangan terlalu keras pada anakmu sendiri." Hiro berkesah.

"Seingatku aku memulai latihan di usia yang lebih muda darinya," sahut Ambrosio. Hiro tak bisa berkata apa-apa lagi, ia terkekeh pendek lalu meneguk gin-nya. "Apa yang kau temukan?" tanya Ambrosio tanpa menatap adiknya. Ia memperhatikan deretan botol minuman di rak di depannya. Seorang bartender tengah mengelap gelas-gelas kaca, berdiri cukup jauh dari mereka. Hiro memberi tanda pada pria itu agar meenyediakan minuman untuk Ambrosio. Segelas vodka segera disuguhkan.

Hiro mulai membeberkan hasil pemeriksaan polisi terhadap kasus keracunan di krematorium. "Bunga Cerbera odollam memang digunakan dalam karangan bunga pemakaman waktu itu,  meskipun tetua keracunan gara-gara menyentuh bunga itu bisa saja terjadi, tetapi kandungan racun di bagian bunga sangat sedikit, tidak akan menimbulkan keluhan berarti. Namun jika begitu, seharusnya semua yang bersentuhan dengan bunga tersebut juga keracunan, bukan? Jadi, kenapa hanya para tetua yang teracuni? 

"Peralatan makan dan minum, termasuk makanan dan minuman yang disajikan semuanya bersih dari cerebin. Kemungkinan jarum beracun ditembakkan juga diperhitungkan, tetapi dari kondisi langit-langit yang serupa kubah besar, rekaman CCTV dan keramaian saat pemakaman, akan sangat sulit bagi seseorang menembakkan jarum dari jarak yang masuk akal. Orang-orang yang bersentuhan dengan tetua pun sangat banyak, jadi sangat sulit menentukan siapa yang memasukkan racun ke tubuh tetua. Polisi saat ini memfokuskan pemeriksaan pada perusahaan pemasok bunga dan kurir pengiriman yang jumlahnya cukup banyak, tetapi aku ragu mereka pelakunya. Buat apa melakukan kejahatan kalau semudah itu terlacak.

"Aku rasa si pelaku memanfaatkan momen untuk menyamarkan tindak kejahatannya. Siapa yang akan menduga ada racun dalam minuman yang diminum semua orang? Siapa yang akan menduga ada bunga beracun dari sekian banyak bunga yang bertebaran saat pemakaman? Namun itu tetap saja tidak menjelaskan bagaimana caranya meracuni tetua, keempatbelasnya sekaligus di saat yang bersamaan."

Ambrosio mengangkat gelasnya untuk mencicipi minuman, akan tetapi suara yang sangat mengganggu membuatnya mematung. Begitu juga Hiro. Ekspresi horor terpercik di wajahnya.

"Marco-kuuun!" pekik seorang wanita. Ambrosio tahu hanya satu orang yang memanggilnya dengan sebutan itu. Mantan tunangannya, Reina Yamaguchi!

Play In Deception 2: Camouflage (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon