28. Yui Yoshimitsu

1.2K 98 19
                                    

Racun ranunculin masuk ke tubuh tetua Sato dan Yoshida ketika mereka menerima karangan bunga itu, membuka bungkusnya dan membuka kartu ucapan di saat mereka sedang makan. Kartu ucapan semoga lekas sembuh itu mengandung bubuk ranunculin, ditambah posisi bunga di sisi ranjang dan uap penyegar udara berembus di sisi karangan bunga, membuat orang tua itu terpapar racun terus menerus.

Karangan bunga itu diterima oleh petugas keamanan di lobi utama pagi tadi dan diantarkan ke ruangan tetua dirawat oleh pesuruh rumah sakit. Setelah mengetahui karangan bunga menjadi penyebab keracunan tetua klan, Ambrosio segera menelepon klan lain untuk menanyakan apakah mereka menerima karangan bunga serupa. Ternyata semua rumah klan menerima karangan bunga itu. Untungnya peringatan Ambrosio berhasil menghentikan orang-orang membuka buket itu. Akan tetapi, klan Yoshimitsu, Suzuki dan Tanaka tengah mengalami insiden. Ambrosio, Hiro dan Ren segera menuju kediaman klan-klan itu.

Sisilia ingin ikut dan Ambrosio akan senang sekali membawa istrinya dalam penyelidikan demikian. Akan tetapi mengingat Sisilia menjadi incaran pembunuh, Ambrosio tidak ingin mengekspose istrinya terus menerus. Sisilia diminta pulang ke rumah bersama Kotaro dan Kioshi. Semobil dengan Kotaro serasa dalam satu kandang dengan harimau kelaparan. Sisilia tak berkutik.

"Kau tahu banyak soal racun tanaman, ha?" selidik Kotaro yang duduk bersisian dengan menantunya.

Sisilia tidak berani mengangkat wajahnya. "Hai, Otou-sama," sahutnya pelan. "Di Kutub Utara kami meneliti tanaman yang memiliki beragam khasiat. Meskipun banyak tanaman dan bunga-bunga yang beracun, dengan penanganan yang tepat, racun mereka bisa menjadi obat, bahkan anti kanker, mengalahkan obat kimia kemoterapi."

"Sayang sekali, kau tidak memiliki semua anti racunnya, 'kan?"

Sisilia sadar Kotaro akan selalu menilai dari sisi buruknya. "Hai, Otou-sama, karena itu saya akan bekerja lebih keras lagi. Saya akan menemukan semua zat dari anti racun itu." Sisilia akan berkata apa saja agar Kotaro tidak mencercanya.

"Heh, tetapi sepertinya kemampuanmu itu tidak banyak berguna saat ini. Penebar racun sudah melancarkan aksinya, sedangkan kau, selangkah pun kau tidak bisa mendahului penjahat itu."

Ingin sekali Sisilia berteriak memberitahu bahwa itu bukan urusannya, bukan salahnya, tetapi mungkin Kotaro akan membunuhnya saat itu juga, Sisilia memilih tutup mulut.

Pria tua itu tersenyum lebar. "Hmm, akhirnya kau kehabisan kata-kata, ya? Hahahaha." Sisilia menggigit dalam bibirnya, menahan diri agar tidak terpancing emosi atau pun menitikkan air mata di depan Kotaro. Setetes pun, dia tidak akan memperlihatkannya.

*
*
*
Sangat melegakan menemukan para tetua klan masih hidup dan sempat diselamatkan dari bahaya keracunan. Ambrosio, Hiro dan Ren tiba di kediaman tetua Klan Suzuki saat Yui Yoshimitsu telah menolong Nobu Suzuki. Laki-laki tua renta itu dibaringkan di futon setelah Yui menyerap racun dalam tubuhnya. Wanita muda itu memuntahkan darah hitam pekat ke dalam bejana. Napasnya pendek terengah, bulir-bulir keringat dingin mengalir di keningnya.

"Yoshimitsu-san!" seru Hiro sambil berlutut di sisi Yui dan memegangi pundaknya. Ambrosio dan Ren berdiri di tepi ruangan memperhatikan. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Hiro prihatin. Pelayan wanita Yui menyerahkan sapu tangan untuk Yui mengelap sisa darah kotor di sudut bibirnya.

"Aku baik-baik saja," sahut Yui sambil mengatur napas. "Terima kasih, Yamazaki-san!" Yui wanita yang sopan dan lemah lembut. Hidup dalam keluarga yang konservatif, Yui kerap memakai kimono dengan rambut disanggul berhias bunga akrilik.

Yui menyelamatkan ayahnya yang terkena racun dari karangan bunga. Merasa khawatir tetua lain mengalami hal serupa, Yui menelepon beberapa klan dan bergegas mendatangi kediaman Tanaka. Dari kediaman Tanaka, Yui menuju kediaman Suzuki dan berhasil menyelamatkan Nobu Suzuki tepat waktu. Pria itu masih lemah, tetapi akan pulih karena seluruh racun telah dikeluarkan dari tubuhnya.

Play In Deception 2: Camouflage (END)Where stories live. Discover now