53. Save Me

1.2K 125 11
                                    

Ambrosio menggaruk-garuk pelipis dan pipi tirusnya berkedut tersenyum hambar. Ia berdiri di teras Restoran Wakuwaku, bingung mesti ke mana lagi tujuannya. "Di mana kita bisa mendapatkan manisan persik, Sisilia?"

Sisilia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas mini lalu merapatkan mantelnya. "Gampang, kita tinggal mengikuti panduan di ponsel, pasti ada di sekitar sini," jawab Sisilia sambil membaca peta lokasi di layar telepon genggamnya. Dia menyusul ke sisi Ambrosio lalu menggandeng lengannya untuk berjalan bersama. Mereka membaur di kerumunan pejalan kaki, menyusuri deretan toko-toko yang berhias nuansa musim gugur. Warna-warna hangat seperti kuning dan oranye, ranting-ranting kering dan lampu-lampu kecil gemerlapan bak kunang-kunang di tengah kota.

Ambrosio tidak pernah membeli barang semacam permen dan buah-buahan, jadi ia merasa asing untuk mencarinya. Ia bisa saja menyuruh anak buahnya, tetapi Sisilia ingin mereka jalan bersama sekaligus menikmati keramaian di malam hari.

Ambrosio melihat toko menjual permen empuk rasa persik dan ingin membelinya, tetapi Sisilia menolak. Dia menggeleng tegas. "Aku ingin buah persik asli," katanya. "Tetsuya suka bermain berpetualang seperti Momotaro. Itu membuatku ingin makan buah persik (momo)."

Ambrosio tidak mendebatnya. Ia merangkul Sisilia sambil berjalan dan sesekali menghidu puncak kepala Sisilia. Ia merasa Sisilia hanya ingin bermanja-manja dengannya. Suatu hal yang jarang mereka lakukan karena terpisah selama Sisilia bekerja.

"Sepertinya ini tokonya," ujar Sisilia. Mereka berhenti di depan sebuah toko bernama Anzu-ame, toko menjual manisan buah-buahan. Di rak dalam toko, berjejer permen dari buah-buahan segar. Buah utuh yang dilapisi karamel gula dan dipasangi stik kayu sebagai pegangan seperti permen lolipop.

Toko itu juga menjual beragam buah kering dengan kualitas premium

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Toko itu juga menjual beragam buah kering dengan kualitas premium. Sisilia membeli 2 stik persik karamel dan sekantong kecil manisan persik kering.

Keluar dari toko itu, dia segera memakan persik salut karamel sambil berjalan. Ambrosio mengiringinya. Melihat mulut Sisilia penuh melahap buah itu, Ambrosio menjadi jengah. "Bukankah sebaiknya kita makan di rumah saja, Sisilia?" tegurnya karena Sisilia melangkah menjauh dari lokasi mobil mereka. Persik karamel itu tampak menggiurkan, tetapi ia ingin memakannya dengan cara yang lebih intim. Ambrosio garuk-garuk kepala lagi karena Sisilia mengabaikannya. Sisilia bahkan menyodorkan setangkai permen itu ke dalam mulutnya. "Rasanya enak, Ambrosio, cobalah!" Ambrosio tak punya pilihan lain kecuali menggigit buah yang sudah kadung berada dalam mulutnya. Rasanya memang sangat enak. Renyah, manis berair menyegarkan.

Setelah persik karamel itu habis, Sisilia mengemil sekantong buah kering di tangannya. Potongan buah yang empuk mengkerut itu rasanya manis dan sedikit lebih asam daripada buah segar, tetapi rasa asam itu yang sangat diinginkannya.

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।
Play In Deception 2: Camouflage (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें