Play In Deception 2: Camouflage (END)

39. The Unseen that Really Kills

Akhirnya ... memasuki fase tanggap darurat 😷
Semoga pandemi ini cepat teratasi.
Nakes, fighting!!!

Kalian, di rumah aja yaa!
Kalau gak ada kerjaan, baca ceritaku trus vote 🌟 semuanya 😂😂😂
Ngarep.

*
*
*

Virus itu sudah lama ada, hanya saja baru kali ini menginfeksi manusia. Jika korbannya sedikit, mungkin tak akan ada yang peduli, sejarah tidak akan mencatatnya. Kejadian ini tidak akan muncul di Wikipedia. Tak akan ada sejarah kelam yang diceritakan kepada anak cucu kita kelak.

Dengan sebuah pandemi, di zaman secanggih ini, di kehidupan yang serba cepat dan praktis, melihat ribuan nyawa melayang tiap harinya, manusia akan menyadari bahwa diri mereka tak lebih dari butiran debu. Saatnya kembali ke fitrah manusia, tunduk pada Yang Maha Kuasa.

It all returns to nothing,
It all comes tumbling down, tumbling down, tumbling down ....

Lagu itu terngiang dalam kepala Sisilia saat dia membuat catatan di meja pemeriksaan. Sorot matanya jatuh pada tanggal yang tampil pada monitor alat di depannya. Sebuah alat pembaca molekul DNA. Tiga hari berlalu sejak kejadian di Hitomi Bakery. Kaito seharusnya sudah resah dan tidak akan bisa bersembunyi lagi. Ia pasti mengharapkan mendapat anti racunnya (atau antivirus, jika pria itu sudah mengetahui bahwa yang menyerang tubuhnya bukan zat racun, melainkan virus).

Namun bisa jadi Kaito sudah mati dan membusuk di suatu tempat tanpa ada yang tahu. Itu adalah hal yang tidak diinginkan Sisilia karena dalam tubuh Kaito telah menjadi tempat Neurovirus22 (NV22) memperbanyak diri. Jasadnya harus dimusnakan sesuai standar kemanan biologis jika tidak ingin virus itu menyebar ke mana-mana dan menyebabkan penyakit.

Semua organisme yang menyebabkan penyakit disebut kuman, termasuk bakteri dan virus. Juga teman makan teman, hahaa, tetapi spesies ini tidak akan dibahas di sini. Ada perbedaan signfikan antara bakteri dan virus.

Bakteri (Bacteria)