42. Kogarashi

1K 106 11
                                    

(05/04/2020)
Hai, gaes, makasih ya buat yang sudah nanyain kabarku. Mueheheh, minggu kemaren aku rada sibuk gitu. jadi ini lanjutannya, baru aja nongol lagi, wkwkwk
happy reading!!

*
*
*

Kogarashi (木枯らし):  Pohon Layu

Bunyi denting lonceng angin terngiang dalam kepala Sisilia. Manik bening hujan yang menggantung pada ujung daun di pohon seberang Azteca Lab terlihat jelas di pelupuk matanya. Dia menatap Ren Nakamura dengan mata berbinar. Sisilia bangkit dari kursi. "Ada sesuatu yang akan kutunjukkan padamu mengenai zat itu," ujarnya lalu melangkah menuju lift ke lantai atas. Ren bergegas mengikutinya.

"Aku sedang berusaha menemukan penangkal zat itu. Kami menamainya Unkown Number 666, disingkat menjadi U666, senyawa kimia yang menstimulasi tubuh dan hasrat terdalam seseorang menjadi lebih kuat, mungkin mengabaikan segala bentuk kewajaran, akal sehat dan rasa kemanusiaan." Sisilia menekan tombol lift agar terbuka dan mereka masuk ke dalamnya.

"Seven deadly sins," gumam Ren. Sisilia terdiam menatapnya sementara lift bergerak ke atas. Seven deadly sins atau 7 dosa besar, yaitu dosa utama yang jika dilakukan akan diikuti dengan perbuatan-perbuatan tercela lainnya. Kesombongan, ketamakan, iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan dan kemalasan. "Kau benar," ujar Sisilia kemudian. "Hal itu tidak terpikirkan olehku sebelumnya."

"Semua perbuatan tercela ada dalam jiwa setiap manusia, kau tidak akan bisa menghilangkannya. Tanpa U666 pun banyak manusia yang melakukan 7 dosa besar itu. Semuanya tergantung kendali diri. Orang berbuat jahat karena memang jahat. Lagi pula dalam dunia ini harus ada keseimbangan, tidak mungkin semua orang baik."

"Tetapi jika seseorang tidak punya kekuatan mengendalikan dirinya, U666 akan mengambil alih dan dampak buruknya tak terkendali. Tidak akan ada keseimbangan yang kau maksud itu, Nakamura-san. Kita tidak ingin hal itu terjadi, 'kan?" tukas Sisilia. Mereka beradu pandang hingga lift berbunyi dan pintu logam itu terbuka. Ren tidak menyela lagi. Ia  bisa melihat tekad Sisilia begitu besar untuk membuat zat penangkal U666, padahal jika dia menggunakan zat itu sebagai formula khusus untuk memperkuat prajurit klan Yamazaki, Marco-sama bisa menjadi penguasa digdaya di muka bumi ini.

Sisilia berada selangkah di depan Ren dan mengajukan pertanyaan yang membuat pria itu tersentak. "Kau sendiri, kenapa tidak menggunakan U666? Itu bisa membantumu menghasilkan kekuatan yang lebih besar."

"Ah, aku ... secara pribadi aku tidak suka zat asing masuk ke dalam tubuhku," jawab Ren. "Lagi pula, aku tidak suka dikendalikan orang lain."

Sisilia mengajak Ren ke dalam laboratoriumnya. Mereka mengenakan pakaian pengaman sesuai standar. Pembicaraan mereka dibantu dengan alat pengeras suara di telinga.

Ren mengamati sekeliling ruangan laboratorium dengan kemanan biologis level 3 itu. Berbagai mesin analisis, bilik-bilik tes dan bilik-bilik hewan percobaan tersusun rapi. Tiga orang petugas tampak mengamati tikus-tikus lab yang berlarian dalam bilik kaca. Ren melihat beberapa tikus yang diisolasi dalam bilik tersendiri. Mereka tampak lesu, tidak bergairah.

"U666 sensitif terhadap cahaya. Semakin tinggi kadar U666 dalam darah hewan percobaan, maka ia akan semakin sensitif terhadap cahaya. Kami mencoba mencuci darah mereka melewati sinar UV dan inilah hasilnya," ujar Sisilia menjelaskan. "Sangat jelek. Meskipun konsentrasi U666 berkurang drastis, radiasi itu juga merusak sel-sel darah, menurunkan daya tahan tubuh mereka serta menimbulkan kerusakan pada organ dalam. Jika diterapkan pada manusia, bukannya menyembuhkan, malah memperburuk keadaan apalagi jika orang itu terluka."

"Radiasi UV memang memiliki dampak buruk, lagi pula yang kau lakukan hanya mengurangi, tidak menghilangkan zat tersebut," sela Ren. "Jika kau menghadapi lawan berbahaya dan tak dapat dikendalikan, mengeliminasinya adalah tindakan terbaik yang harus dilakukan."

Play In Deception 2: Camouflage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang