26. Taiyō

1.2K 112 23
                                    

Covid-19 merebak. Stay safe and healthy, everyone!!

*
*
*

Pagi yang indah di musim gugur. Mentari hangat menyinari. Cahayanya membias seperti anak panah melesat di antara ranting pepohonan. Sisilia memicingkan mata dan menggunakan punggung tangannya untuk menepis cahaya yang menyilaukan. Rambut hitam panjangnya berbias kemerahan diterpa sinar matahari. Sisilia berpaling membelakangi matahari dan menyimpan tangan ke dalam saku mantel cokelat yang dikenakannya.  Mereka berada di taman terbuka hijau di seberang rumah sakit untuk memeriksa lokasi itu, mencari sisa-sisa jejak Shira, si Vampir Bayangan. Dia mendekati Ambrosio yang tengah berjongkok memeriksa sesuatu di permukaan aspal persis di tempat dia terjatuh malam tadi saat para ninja pembunuh bayaran menyerangnya. Anak buah Ambrosio mengamankan tempat tersebut dari orang yang lalu lalang dengan memasang tanda rekonstruksi. Pohon-pohon di taman itu memang tampak berantakan karena kena pangkas senjata Madame Setsuna. 

Ambrosio yakin ia telah melukai Shira dan mungkin ia bisa menemukan tetesan darahnya untuk di analisa. Sisilia pesimis mereka akan menemukan tetesan darah Shira, apalagi menemukan zat U666. Matahari sudah bersinar terang. Jika cahaya ultraviolet dari matahari merusak zat tersebut, kemungkinan besar mereka tidak akan menemukannya lagi.

"Sisilia, lihat ini!" Ambrosio berseru tanpa mengalihkan matanya dari jejak di aspal. Sisilia berjongkok di sisi suaminya dan mulai memasang sarung tangan karet berwarna merah muda. Terdapat beberapa tetes cairan hitam di permukaan aspal. Sisilia menyiapkan tabung sampel dan pengusap kapas steril. Dia mengambil sekelumit cairan hitam itu dan menatapnya lekat. Cairan hitam yang kental, nyaris mirip oli bekas. Sisilia memasukkan pengusap kapas yang telah mengandung sampel ke dalam tabung lalu meletakkannya ke dalam kotak penyimpanan. 

"Bos!" Seorang anak buah Ambrosio berseru sambil tergopoh membawa kantong plastik berklep. Di dalamnya terdapat sebuah shuriken dengan 4 mata pisau. Shuriken milik Ambrosio. Sisilia menyambut barang temuan itu dan memperhatikan dengan saksama isi plastik transparan itu. Shuriken tersebut berlumuran cairan hitam persis dengan yang diambilnya dari tanah. "Menarik sekali," gumam Sisilia.

Sisilia menyimpan shuriken itu bersama tabung sampelnya. Dia menutup rapat-rapat kotak penyimpanan dan membereskan peralatannya. Mereka telah menemukan apa yang mereka cari. Bersama Ambrosio, dia masuk ke mobil dan pergi menuju Azteca Lab. 

Di ruang analisa, Sisilia mulai memproses sampel. Ambrosio menunggu di ruang kerja Sisilia yang bersebelahan dengan ruang analisa. Ia duduk di balik meja kerja, mengamati wanitanya dari jendela observasi. Sisilia mengenakan jas lab dan alat pelindung lainnya. Dia memeriksa cairan hitam di aspal dan di shuriken, sekaligus memeriksa kandungan zat U666 dalam sampel darah yang diberikan Ambrosio padanya. Pemeriksaan darah perlu waktu yang lebih lama karena cairan darah lebih kompleks, sedangkan sampel dari shuriken dan usap cairan di aspal selesai lebih dulu.

Dari mikrofon yang menempel di telinganya, Sisilia bicara pada Ambrosio. Pengeras suara di meja kerja mengeluarkan suaranya. "Sampel dari usap cairan di aspal dan shuriken merupakan zat yang sama, Ambrosio, U666." 

"Apa kau yakin, Sisilia?" sahut Ambrosio.  Mereka bertatapan melalui kaca observasi. Sisilia mengangguk mantap. "Kemurniannya 99%, tidak diragukan lagi. Jika ini darah Shira, maka ini bukan darah manusia. Kurasa karena itu zat ini bisa bertahan setelah terpapar sinar matahari. Kadar U666-nya sangat pekat."

"Terpapar sinar matahari ... maksudmu?"

"Aku secara tak sengaja mengetahui bahwa U666 peka terhadap sinar ultraviolet. Tadinya aku khawatir kita tidak akan menemukan zat U666 dalam bahan yang telah terpapar sinar matahari."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Play In Deception 2: Camouflage (END)Where stories live. Discover now